Menjadi Langganan Banjir dan Karhutlah, Warga Transmigrasi SP3 Minta Direlokasi

0
49

Prioritas.co.id.muba -Warga Transmigrasi SP 3 Desa Jud 1 mengaku sudah tidak tahan dengan bencana yang datang silih berganti, musim kemarau daerah tersebut menjadi langganan Karhutlah dan ketika musim hujan menjadi langganan banjir. Karena itu warga sangat berharap dan menunggu janji Pemkab Muba yang disampaikan Bupati saat memberikan bantuan bencana banjir yang merendam desa Jud 1 setinggi lebih 2 meter pada pertengahan bulan Februari 2020.

” Saat memberikan bantuan pak Bupati datang langsung melihat kondisi desa kami. Saat itu beliau mengatakan akan secepatnya merelokasi kami yang kemungkinan akan dilaksanakan pada akhir tahun 2020,” kata salah satu warga Trans SP 3 Jud 1 yang meminta namanya tidak ditulis media ini, Sabtu (12/12/2020).

Ia mengatakan, meski disampaikan langsung oleh Bupati, mungkin hal itu hanya basa basi atau terdorong rasa kasihan melihat kondisi warga SP3 yang nyaris tak punya harapan untuk hidup layak dilokasi transmigrasi tersebut. Luapan Sungai Musi dan Sungai Rawas yang setiap tahun merendam seluruh areal pertanian termasuk pemukiman, telah membuat sebagian besar warga SP 3 menjadi pengungsi rutin yang dilakukan setiap tahunnya.

“Ini sudah penghujung tahun 2020 artinya bisa dipastikan kami akan tetap berjibaku dengan banjir didaerah transmigrasi SP 3 ini,” ujarnya.

Bustamir Kepala Desa Jud 1, Trans SP 3, berharap agar pemerintah daerah kabupaten Musi Banyuasin dapat membantu memberikan solusi terbaik untuk warga transmigrasi. Karena saat ini kondisi pemukiman warga transmigrasi berada dalam kondisi sulit untuk berkembang karena lahan pertanian dan lokasi transmigran yang selalu terkena banjir tahunan yang di sebabkan oleh pasang aliran Sungai Musi.

Pemerintah Desa Jud 1,kata dia sudah melakukan berbagai upaya untuk merelokasi warga transmigran agar nantinya bisa di bantu untuk di pindahkan kelokasi yang lebih baik . Pihaknya sudah mengajukan permohonan bantuan ke Pemkab Muba namun yang jadi kendala dalam proses relokasi warga transmigrasi ini tanah untuk menempatkan mereka warga transmigrasi ini berstatus milik masyarakat.

“Tanah masyarakat ini jika mau digunakan harus diganti rugi, sementara kita anggarannya dari mana,” kata Bustamir.

Ia menjelaskan, Warga Transmigrasi SP 3 ini terdapat sekitar 40 Kepala keluarga. Jumlah tersebut merupakan suatu jumlah yang cukup besar, jelas tidak cukup kalau mau di anggarkan dari dana desa DD

Kondisi tersebut tidak membuat pihaknya patah arang untuk sebuah solusi, dan melalui Musrenbang tahun ini pihaknya memasukkan Relokasi sebagai program prioritas utama warga transmigrasi SP 3. Program tersebut berada pada posisi teratas diikuti pembangunan balai desa, jembatan penghubung,tangga raja juga jalan produksi menuju lokasi persawahan untuk program tahun 2021.

Sedangkan untuk tahun ini Pemdes Desa Jud I kata Bustamir sudah merealisasikan pembangunan gedung posyandu untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik.

“Karena dengan adanya pelayanan kesehatan masyarakat yang baik akan menciptakan masyarakat yang sehat dan dengan masyarakat yang sehat tentunya akan menciptakan SDM yang berkualitas dan unggul, papar Bustamir.

Sementara Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dr H Dodi Reza Alex didampingi Dandim 0401 Muba dan Kapolres Muba telah melihat langsung kondisi trans SP 3. Saat melakukan peninjauan korban banjir di SP.3 Desa Jud 1 Kecamatan Sanga Desa Bupati bahkan menyerahkan langsung sejumlah bantuan untuk meringankan beban warga yang menjadi korban bencana banjir, (20/2/2010)

” Saya Bupati Muba dan unsur Forkopimda sengaja datang langsung kesini, ingin memastikan warga saya dalam keadaan selamat, walau terpencil dan penduduk yang sedikit namun di tengah bencana tetap bisa diurusi dan diperhatikan dengan baik,”ujar Dodi saat memberikan sejumlah bantuan untuk warga.

Menurut Dodi, tindak lanjut dari peninjauan langsung tersebut akan diambil kebijakan dan sikap kedepan. Bagaimana supaya penderitaan tahunan ini tidak berulang dialami oleh warga trans SP 3.

Dodi merasa memang tidak manusiawi, kalau dimusim kemarau terjadi bencana karhutlah sedangkan musim penghujan justru banjir. Oleh karena itu sekembali dari peninjauan tersebut ia meminta OPD terkait untuk segera mencarikan lahan untuk dijadikan relokasi pemukiman warga di SP3.

“Inventarisir dan anggarkan secepat mungkin. Usulan ini prioritas, kalau bisa masuk dalam anggaran perubahan tahun ini. Saya tidak mau lagi dengar bencana tahunan seperti ini lagi yang menimpa warga, karena untuk banjir sendiri tidak bisa dicegah karena meluapnya siklus air Sungai Musi,”kata Dodi menegaskan.

Doktor lulusan Universitas Padjajaran ini juga menyebutkan, daerah SP.3 ini agak berbeda karena kawasan transmigrasi, selama ini di bawah kawasan kementrian termasuk pendanaan operasional guru dan tenaga kesehatan melalui APBN dari pusat.

“Kewenangan kami terbatas dibandingkan dengan daerah di Muba yang lainnya, tapi kalau sudah dilepas dari kementerian, wewenang diserahkan ke Pemkab Muba, maka insyaallah tidak akan lagi terdengar laporan-laporan yang selama ini kita dengar. Saya pastikan hal tersebut tidak melanggar aturan yang ada, tapi kalau wewenang sudah dikami apapun itu akan dilakukan agar masyarakat bisa sejahtera,”ucapnya.

Dodi juga mengintruksikan agar pihak Dinsos, BPBD dan Dinkes agar memantau kondisi masyarakat yang masih bertahan disini, bantu kebutuhan masyarakat tapi tentunya tidak bisa begini terus maka harus ada solusi permanen. Dihimbau kepada warga disana agar berhati-hati dan anak-anak tolong dijaga jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan

“Mudah-mudahan kedatangan kami ini bisa menyelami perasaan dan harapan warga disini dan bisa melakukan relokasi secepatnya. Saya tidak melihat ras, suku dan agama apapun, selagi dia memegang administrasi sebagai warga Muba, mereka tetap menjaei tanggung jawab saya sebagai pimpinan daerah,”tutupnya.(mitra desa)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here