Nggolonio Menjadi Sentra Budidaya Sorgum di Nagekeo

0
226

Nageke.prioritas.co id – Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur terus berupaya melakukan terobosan guna meningkatkan ekonomi masyarakat di bidang pertanian.

Selain melakukan berbagai gerakan peningkatan hasil panen di sektor pertanian padi sawah khususnya irigasi Mbay, kini Pemerintah melalui Dinas Pertanian mengembangkan budidaya Sorgum.

Lokasi yang menjadi sentra pengembangan tanaman Sorgum adalah Desa Nggolonio di Kecamatan Aesesa. Di atas lahan seluas 13 Hektar milik Kelompok Tani Mitra Mandiri pemerintah melalui Dinas Pertanian mengembangkan budidaya tanaman Sorgum dengan menanam aneka jenis (Varietas). Rencananya Sorgum ini akan dijadikan sumber benih untuk
pengembangan pada lahan-lahan lainnya baik di dalam desa sendiri maupun ke luar wilayah lainnya yang membutuhkan.

“Kita harapkan bibit ini kita dapatkan dan bisa dikembangkan di Mbay Kanan ketika bulan Mei saat air stop. Bisa dapat 1000 ha kita tanam Sorgum dan 2000 ha kita tanam jagung, sehingga kita punya cadangan pangan dan ini juga income bagi masyarakat kita” ungkap Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do saat memanen sorgum di lahan milik Mikael Mana salah satu anggota kelompok Mitra Tani Mandiri belum lama ini.

Menurut Don Bosco, pengembangan tanaman Sorgum ini, selain meningkatkan ekonomi di sektor pertanian juga sebagai upaya Pemerintah bersama Petani mengatasi krisis pangan.

Kadis Pertanian Olivia Monika Mogi menjelaskan program penangkaran benih sorgum merupakan swadaya murni dan melalui pola kemitraan dengan offtaker sebagai penyuplai ke provinsi dan beberapa kabupaten terdekat salah satu sumbernya adalah Desa Nggolonio.

” Tahun depan kami sedang mempersiapkan untuk desa Nggolonio ini ada 100 Ha yang akan kita lakukan pengembangan sorgum yang dibagi menjadi dua yakni pertanian dan pengembangan” jelas Oliva.

Sorgum adalah jenis tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan merupakan pangan alternatif yang dapat dikonsumsi selain beras.

Daerah Nggolonio kata Olivia, memiliki lahan yang sangat luas dan sangat tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, secara agroklimat Nggolonio sangat cook untuk pengembangan sorgum karena sorgum merupakan tanaman yang bandel terhadap iklim ekstrim (panas panjang dan hujan sedikit) dengan jenis tanah lempung berpasir. Kondisi agroklimat dengan panas yang cukup panjang akan diadaptasikan menjadi klaster pengembangan.

Selain itu, wilayah ini memiliki keterbatasan curah hujan sehingga seringkali budidaya pertanian seperti tanaman jagung mengalami gagal tanam maupun gagal panen. “Setelah berdiskusi dengan kades dan tokoh masyarakat dan para petani disebutkan bahwa Nggolonio memiliki 3 komoditi yakni sorgum, jagung dan tembakau dan mereka sudah membangun kemitraan dengan offtaker dan akan dilakukan pada musim tanam berikutnya” ujarnya.

Kadis Olivia menambahkan bahwa melalui Dana Desa bisa membantu petani untuk pagarisasi sehingga persoalan ternak merusak tanaman bisa dikendalikan dan melalui Kementrian Pertanian untuk alat pengolahan beras sorgum sehingga petani bisa langsung melakukan kegiatan pasca panen untuk mendapatkan produk yang memiliki nilai tambah.

“Beras sorgum mengandung gizi yang bagus untuk menekan stunting juga untuk kesehatan yakni bisa dikonsumsi penderita kanker dan Diabetes Melitus” terang Olivia.

Sementara itu Kepala Desa Nggolonio Gregorius Adi Lengga mengaku awalnya pesimis tentang budidaya sorgum karena hal baru baginya juga masyarakatnya. Tetapi berkat pendampingan dari Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo akhirnya ia menerima tawaran untuk pengembangan budidaya sorgum.

“Mengapa kami menerima tawaran ini, saya mempunyai kecemasan pribadi dengan melihat kondisi yang ada bahwa begitu luasnya lahan, dan dibiarkan tertidur” ungkapnya.

Menurutnya masih ada pola pikir yang menganggap bahwa tanah ini tidak bisa dimanfaatkan karena itu, ada cara mudah yang bisa dilakukan yaitu menjual karena tidak memberikan manfaat.

“Ada yang dikontrakkan pada pihak lain dengan keuntungan dinikmati pihak luar sedangkan masyarakatnya peroleh dampak buruk. Berangkat dari hal ini, dirinya berusaha untuk meminimalisir keadaan tersebut dan memilih untuk melakukan budidaya sorgum ini” pungkasnya. (Arjuna)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here