Bintan.prioritas.c.o.id – Pada beberapa hari yang lalu, Syaiful Junaidi selaku Ketua RT 001 Perumahan Bella Oktaviary sudah angkat bicara soal Pemkab Bintan cukup tanggap dengan keperluan masyarakat dan semoga juga bisa terlaksana di tempat-tempat lain, Senin (06/11/2023).
Menurutnya di sekitaran Kelurahan Sei Lekop baru-baru ini, Kondisi sekarang dalam keadaan kemarau jadi sebagai warga mengucapkan ribuan terimakasih kepada semua pihak. Kemudian, Kekeringan sudah mau masuk dua bulan juga hujannya tidak ada serta KK di RT satu hampir delapan puluh banyaknya.
Diakuinya belum lama ini di Kecamatan Bintan Timur, yang disalurkan bantuan air bersih ada tujuh puluh delapan KK. Harus didata dahulu mana-mana penduduk yang membutuhkan air & untuk solusi jangka panjangnya meminta pengadaan SPAM ya kemarin telah ada tim yang meninjau demi mengatasi masalah kekeringan cuma tinggal pelaksanaannya mungkin di 2025.
” Karena SPAM Tandon kita sudah ada di atas ya tinggal eksekusi penyalurannya saja nanti, ” Ujar Syaiful ketika dijumpai serta dikonfirmasi awak media waktu kegiatan distribusi bantuan berton-ton air bersih pas sore hari tepat pada pukul 17.17 Wib disana wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Di tempat yang sama, Ketua RW 007 Kampung Jawa, Andri Setiawan ikut menambahkan komentarnya sembari menyambut bantuan pendistribusian air bersih itu sangat bermanfaat dari Bupati Bintan, Roby Kurniawan, S.P.W.K. sebab, wilayahnya satu bulan tak hujan berdampak kekeringan.
” Keinginan kami untuk jangka panjang tentunya supaya ada pipa pendistribusian/penyaluran seperti PDAM artinya menjawab kekeringan air, Disini boleh dikatakan resapan airnya enggak ada. Dulu memang ada SPAM disini tapi mesti diperbaiki secara sistematis semacam intensitas sumber airnya lah, ” Ungkap Andri membeberkan agar dapat dikembangkan dengan swadaya (Dikelola) nantinya oleh masyarakat.
Lanjutnya, Pemerintah seyogyanya benar-benar terkait polemik SPAM yang sudah dulu pernah diadakan dan kini disinyalir kondisinya Mangkrak artinya setelah diinvestigasi hingga telusuri pertama sumber airnya tidak memadai. Ke dua, airnya berbau sampai berlumpur ya tidak layak dikonsumsi. (Alek)