Prioritas.co.id.muba-Melejitnya nama Taman Toga sebagai salah satu destinasi wisata alam yang menghadirkan suasana patut diacungi jempol. Hal ini telah menempatkan taman toga sebagai pilihan wisata masyarakat Sumsel bahkan luar daerah dalam menikmati suasana liburan.
Sejumlah aturan pengetatan yang dilakukan pemerintah terkait penanganan Covid 19 yang berdampak sepinya berbagai tempat wisata, bukanlah situasi yang harus ditangisi. Berjalan dari keyakinan Pemerintah bakal mampu mengendalikan situasi menuju kehidupan normal, dengan segenap upaya manajemen Taman Toga yang terletak di Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin berbenah. Tak tanggung-tanggung demi memanjakan dahaga penikmat pariwisata, management Taman Toga menghadirkan literatur sejarah budaya lokal berupa relief sejarah yang memuat asal muasal masyarakat Mangun Jaya.
Dan yang tak kalah heboh, management Taman Toga juga menghadirkan cerita rakyat legenda tanah Pasundan dengan menempatkan patung Nyi Roro Kidul hingga Nyi Blorong lengkap dengan berbagai tatanan menggambarkan kehidupan masa silam. Dan yang menarik, bagi calon pengantin yang ingin merasakan suasana tersebut, manajemen Taman Toga juga berencana mengakomodir melalui paket wedding. Dimana penganten akan menjadi raja dan ratu menduduki singgasana Nyi Roro Kidul dengan aura mistis dan sakral sebagai penanda melepas masa lajang.
Cerita legenda asal mula penduduk Kelurahan Mangun Jaya. yang dulunya bernama ‘MANYAYE’ seperti diceritakan owners Taman Toga, Abusari Burhan SH M.Si, merupakan penduduk yang tersisa hanya seperahu papan. Hal ini terjadi paska suatu peristiwa yang merupakan tragedi terjadi ditengah kerajaan yang bernama IQIQ sebagai penguasa pada masa tersebut. Dan dimana tempat keluarga seperahu papan terdampar disitulah keturunan seperahu papan menjadikan tempat tersebut tempat bermukim.
Saat itu kerajaan dipimpin seorang Raja bergelar Remanting Koneng sementara penduduk yang tersisa hanya seperahu papan yang hidup berpindah pindah menggunakan perahu papan tampa. Berbagai upaya mempertahankan hidup dilakukan, meski hanya sebatas perahu mereka hidup terbawa arus sungai mengikuti arus Sungai Keruh yang bermuara ke Sungai Punjung dan akhirnya sampai di sungai Musi tanpa mendayung. Perahu tersebut akhirnya kandas terdampar pada sebuah tepian Sungai Musi yang terletak dihilir Desa Muara Punjung saat ini, persis disebelah ilir jembatan Musi Mangun Jaya sekarang.
Konon menurut Abusari hal ini terjadi akibat kutukan orang sakti bernama Tuan Burung Jauh. Orang sakti tersebut bermukim di daerah ulu Sungai Keruh dengan arah lokasi menuju daerah Plakat Tinggi.
Dimana Sungai Keruh itu sendiri merupakan anak Sungai Punjung yang terletak diseberang Desa Muara Punjung sekarang. Setelah sekian lama, MANYAYE pun menjadi daerah pemukiman baru yang semakin ramai, dan terus berkembang. Hingga akhirnya daerah yang menginduk ke Desa Muara Punjung tersebut dimekarkan.
“Lepas dari Desa Muara Punjung, MANYAYE akhirnya menjadi desa tersendiri yang bernama Bangun Jaya. Sejalan dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah penduduk juga keinginan penguasa pada zaman orde baru akhirnya menjelma menjadi Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman,” kata Abusari, Minggu (1/5/2021) seraya menambahkan keberadaan Taman Toga dan Kebun Agrowisata saat ini dibina dan dikelola keluarganya yang merupakan keturunan orang seperahu papan yang terdampar dari kerajaan dalam cerita legenda asal muasal penduduk Mangun Jaya.
Sementara proses pengerjaan relief cerita sejarah legenda tanah Pasundan di Taman Toga Mangun Jaya saat ini telah memasuki finishing. Pengecatan berbagai ornamen pendukung ditargetkan selesai sebelum lebaran. Dilokasi ini ada patung Nyi Blorong dikawal sepasang Buaya dan ular Cobra. Tak kalah dengan Nyi Blorong, Patung Nyi Roro Kidul yang terlihat horor dengan pengawal Naga Emas dan Harimau kumbang. Dalam wujud lain, juga terlihat patung Putri Duyung separuh manusia dan separuh ikan yang dikelilingi dayangl dayang Nyi Roro Kidul. Dan melengkapi cerita Nyi Roro Kidul, sang ratu pantai selatan terlihat tengah mengendarai kereta Kencananya. Nyi Roro Kidul seakan hadir ditengah Taman Toga, menunggangi kereta kencana yang ditarik dua kuda. Sementara pemandangan dibelakangnya dihiasi pemandangan lautan luas. Suasana tersebut terasa sangat artistik didukung dengan penataan relief yang sangat indah.
“Pengunjung bakal merasa berada ditengah gulungan ombak yang angker dimana terlihat pemandangan kapal yang sedang karam. Dan kami beritahukan juga disini kami membangun istana Nyi Roro Kidul dengan dua kursi untuk acara weeding. Dilokasi ini juga ada patung Prabu Siliwangi dengan relief 9 Harimau,serta ada kursi berbentuk tangan manusia beratapkan jamur, patung kupu kupu dan lambang Love yang semua ini kami rangkai sebagai bentuk kecintaan kami dengan sejarah,” tutup Abusari yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel tersebut. (Dani)