Program Grand Design Alternative Development, Bukti Nyata Perang Melawan Narkoba di Aceh

0
199

Prioritas.co.id, BIREUEN, ACEH – Program Grand Design Alternative Development (GDAD) merupakan suatu bukti nyata semakin menguatnya tekad untuk memerangi Narkoba. Melalui upaya pengembangan komoditi alternatif pengganti tanaman narkotika (ganja) maka Badan Narkotika Nasional (BNN), bersama Kementerian Pertanian, Pemerintah Aceh dan Pemkab Bireuen menggelar penanaman perdana Jagung, di Desa Batee Raya, Kecamatan Juli, Kamis (24/10).

Penanaman perdana komoditas pertanian unggulan itu, sekaligus sebagai implementasi GDAD pada areal seluas 163 ha yang akan dikelola oleh 2 kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Maju Sepakat dengan areal seluas 93 Ha dan Kelompo Tani Mudah Reseki dengan arealnya seluas 70 Ha. Kedua lokasi ini merupakan bagian dari program GDAD tahun 2019 di Bireuen dengan target total dengan capaian seluas 11.047 Ha.

Kegiatan Itu, merupakan program sinergitas Kementrian Pertanian (Kementan) RI dengan BNN yang dilaksanakan secara kontinyu hingga tahun 2025 mendatang.

Bupati Bireuen H Saifannur, S.Sos dalam sambutannya memaparkan, program ini sangat bermanfaat, khususnya bagi masyarakat petani jagung bireuen yang dapat memanfaatkan potensi lahan pertanian produktif untuk meningkatkan pendapatan ekonomi serta menciptakan kesejahteraan para petani dari program GDAD.

Disebutkannya, Bireuen memiliki potensi lahan yang luas untuk pengembangan Jagung hibrida. Hal ini sesuai dengan luas lahan yang telah diverifikasi CP/CL oleh petugas di lapangan. Untuk kita ketahui bersama, Bireuen mempunyai lahan produktif untuk pengembangan jagung seluas 11.047 hektar yang tersebar pada 16 Kecamatan.

Selain untuk mengembangkan komoditi unggulan alternatif pengganti tanaman ganja, bupati mengharapkan program ini mampu menjadi solusi peningkatan pendapatan dan mensejahterakan petani.

“Melalui program GDAD ini, banyak keuntungan yang diperoleh. Termasuk, mengurangi angka pengangguran, serta menciptakan lapangan kerja, sehingga bisa mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat kita”, Ia menambahkan.

Menurutnya, Penanaman Jagung Hibrida Perdana itu merupakan salah satu bukti nyata Aksi implementasi yang tertuang dari Instruksi Presiden (Inpres No 6 Tahun 2018) Tentang Pangan dan Pengembangan Potensi Masyarakat Kawasan Rawan Narkoba, Ini salah satu Program yang bisa Mewujudkan Aceh Bersih dari Narkoba (BERSINAR).

Sementara Kepala BNN-RI melalui Deputi Pemberdayaan masyarakat Irjen Pol Drs. Dunan Ismail, Isja, MM, mengatakan penanaman perdana jagung hibrida ini merupakan momentum tepat menindaklanjut MoU antara BNN, Pemerintah Aceh, PT Japfa Comfeed Indonesia, yang akan membeli hasil panen jagung dengan harga bersaing.

“Program ini menjadi solusi terbaik, untuk menggantikan tanaman narkotika jenis ganja di Aceh, yang sudah berlangsung lama ditanam secara ilegal. Kami mengharapkan petani dapat menjalankan program ini secara serius. Agar mampu memberi hasil terbaik, dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Beliau mengajak semua pihak, untuk ikut andil serta memiliki tekad kuat, dalam menyukseskan program itu. Mengingat, Aceh telah dinobatkan sebagai provinsi pertama di tanah air dalam upaya memerangi narkoba. Menurutnya, jika semua elemen masyarakat bersinergi, maka masalah narkotika akan mudah dihadapi bersama, demi terciptanya pembangunan yang adil dan makmur. Aceh adalah miniatur Indonesia yang memiliki segala potensi membanggakan bangsa, memenangkan perlawanan melawan sindikat narkoba di Aceh, adalah memenangkan Indonesia melawan sindikat narkoba nasional, inilah wujud tanggap darurat narkoba nasional,” tutur Pati Polri ini.

“Oleh karena itu kami mengajak masyarakat yang mendapatkan kesempatan dalam program ini untuk serius melaksanakannya. menjadi petani yang mandiri dan ulet tentu akan membawa keberhasilan usaha” Paparnya.

Sementara itu, Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah ST, MT diwakili Kadis Pertanian Aceh, A Hanan SP. MM, mengatakan, salah satu wilayah yang diharapkan unggul dalam produksi jagung di Aceh adalah Kabupaten Bireuen, semoga bireuen bisa menjadi kabupaten andalan bagi perkembangan budidaya jagung hibrida.

Kadis melanjutkan, Pada tahun lnl Pemerintah telah mengalosikan anggaran untuk mendukung pengembangan pertanian jagung di wilayah Inl seluas 11.047 Ha luasan arealnya.

Dengan tekad Perang melawan Narkoba diperlukan Pendekatan-pendekatan alternatif Baru untuk membangun karakter Masyarakat Yang kuat dengan mengembangkan kearifan lokal. Harapan kita Semoga Program Alternatif Developmen ini sukses Seperti yang kita semua harapkan serta dapat semakin menekan dan Mengurangi Peredaran Gelap Narkotika. Semoga ditahun-tahun berikutnya kita bisa terus menekan serta memperkecil angkanya. Dan itu semua tidak terlepas dari tanggung jawab kita sebagai anak bangsa untuk terus mengupayakan pemberantasan Narkoba”, Sebutnya.

Sementara itu Junaidi, salah satu anggota kelompok tani mengatakan, kami sangat senang dengan ada Program pemerintah yang begini, bisa langsung dan tepat sasaran, termasuk salah satu contohnya ke Desa ini. Melalui Program GDAD ini kami bisa terberdayakan dan secara otomatis terciptanya lapangan pekerjaan.

“Terima kasih Kepada pemerintah pusat, Pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten Bireuen melalui Dinas Pertanian serta BNN yang sudah berperan aktif dalam menciptakan dan menjalankan kegiatan ini hingga sukses, hingga masyarakat bisa langsung menikmati hasil kerja nyata. Serta Kita juga berterimakasih kepada semua pihak yang sudah mendukung kegiatan Penanaman Perdana Jagung Hibrida ini”, ucapnya. (RAZI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here