Prioritas.co.id, Lampung Selatan – Staf Ahli Bupati Bidang Keuangan, Akar Wibowo, SH mewakili Pelaksana tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto, berikan sambutan pada acara “Sedekah Ruat Laut” Desa Kunjir dan Desa Tejang Pulau Sabesi, Kamis (12/9/2019).
Acara Ruwat Laut yang diinisiasi Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) berlangsung di Desa Kunjir dan dihadiri oleh Manager Koaliasi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Susan Herawati, Executive Director Yayasan Plan International Indonesia, Dini Widiastuti, Kadis Perikanan, Meizar Melanesia, Kadis Pariwisata, Rini Ariasih, Kadis Kominfo, M. Sefri Masdian, Camat Rajabasa, Sabtudin, Unsur Uspika Kecamatan serta masyarakat dari Desa Kunjir dan Desa Tejang Pulau Sabesi.
Dalam sambutannya, Akar Wibowo mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan-rekan KIARA yang telah melakukan berbagai kegiatan untuk membantu masyarakat pesisir.
Pada kesempatan itu, Akar Wibowo juga berpesan agar kegiatan “Ruwat Laut” dapat lebih diarahkan kepada budaya dan tradisi dipadu dengan harapan dan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam arti jangan disalah tafsirkan dengan adanya unsur “klenik atau syirik”.
“Kegiatan ini kiranya dapat dijadikan sebagai media untuk memupuk dan meningkatkan rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan diantara kita semua,”jelas Akar.
Lebih jauh, Akar Wibowo berpesan kepada para nelayan agar dalam penangkapan ikan dilaut tidak menggunakan bom. Sebab, hal itu hanya memberikan keuntungan sesaat, kedepannya akan sangat merugikan, karena dengan melakukan pengeboman akan merusak lingkungan laut serta biota yang ada di dalamnya.
“Saya yakin, nelayan kita yang berada disini tidak melakukan pengebomam dalam menangkap ikan,”kata Akar.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Sekjen KIARA, Susan Herawati, memberikan bantuan perahu nelayan sebanyak 54 unit untuk nelayan Desa Kunjir dan sebanyak 34 unit untuk nelayan Desa Tejang Pulau Sabesi.
Pada kesempatan itu juga Susan Herawati berbagi cerita dan pengalamannya selama berinteraksi dengan masyarakat pesisir, baik yang berada di Desa Kunjir maupun di Desa Tejang Pulau Sabesi.
Susan menuturkan, pada saat mereka mengetahui terjadi musibah di selat sunda, organisasinya berupaya semaksimal mungkin memberikan bantuan, sekalipun hanya sebatas perlengkapan sekolah, seperti sepatu dan baju.
Namun, seiring perjalanan waktu, selama menjalani aktivitas kegiatannya di pesisir, Susan mendapatkan cerita dari masyarakat pesisir terdampak tsunami akan rasa frustasi ekonomi. Mereka para nelayan, hanya bisa menatap laut tanpa bisa mengayuh perahu untuk menjemput rejeki dilaut lantaran perahu yang hancur terhempas gelombang.
“Mereka frustasi secara ekonomi. Mereka hanya bisa memandang lautan tanpa bisa menjemput rejeki yang selama ini biasa mereka lakukan,”ujar Susan.
“Kami tau, bantuan sebanyak 88 unit perahu (delapan puluh delapan) tidak sebanding dengan jumlah perahu yang rusak. Oleh karenanya, kami berharap bantuan ini dapat memberikan manfaat kepada nelayan agar dapat kembali berlayar menjemput rejeki dari Tuhan di laut,”pungkas Susan. (Adri/Riko)