LSM Pergerakan Masyarakat Anti Korupsi Dewan Perwakilan Pusat Soroti Proyek Dana Desa 2019 Pekon Way Kunyir Diduga Asal Jadi

0
169
Suardi Romli ketua DPP LSM pergerakan masyarakat anti korupsi (PEMATANK)

Prioritas.co.id, Pringsewu – Terkait pemberitaan yang terbit di media online, lembaga swadaya masyarakat (LSM ) Pergerakan Masyarakat Anti Korupsi (PEMATANK) soroti proyek fisik drainase Dana Desa 2019 pekon Way Kunyir kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu, diduga asal jadi, Minggu (15/12/19).

Pasalnya, berdasarkan hasil investigasi oleh awak media atas hasil pekerjaan fisik drainase di pekon tersebut diduga tidak memiliki kualitas baik dan dikerjakan dengan asal-asalan, terlebih lagi dalam pengerjaannya di borongkan.

Suairdi Romli selaku ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Pergerakan Masyarakat Anti Korupsi, sangat berharap kepada inspektorat kabupaten Pringsewu agar dapat bekerja secara profesional ketika ada temuan diduga menyalahi, yang akan berdampak menimbulkan kerugian.

” ketika ada temuan awak media dilapangan, saya berharap kepada inspektorat supaya bisa bergerak cepat menyikapi persoalan yang akan berdampak merugikan negara. Seperti temuan dari rekan media di pekon Way Kunyir tentang pembangunan drainase diduga asal-asalan dalam pengerjaannya, ini merupakan kewenangan inspektorat untuk menyikapi dan memberikan bimbingan arahan jika  terindikasi berdampak munculnya kerugian baik itu dimasyarakat bahkan kerugian negara, jadi dalam hal ini saya sangat berharap agar inspektorat tidak lemah untuk menyikapinya bahkan, ketika ada temuan masyarakat di lapangan yang terarah pada penyimpangan-penyimpangan yang akan dilakukan oleh kepala pekon, untuk inspektorat kabupaten Pringsewu dalam hal itu haruslah tegas dalam mengambil tindakan ” terangnya.

Masih dikatakan Suardi Romli, kepada kepala pekon Way Kunyir, agar dapat mengerjakan proyek pembangunan dana desa sesuai dengan Rab dan spesifikasi yang ada. ketika ada temuan di lapangan baik itu temuan media ataupun temuan masyarakat yang sifatnya dianggap janggal dalam pengerjaan suatu proyek dana desa, saya juga berpesan kepada kepala pekon agar dapat untuk menjelaskan pada masyarakat ataupun media terkait temuan mereka. “Pungkasnya.

Diberitakan Sebelumnya, Sejumlah pekerjaan proyek Dana Desa ( DD) dan Anggaran Dana Desa ( ADD), Tahun 2019, Pekon Way Kunyir, Kecamatan Pagelaran Utara, diduga kuat dikerjakan tidak sesuai aturan alias asal-asalan. Terungkapnya kasus ini  berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh kru tim investigasi, pada Minggu (21/9/2019).

Seperti contohnya, pengerjaan Pembangunan drainase di Dusun 01, dengan Volume 450 meter yang dianggarkan senilai Rp235.590.000, pembangunan talud terkesan asal jadi. Bahkan upah borongan yang diterima oleh warga juga sangat murah, tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pembangunan drainase di pekon Way Kunyir

Kami diupah hannya Rp45000/meter. Untuk kelompok kami ada 11 orang, dan satu hari sekitar 10 meter,”ujar salah satu pekerja borongan.

Ditempat yang sama, nampak jelas, pembngunan talud hannya  dipasang batu berdiri dan diantara susunan batu berdiri serta dasaran dudukan batu tidak ada adukan semen 1:4 dan hal ini terlihat secara fisual mata.

Selain itu,  berdasarkan hasil pantauan juga,  pihak pekerja bangunan hannya  memasang adukan semen bagian muka.

Dan tentu saja walaupun ditutupi pada bagian muka talud pasangan agar terlihat pura-pura  pakai adukan , maka konstruksi talud tersebut tidak akan kuat dan mudah ambrol kena pada bagian tengah pasangan talud terlihat tidak ada adukan semen dan pasir,”ujar salah satu warga pekon setempat, yang enggan ditulis namanya saat dikonfirmasi terpisah.

Parahnya lagi,  masih kata narasumber,  bannyak pasangan adukan batu  hannya menggunakan tanah. “Bannyak pasangan batu agar cepat selesai diisi dengan tanah,  bukan menggunakan adukan semen, “ungkapnya.

Terpisah, Bukan hannya proyek Talud, pembangunan Jalan Telford atau onderlagh  batu onderlagh yang dihampar yang ada  dihampar roboh tidak tegak berdiri serta tidak tersusun padat dan batu pengunci 3-5 cm tidak ada, seharusnya setelah tanah badan jalan padat maka batu onderlagh disusun padat dan dihampar batu pengunci 3-5cm lalu digiling dengan Wales atau vibro baru ditutupi dengan lapis tutup pasir atau screening (abu batu), namun yang terjadi justru pihak pelaksana pembangunan hannya menutupi menggunakan tanah.

Sekretaris Pekon setempat, Sidik Ansori membenarkan jika pekerjaan proyek Dana Desa yang ada dipekonnya terkesan asal jadi. Dia mengaku pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab kepala pekonnya.

“Ini akal akalan yang kerja baik buruk tanggung jawab kepala desa.Saya bukan pemegang anggaran saya cuma bikin SPJ saja,”ungkap Sidik.

Sementara itu, Kepala Pekon Pekon Way Kunyir, Kecamatan Pagelaran Utara, dua kali didatangi untuk dimintai tanggapan terkait pekerjaan tersebut dikediamannya tidak ada ditempat. Bahkan saat dihubungi melalui via telpon genggamnya tidak aktif.

Sejumlah warga saat dikonfirmasi secara terpisah mennyayangkan pekerjaan proyek yang ada di Pekon Way Kunyir. Pasalnya meski proyek dikerjakan asal jadi namun pihak pengawas Dinas serta pendamping desa terkesan melakukan pembiaran.

“Proyek seperti itu kok dibiarkan. Jangan-jangan ada main mata dengan dinas serta pengawas pendamping desa,”ujar salah satu warga yang enggan ditulis namanya. (Davit/Bambang).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here