Prioritas.co.id.Pagelaran – SD Negeri 1 Patoman, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung, menerapkan program ‘Jam Ke 0 dan Hari Belajar 05+4’. Apakah yang dimaksud dengan program Jam ke-0 dan Hari Belajar 05+4′, serta apa yang menarik dari program tersebut ?
Menurut Kepala SD Negeri 1 Patoman Supri Hartiningsih, S.Pd., program ‘Jam ke-0 dan Hari Belajar 05+4’ ini merupakan kegiatan belajar yang dimulai dari pukul 06.00-07.00 WIB setiap pagi. “Sebetulnya kegiatan belajar mengajar di sekolah ini tidak berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya di Kabupaten Pringsewu, dimana jumlah jam belajar di sekolahnya selama satu minggu, untuk kelas 1 sampai kelas 6 sebanyak 210 jam. Hanya saja ada penambahan jam khusus sebelum kegiatan belajar mengajar reguler dimulai, yakni pada pukul 07.15-12.25 WIB. Sedangkan dari pukul ,07.00-07.15 WIB, dipergunakan oleh siswa untuk sarapan pagi sekaligus sholat Dhuha di sekolah,” kata Supri Hartiningsih, Sabtu (16/3/19).Dijelaskan oleh Supri Hartiningsih, selama kurun waktu satu jam tersebut (6.00-7.00), siswa-siswi SDN 1 Patoman diberikan pelajaran tambahan, yakni semacam kegiatan les, diantaranya mata pelajaran pokok matematika, IPA, bahasa Indonesia, PKN, IPS, ataupun mengulang soal-soal, dan jika menjelang ujian, dipergunakan untuk membahas kisi-kisi soal yang mau diujikan, baik Ujian Sekolah maupun Ujian Nasional. “Artinya, selain memperoleh mata pelajaran pada umumnya, siswa-siswi kami juga diberikan semacam bimbingan belajar. Jadi ada plusnya,” jelasnya.
Lebih lanjut Supri Hartiningsih mengatakan kegiatan atau program tersebut merupakan idenya yang ternyata mendapatkan dukungan yang positif dari seluruh dewan guru. Selain dari dewan guru, dukungan juga datang dari para orang tua wali murid. “Mereka sangat mendukung dan bahkan berharap program ini dapat terus dijalankan di SD Negeri 1 Patoman. Para orang wali murid menilai program ini sangat besar manfaatnya, karena melatih siswa-siswi untuk hidup disiplin dan membiasakan diri untuk memanfaatkan waktu yang ada secara maksimal,” ujarnya.
Supri Hartiningsih juga mengungkapkan bahwa dari adanya program ‘Jam ke-0 dan Hari Belajar 05+4’ ini, ternyata ada efek dominonya, karena selain mendisiplinkan para siswa itu sendiri dengan bangun lebih pagi, dan bagi yang beragama Islam tidak terlambat melaksanakan sholat subuh, para orang tua wali dan para guru pun akan melakukan hal yang sama. “Juga ada interaksi yang lebih intens diantara para siswa. Sarapan pagi juga dilakukan secara bersama-sama. Dan bahkan sesama siswa terkadang mereka saling tukar makanan dan lauk, ada proses saling memberi dan menerima. Dan khusus yang duduk di kelas 6, yang pasti mereka akan lebih siap dalam menghadapi ujian sekolah maupun nasional,” ungkapnya.
Meskipun para siswa ini bangun lebih awal dan ke sekolah juga lebih pagi, lanjut Supri Hartiningsih, tidak berdampak pada kondisi fisik dan kesehatan anak, dan selama pemberlakuan program tersebut tidak ada keluhan dari para siswa maupun orang tua wali.
“Justru dengan program ini berdampak pada peningkatan kesehatan serta prestasi akademik para siswa,” tambahnya.
Namun demikian, evaluasi atas pelaksanaan program tersebut, kata Supri Hartiningsih, tetap dilakukan pihaknya, dimana setiap 3 bulan sekali, ia bersama dewan guru melakukan rapat terkait pelaksanaan program ‘Jam Ke-0 dan Hari Belajar 05+4’. “Tentunya akan kami evaluasi terus, untuk mengetahui mana yang kurang dan perlu diperbaiki. Kesemuanya adalah dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Pringsewu pada umumnya dan di SD Negeri 1 Patoman khususnya,” pungkasnya.
Sementara itu, secara terpisah, Wakil Bupati Pringsewu Dr.H.Fauzi, S.E., M.Kom., Akt., C.A., C.M.A. menyambut baik dan sangat mendukung apa yang sudah dilaksanakan di SD Negeri 1 Patoman. Hal tersebut merupakan salah satu inovasi dalam dunia pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Pringsewu. “Saya sangat mendukung selama untuk memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Pringsewu. Bahkan, saya berharap apa yang sudah dilakukan SD Negeri 1 Patoman ini bisa dijadikan contoh bagi sekolah lainnya di Kabupaten Pringsewu. Saya mendorong sekolah-sekolah lainnya untuk juga menciptakan inovasi-inovasi dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka memajukan pendidikan di Kabupaten Pringsewu,” tandasnya. (Sahirun)