Aceh.Prioritas.co.id – Di era digital yang serba cepat, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan nasionalisme, terutama di kalangan generasi muda. Pesatnya perkembangan informasi digital dan globalisasi budaya membuka peluang bagi berbagai pengaruh luar yang bisa mengubah pola pikir dan budaya bangsa. Untuk itu, penting untuk mengingatkan generasi muda akan pentingnya semangat kebangsaan dan nasionalisme.
Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Aceh mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang peran nasionalisme di tengah perkembangan informasi digital yang begitu pesat. FGD ini dihadiri oleh tiga narasumber yang ahli di bidangnya, yakni Muhammad Furqan (Akademisi), Ikhwan Nur Akhi (Aktivis Hukum), dan Ibnu Rahmat (Akademisi dan Praktisi Hukum).
Hadir dalam acara ini 102 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar yang berasal dari Banda Aceh dan Aceh Besar. Dalam diskusi tersebut, para narasumber menyampaikan pentingnya bagi generasi muda untuk membangun rasa nasionalisme yang kuat terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini sangat penting agar para pelajar dan mahasiswa dapat berperan aktif dalam menjaga stabilitas negara, terutama di tengah arus digitalisasi yang terus berkembang.
Muhammad Furqan, salah satu narasumber, menekankan bahwa nasionalisme harus terus diperkuat, khususnya di era digital saat ini. “Tanpa rasa cinta tanah air yang kuat, generasi muda mudah terpengaruh oleh informasi yang datang dari luar negeri. Oleh karena itu, generasi muda harus memahami pentingnya menjaga identitas bangsa dan tetap memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila.”terangnya.
Ikhwan Nur Akhi, aktivis hukum, juga mengingatkan bahwa literasi digital sangat penting untuk menangkal hoaks dan informasi palsu yang dapat memecah belah bangsa.
“Para pelajar dan mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk memfilter informasi yang ada di dunia maya agar tidak mudah terjebak dalam penyebaran berita yang salah. Pemahaman ini penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.”ujarnya.
Ibnu Rahmat, akademisi dan praktisi hukum, turut mengajak peserta untuk memanfaatkan ruang digital secara bijak. Menurutnya, “digitalisasi seharusnya dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas yang pada akhirnya dapat membantu bangsa Indonesia menjadi lebih maju. Aktivisme sosial dan edukasi melalui media sosial juga dapat memperkuat solidaritas nasional.”ungkapnya.
Ketua Umum PW PII Aceh, Mohd Rendi Febriansyah, menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk membangkitkan rasa cinta dan semangat para pelajar serta mahasiswa terhadap Indonesia. “Kegiatan ini berjalan dengan sukses, dan diharapkan dapat memberikan pengaruh positif untuk memperkuat rasa nasionalisme di kalangan generasi muda Aceh.”terangnya.
Melalui kegiatan ini, PII Aceh berharap generasi muda tidak hanya menjadi konsumen informasi digital, tetapi juga mampu mengolah dan menyebarkan informasi yang membangun semangat kebangsaan, serta berperan aktif dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia di tengah tantangan globalisasi. (*)