Prioritas.co.id, Takengon – Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar menyatakan duka yang mendalam atas wafatnya Pewaris Kesultanan Aceh, Sultanah Putroe Safiatuddin Cahya Nur Alam.
“Rakyat Aceh Tengah turut berduka dengan wafatnya Sultanah Putroe Safiatuddin Cahya Nur Alam,” ungkap Shabela dalam siaran pers kepada media ini, Kamis 7 Juni 2018.
Seperti dilansir beberapa media, Sultanah Putroe wafat pukul 06.45 WITA, Rabu 6 Juni 2018 di Mataram NTB. Hari itu juga Jenazah diterbangkan ke Aceh dan dikebumikan di kompleks makam Sultan Iskandar Muda.
Menurut Shabela, bagi rakyat Aceh Tengah, Sultanah Putroe punya hubungan historis yang lebih erat, karena Kesultanan Aceh Darussalam didirikan oleh turunan Linge, Gayo, bernama Johansyah atau Merah Johan, seperti ditulis dalam buku ‘Silsilah Raja Islam di Aceh dan Hubungannya dengan dengan raja-raja Islam Nusantara’ karangan Pocut Haslinda Syahrul.
Bahkan ramai diberitakan media, Sultanah Putroe sangat ingin menjenguk Linge, karena menurutnya dari sanalah leluhurnya berasal. Namun, sayang keinginan Sultanah Putroe tidak kesampaian hingga beliau wafat.
Anggota DPR RI asal Aceh, Tagore Abubakar juga pernah menjenguk Sultanah Putroe di Mataram dan menawarkan tempat tinggal yang layak di Aceh Tengah.
“Kita do’akan semoga amal ibadah beliau diterima disisi ALLAH SWT,” ucap Shabela.
Sultanah Putroe Safiatuddin Cahya Nur Alam adalah anak dari Tuanku Raja Ibrahim bin Sultan Muhammad Daodsyah sebagai sultan Aceh Darussalam terakhir yang memimpin perang melawan Belanda.
Pada November 2017 lalu, Sultanah pernah diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara di Jakarta untuk menerima plakat dan piagam gelar Pahlawan Nasional atas nama Almarhumah Laksamana Keumalahayati. (sidaknews.com)