Prioritas.co.id, Pringsewu- Audisi ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Komika Hunt 2020 di Kabupaten Pringsewu berlangsung pecah. Setiap peserta membawakan tema dan cerita nya dengan keunikannya masing-masing.
Ajangan pencarian bakat komika ini dihelat oleh DPC AWPI Pringsewu bekerjasama dengan FS TV. Ada 30 peserta dari berbagai kalangan yang mengikuti audisi Stand Up Comedy Komika Hunt 2020 yang dilaksanakan di Kafe Teori Kopi, Minggu (1/3/2020).
Ketua DPC AWPI Pringsewu Ahmad Khattab berharap nantinya dari audisi di Pringsewu ini bisa memunculkan komika-komika berbakat.
“Acara ini kerja bareng FS TV dan DPD AWPI Provinsi Lampung terkhusus DPC AWPI Pringsewu dan beberapa sponsor yang terlibat di dalamnya. Harapannya ini bisa mencari bakat terpendam. Bahkan ada dari kabupaten lain yang daftar di sini. Semoga nantinya pas di provinsi ada lima yang masuk, namun yang kita cari adalah kualitas, sehingga akan muncul talenta-talenta baru,” ujar Khattab.
Acara audisi Komika Hunt 2020 dimulai pukul 10.00 wib. Setiap tiga peserta yang tampil diberikan komentar dari dewan juri.
Ada tiga dewan juri yang menilai untuk ajang Komika Hunt 2020 di Kabupaten Pringsewu. Dewan juri profesional adalah Ate yang merupakan jebolan dari SUCA 3 Indosiar. Kemudian dewan juri kedua dari DPC AWPI Provinsi Lampung Rismayani Borton, dan dewan juri yang kedua dari DPC AWPI Pringsewu Saifullah.
Menurut Ate, antusias stand up di Pringsewu cukup bagus. Selain itu juga banyak dari kalangan komika di Pringsewu yang pada tampil, dan juga dari kalangan luar komika.
“Ngga nyangka banyak juga peserta di sini. Apalagi rata-rata dari beberapa peserta yang sudah tampil, materi sudah siap. Sesuai dengan rules yang sudah di tentuin panitia. Kalau begini saya optimis bisa bawa talent dari Pringsewu,” ujar Ate saat diwawancarai.
Dijelaskan oleh Komika yang sudah terjun ke dunia stand up sejak 2013 lalu, ada beberapa poin penilaian peserta. Karena sejatinya stand up itu lahir dari keresahan si komika. Semacam mengutarakan keresahan/ curhat tapi dengan komedi.
“Dibantu dengan teknik yang nilai plusnya. Dari isi materi ada pesan yang dibawa. Kayak dia seorang santri, dia bawa seorang santrinya tapi ngga asal ngelawak juga ada poin yang diambil,” lanjutnya.
Kemudian juga penilaian dari karakter. Yang membedakan dia dengan peserta lain. Karena di untuk membawa materi stand up itu harus ada premis, set up dan punchline.
Ate juga mengapresiasi adanya ajang-ajang pencarian bakat komika. Dengan itu, anak-anak komika jadi ada panggung untuk open mic.
“Saya yakin penerus komika di Lampung masih ada. Harapannya, stand up comedy bisa diminati banyak orang dan bisa jadi seni yang komersil,” tandasnya. (Rls/Mandalawangi)