Prioritas.co.id, Solo – Tersangka penyebar hoaks, server KPU diseting untuk menangkan Jokowi, Wahyu Nugroho (54) yang ditangkap beberapa waktu lalu dikenal sedikit tertutup di kampungnya. Wahyu selama ini tinggal di Kampung Tapen, Rat 1 RW 6, Nusukan Banjarsari, Solo.
Wahyu tinggal menempati rumah bernomor 44 di Jalan Jenggolo II Utara. Ketua RW 6, Indaryanto (49) mengatakan, bahwa Wahyu bukanlah warga asli Tapen. Wahyu baru menempati rumah tersebut lebih kurang 10 tahun silam.
Selama ini, Wahyu dikenal cukup bagus dalam bersosialisasi. Meskipun, cukup jarang menghadiri kegiatan warga. “Seperti kumpulan RT atau kegiatan lain jarang datang. Karena kan dia lebih sering di Jakarta. Tapi orangnya baik,” kata Indaryanto, Selasa (18/6).
Mengenai profesi Wahyu, Indaryanto mengaku tidak tahu secara pasti. Selama ini dirinya hanya mengetahui kalau bidang yang ditekuni Wahyu adalah IT. Dan menurut informasi yang didapatkannya, Wahyu adalah seorang dosen di salah satu kampus.
“Tapi tepatnya di kampus mana saya juga tahu. Dia kan sarjana komputer, tapi kami jarang ketemu jadi jarang ngobrol juga. Orangnya kan juga jarang balik Solo, seringnya dj Jakarta,” tambah Indaryanto.
Ketua RW itu juga mengaku sempat kaget saat mengetahui, warganya ditangkap polisi gara-gara menyebar berita hoaks. Indaryanto menambahkan, dirinya juga sempat diminta untuk menyaksikan saat penangkapan Wahyu.
“Saat penangkapan saya diminta menjadi saksi. Dan ada surat penangkapan warga. Saya baru tahu kalau Wahyu terlibat itu,” ucapnya. Sementara itu, istri Wahyu, Sri Haryanti diketahui langsung drop saat mengetahui suaminya ditangkap polisi.
Menurut informasi, Sri saat ini tengah dirawat di salah satu rumah sakit di Solo.
“Sejak ditangkap itu, istrinya langsung sakit. Dan saat ini masih dirawat di rumah sakit,” tutup Indaryanto. (Red)
