Seekor “Tapir” Seberat 300 Kilogram Berhasil Dibebasliarkan setelah Sempat Masuk ke Sumur

0
296
Tapir yang Terjebak Kedalam Bekas Sumur di Pekon Gisting Bawah.

Prioritas.co.id, Tanggamus – Seekor tapir terjebak di bekas sumur di kebun yang ada di Pekon Gisting Bawah, Kecamatan Gisting. Gagal dievakuasi ke kandang translate dan akhirnya bebas berlari ke perkebunan.

Dalam evakuasi tersebut tampak tim gabungan personel Polres Tanggamus, TNI, BKSDA, Damkar, Polhut dan masyarakat setempat.

Menurut Bhabinkamtibmas Polres Tanggamus, Pekon Gisting Bawah Aipda Wahyu Widagdo, bahwa warga menemukan tapir di dalam sumur saat akan mencari rumput, Kamis (15/7/21) siang.

“Warga yang melintas mendengar suara di dalam sumur. Lalu melihat ternyata ada binatang. Warga melaporkan ke aparat pekon dan setelah dilihat ternyata binatang yang dilindungi sehingga aparat pekon menghubungi kami,” kata Aipda Wahyu Widagdo usai evakuasi.

Sambungnya, dalam proses evakuasi, tapir tersebut sempat terlepas dan berlari ke arah perkebunan.

“Harapannya bilamana menemukan, agar segera mengubungi kami sehingga kami dapat segera berkoordinai dengan pihak terkait,” tegasnya.

Menurut Ilham, Fungsional, di Seksi Konservasi BKSDA Lampung, upaya evakuasi tapir dari sumur memang berhasil. Namun gagal dimasukan ke kandang translate.

Bagi BKSDA hal itu tidak masalah pastinya sudah berhasil dikeluarkan dari lubang yang menjebaknya. Meski kondisinya kini lepas itu tidak masalah sebab sudah ada di alam, tidak terjebak lagi.

“Kami bersama berbagai intansi terkait berhasil melepaskan tapir dari lubang, dan kini langsung dilepasliarkan. Sebab tempat ini mendukung karena tapir bisa bertahan hidup,” ujar Ilham.

Ia mengaku, lepasnya tapir tidak akan membahayakan masyarakat. Sebab tapir bukan hewan buas hanya satwa liar. Kemudian jika sudah lepas juga akan lari ke hutan bukan ke permukiman masyarakat.

“Kami yakin tapir itu akan mencari hutan, tidak mungkin lari ke pemukiman masyarakat,” ujar Ilham.

Ia mengaku, setelah bisa lolos, terlihat kondisi tapir sehat karena bisa lari. Dan dipastikan tidak ada luka parah akibat jatuh ke lubang bekas sumur. Dan selama ini BKSDA belum pernah melepasliarkan tapir.

Selanjutnya dalam proses evakuasi memang diputuskan tidak menggunakan obat bius. Sebab hasil konsultasi dengan BKSD Bengkulu, hewan itu rawan mati karena obat bius.

Proses evakuasi sendiri berlangsung selama dua jam, sebelum itu masih berupa mengamankan dan menjaganya agar tidak stress.

Upaya evakuasi dilakukan bersama oleh masyarakat, anggota Tim Pemadam Kebakaran, anggota Polres Tanggamus, Kodim Tanggamus, TNBBS, Polhut.

Proses evakuasi dengan memberikan jalur menuju sumur untuk jalan tapir keluar. Sebab ternyata ukuran tubuhnya sama dengan kerbau dan perkiraan bobotnya 2,3 kwintal.

Saat tapir sudah berhasil keluar dari sumur dan sudah masuk ke kandang, namun sayang pintu kandang terbalik. Akhirnya tapir mendorong ke belakang dan keluar dari kandang.

Setelah itu berontak dan mengalahkan ikatan tambang yang ditarik dan dijaga oleh orang yang mengevakuasi. Dan kini belum diketahui keberadaan tapir tersebut.

Ilham mengaku, sementara ini timnya masih siaga di Pekon Gisting Bawah sambil sosialisasi ke masyarakat agar menjaganya, tidak memburu dan melaporkan jika melihatnya

Ilham menjelaskan, tapir adalah hewan tunggal tidak berkelompok. Lalu aktif pada malam hari dan tersebar di Sumatera, Kalimantan, bahkan ternyata masih ada di Tanggamus.

Dugaanya tapir tersebut berasal dari hutan register 39 Gunung Tanggamus, lalu turun karena kondisi hutan yang berkurang dan untuk mencari makan. Sedangkan usia tapir, sudah masuk usia dewasa, dan perkiraan jenis kelaminnya betina.

Menurut Kepala Pekon Gisting Bawah Safari, tapir ditemukan warganya sekira pukul 12.00 WIB saat mencari rumput di kebun. Mulanya disangka babi hutan namun ternyata tapir dan langsung melaporkan.

“Ketika saya lihat hewan tersebut, iti dilindung. Kemudian saya langsung menghubungi pihak Damkar, dan BKSDA, Kepolisian, serta TNBBS,” ujar Safari.

Ia mengaku untuk lubang sendiri merupakan bekas sumur yang berukuran sekitar diameter 1,5 meter dan dalam 1,5 meter juga. Perkiraan tapir sudah terjebak di tempat itu sejak Rabu malam.

Safari dan warga lainnya pun mengaku baru melihat langsung tapir yang ternyata di luar dugaan karena tubuhnya besar.

“Saya berpesan kepada masyarakat agar tidak menyakiti hewan tersebut, karena dilindungi, serta biarkan para petugas yang menangani ini agar bisa dipulangkan ke habitatnya, mungkin ini merupakan kelebihan Kabupaten Tanggamus yang masih memiliki hewan tapir langka ini,” tutupnya.(Asrul)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here