Prioritas.co.id.MT – Ketua Tim Temba Lajar, Abdul Rajak menyatakan timmya siap mengawal dan mensukseskan Pilkades serentak di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan dilaksanakan pada 31 Oktober. Pemilihan Kepala Desa masa bakti 2019-2025 tersebut akan digelar secara serentak di 68 Desa di Kabupaten Manggarai Timur.
” Kami ingin memastikan bahwa Pilkades pada tahun ini berjalan dengan aman, damai dan sukses,” kata Abdul Rajak dalam siaran persnya, Kamis (3/10/2019).
Untuk Itu, dalam acara sosialisasi didesa Nanga Mbaur, Kecamatan Sambi Rapas, yang dihadiri oleh tokoh Agama,tokoh masyarakat,tokoh muda,dan tokoh perempuan, ia mengajak tim dan keluarga besar Temba Lajar untuk selalu menjaga komunikasi dalam kondisi apapun. Menghindari ujaran kebencian dan tidak menjatuhkan bakal calon yang lain.
Pemilihan kepala Desa Nanga Mbaur merupakan salah satu Pilkades yang akan berlangsung pada tanggal 31 Oktober 2019 nanti.
“Partisipasi kita akan menentukan sukses tidaknya Pilkades serentak ini. Mari gunakan hak pilih kita demi terciptanya Pemilihan yang Demokratis,”ujarnya.
Salah satu tokoh masyarakat setempat Ibrahim Hamid dalam pertemuan tersebut mengatakan akan maju dan siap bertarung dalam pemilihan kepala Desa Nanga Mbaur. Sebagai bentuk keseriusannya, ia telah melewati proses seleksi ketat yang dilakukan oleh panitia Pilkades.
“Dalam seleksi tersebut saya dinyatakan lolos secara administratif tanpa memiliki kendala apapun,”ujarnya.
Sekretaris Umum Temba Lajar, Edy Gunawan menambahkan, Tim Temba Lajar, menyambut baik majunya Ibrahim Hamid sebagai salah satu calon dalam Pilkades Desa Nanga Mbaur. Sebagai putra asli kelahiran Desa Nanga Mbaur Pria yang akrab disapa Ibrahim ini layak diberikan kepercayaan.
“Hari ini beliau hadir ditengah kita untuk maju dan bertarung dalam Pilkades Desa Nanga Mbaur. Bicara pengetahuan, pengalaman, kepemimpinan beliau semua tuntas dan Khatam secara totalitas,” ucap Gunawan.
Alasan lain mendukung putra Daerah asli kata Gunawan, dibawah kepemimpinannya akan menjaga dan merawat tradisi daerah. Namun, apapun alasannya bukan berarti harus memilih tokoh tersebut.
“Walaupun secara pilihan kita berbeda namun persaudaraan tetap dijunjung tinggi. Jangan nodai momen Pilkades ini menjadi penyebab perpecahan karena kita semua bersaudara” pungkas Gunawan.(dani/rls)