* Tiga Jam Berlayar Bersama Luhut, Nurdin Diminta Paparkan Kendala Investasi
Prioritas.co.id, Batam – Gubernur H Nurdin Basirun semakin yakin pertumbuhan ekonomi di Kepri akan semakin membaik. Hal ini jika perencanaan dan upaya-upaya yang dibincangkan bersama Menko Kemaritiman dalam pelayaran selama tiga jam di laut Batam terealisasi.
“Labuh jangkar, investasi dan persoalan sembako tadi kita bicarakan. Semuanya agar Kepri semakin maju. Pendapatan meningkat, investasi terus masuk,” kata Nurdin usai bertemu dengan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan di Turi Beach Resort, Kamis (15/3) petang.
Sebelum melanjutkan pertemuan di Turi Beach, Nurdin terlebih dahulu menemani Luhut berkeliling laut Batam selama tiga jam. Perjalanan bermula dari pelabuhan Batu Ampar Batam menuju Pulau Nipah yang memang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
Selama perjalanan itu, Luhut beberapa kali mendapat penjelasan Nurdin dengan kondisi perbatasan dan pulau-pulau sekitar selama perjalanan. Ketika Luhut bertanya, sebelum anak buah kapal menjelaskan, Nurdin tampak lebih cepat tanpa melihat peta menjelaskannya.
Demikian juga dengan perbatasan baik di Selat Melaka maupun di Selat Singapura (Selat Philips). Nurdin sempat menunjuk kapal yang labuh jangkar namun diduga mematikan GPS sehingga tidak terdeteksi.
Dalam perjalanan itu juga, Luhut dan Nurdin melihat langsung kesibukan lalu lintas kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura. Luhut melihat potensi besar pemasukan negara dari berbagai aktivitas laut yang berada di Kepri ini.
Sememangnya Nurdin sangat mendukung usulan yang disampaikan Luhut Binsar Panjaitan untuk menjadikan aktifitas pelabuhan dan lego jangkar menjadi makin baik dan terpadu.
Seluruh kegiatan dan aktifitas semua pelabuhan di Batam harus makin membaik. Bila ini bisa dilaksanakan, maka akan memberikan dampak yang sangat bagus. Karenanya kata Nurdin pihaknya akan terus mendorong, salah satunya dengan segera melakukan kajian dengan melibatkan pihak terkait, dalam upaya mewujudkan aktifitas pelabuhan di Kepulauan Riau menjadi makin terpadu.
Nanti bila ini terwujud, maka akan menjadi kebanggaan yang dampaknya bisa meningkatkan masuknya investasi yang terus berdatangan. Satu sisi juga menjadi kebanggaan karena pelabuhan bisa berdaya saing.
Hasil peninjauan ini kembali akan dibahas Kamis (23/3) pekan depan di Kantor Kemenko Maritim. Nurdin diminta Luhut memberikan pemaparan apa saja yang menjadi kendala yang menghambat investasi. Termasuk persoalan labuh jangkar.
Untuk labuh jangkar, memang sudah berkali-kali dibahas bersama Luhut. Menjelang membuat keputusan, Luhut tampak langsung melakukan peninjauan lapangan dan langsung melihat titik strategis di Pulau Nipah.
Soal kewenangan, menurut Nurdin, Luhut berjanji akan menertibkannya. Luhut juga menegaskan kepada kementerian dan lembaga untuk membuang ego sektoral agar potensi besar ini jangan terabai sia-sia.
Tentang sembako, Nurdin membahas tentang ekspor yang harus melalui Sumatera Utara dan Jakarta. Padahal dengan langsung sampai ke Batam atau wilayah Kepri lainnya, biaya angkut akan semakin murah dan berpengaruh pada harga jual di Kepri.
Pada kesempatan perjalanan di kapal Bea Cukai 60001 itu, Luhut kembali menegaskan pihaknya benar-benar fokus ingin menjadikan pelabuhan dan lego jangkar di Batam kembali berfungsi dengan baik dan bisa berdaya saing.
Karenanya Luhut meminta, pentingnya seluruh pihak terkait baik kementrian dan lembaga seperti Bea Cukai, Perhubungan Laut, Badan Keamanan Laut dan pihak-pihak lainnya bersatu padu mewujudkan ini.
“Kita menginginkan, bila rencana mewujudkan tersebut mulai berjalan, semua kebijakan oleh pihak terkait, ada dalam satu koordinasi. Artinya kementrian atau lembaga nantinya harus satu komando,” kata Luhut.
Sepanjang perjalanan berkeliling meninjau lego jangkar di Pulau Nipah, rombongan didampingi mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio,Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Kakorpolairud Mabes Polri Irjen Pol M. Chairul NA, Deputi II Bidang Koordinasi SDA dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono, Deputi Inhuker Bakamla RI Irjen Pol Dr. Abdul Ghofur, Staf Ahli Menko Kemaritiman Septian Hario Seto dan Staf Khusus Menko Kemaritiman Lambock V. Nahattands.
Hadir juga Kepala Zona Maritim Barat Laksma TNI Eko Murwanto, Kepala BNNP Kepri Brigjen Pol Richard Nainggolan, Wadan Lantamal IV TPI Kolonel Laut (P) Imam Musani, Kepala Kantor KPU Bea Cukai Tipe B Batam Susila Brata, Kepala Kantor Pelabuhan Batam Capt. Barlet.
Selain itu banyak hal yang dibahas, mulai dari ancaman penyelundupan barang ilegal seperti narkotika, pencurian, lalu lintas barang tidak resmi, persoalan AIS untuk kapal niaga yang masuk dan keluar, hingga optimalisasi pemanfaatan alat pendeteksi yang dimiliki kapal patroli.
Juga muncul gagasan dan ide menjadikan batas wilayah perbatasan negeri ini bisa lebih baik dari negara tetangga. Baik inftastrukur dan sarana pendukungnya. “Semua itu demi nasionalis kita dan kekuatan NKRI yang kita cintai, ” tegas Luhut.
Pengawasan kapal asing yang akan melakukan pencurian untuk dilakukan koordinasi. Siapa yang nantinya akan melakukan penangkapan dan siapa bertugas melakukan pemerosesan. “Jadi nanti masing-masing pihak baik sudah mengetahui apa bertugas apa,” jelas Dirjend Bea Cukai Heru Pambudi. (Humas Pemprov)