Polres Madina Bekerjasama dengan Jampi dan PKNU Gelar Diskusi Publik Perbaiki Citra Polri

0
35
Kepolisian Resor Mandailing Natal (Madina) foto bersama dengan Jaringan Masyarakat Pemantau Kepolisian (JAMPI) Sumut dan Pergerakan Kader Nahdlatul Ulama (PKNU) Sumut menggelar diskusi publik di Aula Polres Madina, Mako Polres Madina, Rabu (19/10/2022).

Mandailing Natal, Prioritas.co.id – Guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja Polri, Kepolisian Resor Mandailing Natal (Madina), bekerjasama dengan Jaringan Masyarakat Pemantau Kepolisian (JAMPI) Sumut dan Pergerakan Kader Nahdlatul Ulama (PKNU) Sumut menggelar diskusi publik di Aula Polres Madina, Mako Polres Madina, Rabu (19/10/2022).

Diskusi publik ini mengundang tiga pembicara dari Kota Medan. Ketua PKNU Sumut, Aulia Andri, Ketua Jaringan Masyarakat Pemantau Polri (JAMPI) Sumut, Zakaria Rambe, dan Redaktur Media Tribun Medan, Sofyan Akbar.

Diskusi publik ini di ikuti organisasi-organisasi kemahasiswaan dan beberapa organisasi wartawan di Madina. Serta dihadiri oleh beberapa PJU di Polres Madina, dan beberapa Kapolsek di sekitaran Panyabungan.

Aulia Andri yang juga merupakan mantan wartawan Detik.com menjelaskan saat ini persentase tingkat kepercayaan publik semakin menurun. Hal ini dikarenakan banyaknya peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam institusi Polri.

“Kita lihat saat ini dengan banyaknya cobaan di tubuh Polri. Kejadian yang beruntun, dari mulai Irjen FS hingga yang terjadi beberapa waktu lalu, Irjen TM. Ini seperti cambuk bagi Polri dan mari sama-sama kita mperbaiki polri,” ucap Aulia Andri di paparan awalnya.

Sedangkan Ketua JAPIM Sumut, Zakaria Rambe menjelaskan Polri merupakan bagian dari masyarakat yang tak bisa dipisahkan. Dia menyatakan, institusi Polri sejak zaman reformasi sudah dipisahkan dari Kementrian Pertahanan saat itu dan menjadi bagian dari masyarakat yang diberikan persenjataan dan memiliki peraturan yang cukup ketat.

“Karena pada dasarnya Polri dan masyarakat adalah satu, maka sudah sewajarnya ada rasa keingintahuan masyarakat terhadap kinerja polisi. Sehingga dengan banyaknya kejadian-kejadian yang negatif maka tingkat kepercayaan publik semakin menurun,”jelas Zakaria Rambe.

Zakaria juga mengatakan, sugesti yang ada di masyarakat bahwa Polri sangat menakutkan dan dianggap jahat. Sehingga jika bertemu dengan Polri seolah semua polisi jahat.

“Hanya gara-gara ada oknum-oknum polisi yang bisa diajak bermain belakang, ketika ada oknum yang tidak terima suap atau apapun dianggap jahat,” tegasnya.

Selain itu, Sofyan Akbar yang merupakan wartawan dari Tribun Medan yang juga meliput di Polda Sumut menyatakan, dalam sudut pandang wartawan di Medan pun saat ini banyak isu-isu negatif. Sehingga diharapkan wartawan dapat benar-benar bijak memilih tentang pemberitaan.

“Saya saja, terkadang dalam memberitakan harus benar-benar bijak memilih. Bukan karena apa, demi memperbaiki citra polri, kita semua harus bekerja sama. Tidak hanya dari dalam tubuh Polisi saja. Tapi kita juga bisa ikut memperbaikinya,” tegasnya.

Sementara Kapolres Madina, AKBP. H M. Reza Chairul A.S.S.IK.,S.H., M.H melalui Kabagren Kompol M. Naenggolan, S.H., M.Si mengajak semua elemen yang terlibat dalam forum tersebut dapat membantu Polri untuk mengembalikan kembali kepercayaan masyarakat khususnya di Kabupaten Madina.

“Mengambalikan kepercayaan publik dan masyarakat terhadap Polri tidak akan bisa tanpa dukungan semua elemen termasuk mahasiswa dan Insan Pers dalam penyajian berita yang positif. Kami mohon dibantu,” ungkapnya.(Putra)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here