Prioritas.co.id.Muba – Beberapa tim peserta turnamen sepakbola Piala Gubernur Sumsel U-20 wilayah Muba, terutama yang melaju ke semifinal mengaku kecewa dan protes dengan panitia pelaksana turnamen. Pasalnya, hadiah berupa uang pembinaan yang ditransfer panitia pelaksana jumlahnya tidak sesuai dengan yang diumumkan alias dipotong.
Setelah ditelusuri, ternyata jumlah yang dipotong masing-masing tim berbeda. Mulai Rp 300 – 500 ribu per tim, panitia beralasan untuk pembayaran pajak hadiah yang dibayar melalui rekening Bank Sumsel.
“oohh maap pak,, kami sebagai penghubung saja,, semuanya sudah masuk rekening masing-masing tim pemenang. Jika ada hal hal yang diluar itu, mohon maap pak kami belum mendengarnya, tapi jika ada nanti kami akan panggil manager timnya untuk klarifikasi.” jawab salah satu oknum pejabat Dispopar Muba berinisial (Y) melalui akun whatsappnya kepada Prioritas.co.id, Rabu (7/8/2019).
Namun ketika disinggung adanya hadiah uang pembinaan yang dipotong, pejabat Dispopar Muba yang disebut-sebut sebagai penanggung jawab turnamen tersebut membenarkan hal itu. Namun menurut dia, pemotongan tersebut dilakukan untuk pembayaran pajak yang jumlahnya tidak lebih dari 6 persen.
“Betul pak, sebesar 6 persen untuk pajak, kalau tak percaya nanti saya mintakan bukti setornya ke Bank Sumsel,” ujarnya.
Disaat media tengah chating di akun whatsapp dengan (Y) tiba-tiba salah satu manager tim sepakbola piala Gubernur Sumsel yang sempat membenarkan tidak utuhnya uang pembinaan yang mereka terima mengklarifikasi bahwa semua persoalan sudah diselesaikan pihak panitia, termasuk kekurangan hadiah uang pembinaan.
“Maaf pak masalah kekurangan hadiah uang pembinaan yang bapak tanya tadi barusan sudah diselesaikan panitia. Mereka minta maaf karena ada kesalahan aliran dana yang ditransfer via Bank Sumsel,” kata M Muzir manager tim sepakbola Pagar Kaya, Kecamatan Sei Keruh memberikan klarifikasi.
Muzir awalnya tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya atas kejadian tersebut. Karena nilai uang tersebut sebenarnya sangat kecil dibandingkan biaya pembinaan pemain yang telah mereka habiskan untuk menggembleng talenta-talenta muda Desa Pagar Kaya sehingga menjadi salah satu tim yang disegani.
Ia juga tak menampik ketika tim besutannya dijagokan banyak kalangan menjadi penantang serius tim PPLPD Muba yang akhirnya keluar sebagai juara Piala Gubernur Sumsel U-20 wilayah Muba yang sekaligus menjadi tiket sebagai wakil Muba berlaga ditingkat provinsi bersaing dengan juara kabupaten dan kota lain di Sumsel.
“Dibandingkan PPLPD, meski akhirnya meraih juara tiga setelah mengalahkan Smektris 2-1 tim Pagar Kaya tentu tak sepadan. Mereka dibentuk dari talenta pilihan yang memang disiapkan sebagai atlit, sementara tim kami adalah seratus persen budak dusun yang memang sudah berlatih bersama dalam waktu yang cukup lama. Itupun kami lakukan disela-sela kegiatan lain layaknya hidup dikampung termasuk menyadap karet” imbuhnya.
Tokoh pemuda Pagar Kaya tersebut mengatakan timnya sempat merasa tersanjung ketika mendapat bonus dadakan dari Bupati Muba sebesar Rp 1 Juta yang diberikan saat penutupan. Namun rasa bangga tersebut menjadi pupus akibat tindakan oknum panitia yang memberikan hadiah uang pembinaan tak sesuai dengan yang diumumkan.
“Kami salut dan bangga ketika pak Bupati memberikan bonus tambahan. Namun kami juga kecewa dengan kejadian ini, semoga kejadian ini tidak terulang dimasa mendatang,” pungkasnya. (dani)