Perda Pesta Rakyat Memunculkan Persoalan Baru

1
3364

 

Prioritas.co.id.Muba – Ditutupnya pesta malam di Muba ternyata belum menjadi solusi pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) yang merupakan semangat lahirnya Perda Pesta Rakyat.
Alih-alih mempersempit ruang gerak dan mengurangi penikmat ‘happy’, aktifitas tersebut ternyata hanya bergeser dari malam kesiang hari. Bahkan terkesan lebih vulgar karena terjadi dihadapan orang tua dan anak-anak.

Tak cukup sampai disitu, beberapa waktu terakhir malahan menyasar kalangan pelajar atau ABG. Hal ini jelas merupakan persoalan baru atau dampak diberlakukannya Perda nomor 2 tahun 2018 yang melarang masyarakat Muba menggelar pesta pada malam hari yang merupakan usulan Buoati Muba.

Koordinator LSM Pengawasan Pembangunan (PP-Sumsel), Idham Zulfikri, mengatakan persoalan yang timbul paska ditutupnya pesta malam ternyata lebih parah dibandingkan waktu pesta malam belum dilarang.

“Situasi saat ini saya umpamakan seperti pepatah lama mengatakan, jika benci dengan tikus , jangan lumbung yang dibakar,” kata Fikri memberikan analoginya, Selasa (25/6/2019).

Walau sempat menimbulkan pertentangan, lanjut Fikri, pihaknya sangat memahami tujuan Pemkab Muba mengusulkan Perda tersebut ke DPRD yang akhirnya digodok dan disetujui. Namun kesannya tetap terlihat dipaksakan dengan mengkambing hitamkan Pesta Malam.

Padahal jika dikaji lebih dalam, masih ada solusi lain untuk meminimalisir Pekat tampa memberangus salah satu pagelaran yang diklaim sebagai tradisi dan budaya masyarakat Muba yang sudah dijalani turun-temurun.

“Revisi Perda, kembalikan pesta malam dengan membatasi jam tayang, pungut retribusi, dan berdayakan aparat kepolisian maupun Satpol PP. Dengan begitu saya yakin persoalan ini akan menemukan solusinya,”imbuh Fikri.

Ia meminta Pemkab dan DPRD Muba tidak lepas tangan dan bertanggung jawab atas dampak yang terjadi paska diberlakukannya Perda Pesta Rakyat.

Sebagai Koordinator Lembaga yang bergerak dibidang pengawasan pihaknya siap bekerja sama menemukan solusi permasalahan tersebut. Dan untuk meyakinkan Bupati atas situasi terkini dampak dari Perda Pesta Rakyat pihaknya siap memberi paparan berikut rekaman video maupun sejumlah foto yang menggambarkan betapa vulgarnya pesta siang hari.

“Kami memiliki sejumlah rekaman video dan foto yang direkam diberbagai lokasi agar pak bupati tahu seperti apa pesta siang itu sebenarnya, ” tandas Fikri. (dani)

1 COMMENT

  1. Tapi Alhamdulilah desa kami semenjak adanya perda tersebut, tidak ada lagi yang mati over dosis di atas panggung, tidak ada lagi yang mati bekapakan karne teler miras,.

    Saya heran, untuk orang orang yang menentang perda ini, bagaimana kalau anaknya yang overdosis diatas
    Panggung saat pesta malam,.?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here