Melalui “Saung” RSUD IA Moeis Sosialisasi Bahaya Rabies Kepada Pasien

0
52

Samarinda,Prioritas.co.id – Virus rabies yang merebak di Samarinda menjadi sorotan tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD IA Moeis. Mengusung tema “Sapa Pengunjung” (Saung) Moeis.

Tim memberikan sosialisasi pencegahan dan penanganan rabies kepada pasien dan pengunjung dii ruang apotek rawat jalan RSUD IA Moeis, Jalan HAM Rifaddin, Kecamatan Loa Janan Ilir, Selasa lalu (4/7/23).

Anggota PKRS RSUD IA Moeis dr Fitria Nur Hastuti menuturkan, rabies adalah penyakit menular yang disebabkan virus yang menyerang sistem saraf. Virus bisa ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, antara kain anjing, kucing, dan kelelawar.

“Jika terkena gigitan atau cakaran hewan segera cuci luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit, kemudian keringkan dan beri antiseptik povidone iodine atau alkohol 70 persen,” kata Fitria dalam rilisnya, Jumat (7/7/2023).

Setelah membersihkan luka, harus segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksin anti-rabies (VAR). “Rumah sakit tidak menyediakan VAR, hanya menangani luka saja. Jadi kalau ada yang tergigit atau tercakar hewan segera ke puskesmas untuk mendapatkan VAR,” sambungnya.

Rabies bisa dicegah dan disembuhkan jika penanganan awal dilakukan dengan tepat. Namun, jika penanganan terlambat dan gejala sudah muncul, seperti mual, muntah, demam, gelisah, atau takut air (hidrofobia), kemungkinan sembuh sangat kecil dan bisa berakibat fatal.

“Rabies itu masa inkubasinya lama, bisa 3–8 minggu. Bisa saja seseorang tergigit hewan tapi tidak merasa apa-apa sampai beberapa minggu kemudian timbul indikasi. Makanya penting untuk mendapatkan vaksin secepatnya,” jelasnya.

Dia juga menyarankan pemilik hewan peliharaan untuk memberikan vaksin atau imunisasi kepada peliharaan mereka setiap tahun sekali. Selain itu, dia mengimbau masyarakat untuk menjauhi hewan liar yang menunjukkan tanda-tanda rabies, seperti gelisah, agresif, atau mengeluarkan liur berlebih.

“Itu bisa jadi indikasi bahwa hewan terkena rabies. Jika ada hewan peliharaan yang mati dalam 14 hari setelah tergigit atau tercakar hewan lain, patut dicurigai bahwa hewan itu terkena rabies,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Tim PKRS RSUD IA Moeis dr Afdhlia KS mengatakan, sosialisasi bertujuan mengedukasi kesehatan kepada pengunjung rumah sakit. Program dilakukan minimal sebulan sekali dengan sasaran pasien rawat inap, rawat jalan hingga pendamping.

“Tema Juli kami pilih rabies karena menurut data nasional kejadian rabies meningkat. Januari–Juni 2023 ada 47 orang meninggal akibat rabies dan 45.789 kasus gigitan hewan pembawa rabies. Di Samarinda ada 16 kasus gigitan. Kami ingin agar masyarakat khususnya pengunjung rumah sakit lebih waspada terhadap kasus ini,” tutupnya. (Dedy)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here