Prioritas.co.id.Nagekeo – Sebagai salah satu upaya mengurangi angka perkawinan anak di bawah umur, Yayasan Plan Indonesia menyelenggarakan kegiatan workshop untuk para kepala sekolah dan guru bimbingan konseling (BK) terkait dengan pencegahan dan penanganan perkawinan anak di Kabupaten Nagekeo.
Dalam kegiatan tersebut, Yayasan Plan Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Kegiatan yang berlangsung di Aula SLTPN 2 Aesesa pada Kamis 17 Februari 2022 tersebut dibuka oleh Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do.
Manajer Plan Indonesia Area Flores, Zuniatmi mengatakan bahwa kehadiran Plan Indonesia ditengah-tengah satuan pendidikan tingkat sekolah menengah pertama di Kabupaten Nagekeo sangat jarang karena selama ini Plan Indonesia lebih berfokus pada pemberdayaan masyarakat ditingkat desa dan para siswa ditingkat sekolah dasar.
Menyadari akan hal tersebut, maka Plan Indonesia sekarang ini juga berfokus terhadap pencegahan dan penanganan perkawinan usia anak karena perkawinan pada usia anak merupakan sumber malapetaka terhadap kemiskinan di Indonesia. sehingga daerah ini layak anak.
Untuk itu, sejak dua atau tiga tahun yang lalu, Plan Indonesia juga fokus pada masalah pencegahan dan penanganan perkawinan usia anak melalui program memilih masa depan yang mana pesertanya adalah anak remaja yang berusia 13 sampai 19 tahun. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan diskusi rutin yang digelar tiga kali dalam seminggu yang difasilitasi oleh relawan, para guru, dan juga tenaga kesehatan di desa tersebut.
“Untuk program memilih masa depan ini sudah gelombang yang ketiga. Kurang lebih mendampingi 39 desa di Kabupaten Nagekeo,” ungkapnya.
Zuniatmi menjelaskan, dari program tersebut, pihaknya juga mendapatkan pelajaran banyak hal salah satunya bahwa anak-anak remaja di Kabupaten Nagekeo ini masih perlu dampingan yang lebih banyak dan kuat dari berbagai pihak untuk menentukan masa depan mereka.
“Kalau di lingkungan pertemanan, mereka ada komunitas, di rumah ada orangtua, dan di sekolah ada guru-guru, karena orang yang paling didengarkan selain orangtua adalah para guru, jadi mereka masih perlu bimbingan yang intens,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, jelas Zuniatmi pihaknya memberikan materi berupa konsep diri remaja itu sendiri, kesehatan reproduksi, dan keterampilan berkomunikasi, dan bernegosiasi yang menjadi bekal bagi para remaja dalam menentukan masa depannya.
“Mungkin kegiatan ini tidak menjamin 100 persen para remaja dapat menentukan masa depannya tetapi paling tidak punya referensi untuk berpikir dan menentukan masa depannya,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Plan Indonesia yang sudah peduli dan serius dalam mengurus masa depan anak-anak di Kabupaten Nagekeo, termasuk mengurus mengenai pencegahan dan penanganan perkawinan usia anak.
Dijelaskanya, tidak ada satu orangpun yang ada di dalam ruangan ini yang menjamin bahwa anak putrinya hamil di luar nikah, apalagi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat saat ini. Untuk itu, tugas untuk mengedukasi anak menjadi tugas bersama.
“Memang pekerjaan ini tidak mendapatkan pujian, karena tidak kelihatan. Tetap mau tidak mau kita harus mempersiapkan betul masa depan anak-anak sehingga masa depan mereka bisa direncanakan dengan baik, begitu pula dengan perkawinan, harus direncanakan dengan baik,” pungkasnya. (Sev/Prioritas)