Kekecewaan itu disampaikan Rudi Warga Panyabungan III setelah dia membeli dua karung beras ber merek SPHP ukuran 5 kilogram yang dihargai 51.500 rupiah per karungnya di Pasar Murah.
Rudi mengetakan dua hari setelah beras itu dibeli, ia dikejutkan dengan kualitas beras yang sudah berjamur dan mengeluarkan bau tak sedap dan menggumpal.
“Bagaimana ini kok bisa pemerintah menjual beras kualitasnya seperti ini, kalau bisa kami minta ganti rugi lah, kalau ngak gimana caranya supaya beras ini bagus dan bisa kami konsumsi kembali,” ucap Rudi.
Selain itu, kata Rudi ketika dimasak, beras tersebut juga rasanya lain dan tak seperti beras pada umumnya. “Ketika dimasak pun rasanya lain, agak keras dia,” tambah Rudi.
Karen sudah terlanjur membeli beras yang sudah rusak. Rudi juga mengaku menyesal dan lebih baik membeli beras kiloan di warung daripada membeli beras yang dijual di Pasar Murah tersebut.
“Di atas berasnya terlihat bagus, namun di bagian bawah karungnya itu yang menggumpal dan berubah warna menjadi biru dan hijau serta berbau busuk,” ungkap Rudi.
Tak lupa, Rudi juga memohon kepada pemerintah Kabupaten Madina agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
“Kasihan masyarakat, di saat harga beras sedang melambung tinggi, ada juga yang jual beras seperti ini,” kesal Rudi.
Sementara, Kepala Dinas Ketapang Kabupaten Madina, Taupik Zulhandra Ritonga yang dikonfirmasi wartawan mengaku kerusakan pada beras murah yang dijual pada pasar murah terjadi lantaran terkena air hujan waktu pengantaran dari gudang menuju Pasar Murah.
“Kalau ada warga yang mengalami hal serupa, dimohon datang ke kantor Dinas Pertahanan Pangan Kabupaten Madina agar ditindak lanjuti,” ucap Taufik. (putra)