Pokdakan Sangkuriang Tuntut Keadilan atas Kematian Ratusan Ikan di Toapaya Bintan

0
0
Cherry saat menunjukkan kolam pembibitan benih ikan yang kini tidak berfungsi.

Bintan.prioritas.co.id – Satu Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) bernama Sangkuriang telah menyampaikan keluhannya kepada awak media, Karena mereka disinyalir merasa sangat terdampak kerugian atas adanya pembangunan skala besar di kawasan Kecamatan Toapaya.

Keluh kesah tersebut, Diantaranya disampaikan langsung oleh Ketua POKDAKAN Sangkuriang yakni Pak Cherry (54) yang sempat mendapatkan sertifikat cara budidaya ikan yang baik dengan nilai Fair dari Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, DR. TB Haeru Rahayu, A.Pi, M.Sc pada tanggal 21 Juni 2021 silam.

Menurutnya saat dijumpai dekat sekitaran Kelurahan Toapaya Asri, Pembangunan disana dimulai dari enam bulan lalu sehingga diduga berdampak buruk terhadap kualitas sumber air/tercemar keruh di kolam budidayanya yang berjenis Lele & Nila sampai akhirnya ratusan ekor ikan itu mati seketika.

” Iya, Sekarang ini kita hanya mengharapkan datangnya air dari hujan saja. Pihak Dinas Perikanan Kabupaten Bintan sudah tahu soal masalah kolam budidaya disini, ” Ujar Cherry dalam menjawab konfirmasi secara panjang lebar hari ini tepat pada pukul 09.15 Wib.

Di tempat terpisah, Sarnam (53) selaku seorang petani sayuran yang lokasi kebunnya persis tak jauh disebelah kolam budidaya dimaksud juga merasakan persoalan serupa. Terlebih lagi, Mengakui air dari atas (Lereng) mengalir deras terus pembuangannya tidak ada tembusannya, Jum’at (03/05/2024).

” Jadi, Air itu tergenangnya disini. Sebelum ada pembangunan ya aliran air lancar semua, Istilahnya sama di jagalah & tidak saling merugikan. Kalau bisa diperbaiki (Saluran pembuangan air yang banyak tanah mengendap juga mungkin tercemar), ” Ungkap Sarnam via komunikasi tatap muka di jalan Gesek, Gang Mebel tadi pagi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). (Alek) 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here