Sukseskan TJPS Melalui Optimalisasi Lahan Kosong, Bentuk Koperasi Hingga Peran Orang Muda

0
209
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do saat mengadakan pertemuan bersama masyarakat di Desa Toto Mala, Kecamatan Wolowae, photo dok: Prioritas

Nagekeo, Prioritas.co.id – Senin 24 Oktober 2022 Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do menggelar pertemuan bersama masyarakat di Desa Toto Mala, Kecamatan Wolowae. Dalam pertemuan yang berlangsung di basecamp Bridge Academy ini, Bupati dan masyarakat setempat membahas terkait komitmen bersama menyukseskan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut beberapa Kepala Dinas terkait diantaranya Kepala Dinas BPMD dan P3A Kabupaten Nagekeo Sales Ujang Dekrasano, Kepala Dinas Pertanian Oliva Mogi, Kepala Dinas Peternakan Clementina Dawo danKepala Dinas Koperindag dan UMKM Maria Krystildis Simporosa Djawaria. Hadir pula staf yang merupakan utusan Dinas Pertanian Provinsi NTT yang mengawasi program TJSP, Kepala Bank NTT cabang Mbay Mathias Nara Tifaona, Camat Wolowae Gerry Koro, PPL, aparat Desa Toto Mala dan masyarakat.

Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do saat meninjau kebun dan kandang ternak salah satu warga.

Pertemuan diawali dengan pemaparan dan juga beberapa penekanan dari Bupati terkait program TJPS. Sebelum menjalankan program tersebut, Bupati minta masyarakat yang difasilitasi Dinas baik itu Pertanian dan Peternakan untuk terlebih dahulu mengidentifikasi potensi lahan yang akan ditanami jagung maupun lahan yang menjadi areal untuk peternakan.

Bupati mengatakan umumnya lahan di wilayah Toto Mala menjadi daerah budidaya tanam dan ternak karena hampir seluruh warga bermata pencaharian sebagai peternak. Potensi lahan baik untuk budidaya tanam maupun ternak di wilayah Desa Toto Mala mencapai kurang lebih 1800 Hektar.

Dari 1800 ha sebagian besarnya merupakan lahan kosong (belum produktif) dam sisanya adalah kebun warga yang diisi oleh tanaman perkebunan (Jambu). Karena itu, program TJPS menjadi salah satu momen memaksimalkan lahan kosong untuk dibudidayakan.

Pemerintah kata Bupati, siap memfasilitasi masyarakat, baik berupa alat mesin Pertanian maupun intervensi anggaran pengadaan bibit ternak.

“Jadi tantangan buat kita, bagaimana dengan lahan sekian besar ini kita usahakan untuk budidaya tanam dan ternak. Kita tanam pakan sekaligus tanam tanaman perkebunan” ucap Don Bosco.

Selanjutnya Bupati menyarankan agar lahan tersebut idealnya dijadikan aset Desa, sehingga seluruh masyarakat merasa memiliki dan mempunyai hak yang sama serta bertanggung jawab atas pajak. “Nanti disepakati bersama ulayat, ada kelembagaan di Desa yang mengurus ini” katanya.

Mendorong Pembentukan Koperasi

Selain lahan dijadikan aset desa, salah satu kiat menyukseskan program TJPS agar bisa berjalan continue adalah dengan membentuk koperasi. Sebab dengan berkoperasi setiap individu merasa memiliki dan punya hak yang sama.

“Satu Desa ini semua menjadi anggota Koperasi nanti besar dalam satu payung besar, urusan pembentukan Koperasi seperti apa nanti dengan orang Koperasi, ini saya ada bawa juga Kadis Koperindag dan bidang Koperasi” katanya.

Tujuan lain daripada membentuk Koperasi adalah agar tata kelola proses produksi di bidang pertanian misalnya mulai dari pengolahan lahan pembibitan hingga kepada penasaran diurus Koperasi.

Melalui Koperasi juga nantinya akan menjadi jembatan bagi petani baik itu dengan pihak bank apabila ada masyarakat yang akan mengakses pinjaman bank maupun menjalin kerjasama dengan Offtaker. “Nanti Koperasi yang urus semua, kredit bank berapa, offtakernya berapa sisa diserahkan ke Petani yang menjadi keuntungannya” jelas Bupati.

Terkait pembentukan Koperasi, Kepala Dinas Koperindag dan UMKM Kabupaten Nagekeo Maria Krystildis Simporosa Djawaria menjelaskan bahwa menjelaskan bahwa pembentukan Koperasi tidak seribet yang dipikirkan. Pihaknya siap memfasilitasi pembentukan Koperasi bagi masyarakat sampai kepada pelatihan penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui sosialisasi.

“Untuk pembentukan Koperasi ini saya minta Siapkan data kepengurusan mulai dari nama, nanti kita bisa turun sosialisasi, minta bantuan Kepala Desa untuk fasilitasi” ungkap Djawaria.

Di sisi lain, guna mensukseskan program TJPS ini Djawaria juga berharap ada kolaborasi lintas sektor, baik itu Dinas Pertanian melalui PPL, Dinas Peternakan melalui Dokter Hewan hingga kepada Pemerintah Desa, sebab, Dinas Koperindag dan UMKM hanya sebatas penguatan kapasitas kelembagaan agar Koperasi bisa berjalan Continue.

Kendala Akses Permodalan di Bank NTT

Berbeda dengan tahun lalu yang menggunakan dana hibah dari Pemerintah, Program TJPS tahun 2022 ini dijalankan dengan skema pola kemitraan, yang mana dalam pelaksanaannya petani bekerjasama dengan PT Suaka Bumi Pratiwi sebagai Offtaker dan diwajibkan mengakses pinjaman di Bank NTT untuk modal biaya produksi.

Menurut drh. Suharni Erni Sa’diah salah satu staf Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur yang ditugaskan untuk mengawasi program TJPS di Kabupaten Nagekeo, akses permodalan di Bank NTT tampaknya menjadi suatu kendala tersendiri bagi masyarakat. “Pihak Offtaker nanti yang menyiapkan semua sarana produksi bagi petani” jelas Erny.

Dalam laporan progres TJPS-PK Okmar 2022/2023 Kabupaten Nagekeo sampai saat ini Pengajuan Proses Sistem Informasi Layanan Keuangan (SLIK) 544.55 ha 732 wiman yang Lulus SLIK 308 ha 414 wiman;
Kemudian yang lolos Verifikasi Bank NTT sebanyak 115 ha/ 127 wiman. Selanjutnya, yang lulus Verifikasi Bank (Siap Akad) 115 ha/ 127 wiman dan Akad Kredit 39.5 ha/ 51 wiman;

“Setelah kita verifikasi ternyata petani ini punya tunggakan pinjaman di Bank lain” ungkap Kepala Bank NTT Cabang Mbay Mathias Nara Tifaona.

Menurut Tifaona, besaran Plafon pinjaman guna mensukseskan program ini bervariasi sesuai dengan luasan lahan. Rp 15 juta untuk 1 Ha sementara 0, 5 Ha itu Rp. 5 sampai Rp 10 juta. “Ya kita tentu saja tidak bisa melayani jika tunggakan di Bank lain masih di atas 5 juta, kalau di bawah 5 juta masih bisa cari solusi, kita tidak mau petani ada masalah baru lagi” katanya.

Pro Aktif Orang Muda

Tagline Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo adalah spirit perubahan guna mewujudkan masyarakat Nagekeo yang sejahtera, nyaman dan bermartabat melalui sektor pertanian dan pariwisata.

Dalam konteks Pertanian dan Peternakan, perubahan yang dimaksud tidak hanya mencakup infrastruktur semata, akan tetapi termasuk perubahan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat petani dan Peternak.

Pentingnya bagi petani dan peternak mengupdgrade pola pikir (mindset) dari pola pertanian dan peternakan tradisional ke sistem budidaya yang kontemporer seiring berkembangnya teknologi dan kemajuan zaman.

Di masa kepemimpinan Bupati Don Bosco, Pemerintah Kabupaten Nagekeo melakukan berbagai gebrakan kebijakan di sektor pertanian termasuk menggandeng pihak swasta dalam meningkatkan nilai jual produk pertanian asli Nagekeo.

Oleh sebab itu, Bupati mengajak peran serta orang muda (Kaum Milenial) untuk bisa menangkap peluang untuk bisa meningkatkan ekonomi melalui sektor pertanian dan peternakan. “Anak anak muda ini punya harapan hidup, jangan hanya punga tanah besar-besar tapi hidup miskin. Tanam jagung itu jual bayar hutang orang tua, lahan kosong banyak” tegas Don Bosco.

Melalui organisasi Kepemudaan di desa seperti OMK dan Karang Taruna, Orang muda diharapkan mampu menjadi agen perubahan, dalam menangkap peluang ini. (Arjuna)

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here