Prioritas.co.id (Yogyakarta) – Untuk kali kesepuluh, Jogja lnternational Travel Mart (JITM) akan kembali diselenggarakan pada tanggal 1-4 Juli 2019 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). JITM sendiri merupakan forum berkaliber internasional, yang mempertemukan para pelaku wisata lokal dengan pembeli utama dari industri perjalanan wisata internasional.
Selain itu, JITM menjadi platform yang sangat efisien untuk proses jual beli perjalanan wisata karena menyajikan berita dan tren terbaru dalam industri pariwisata yang masuk ke Yogyakarta kepada wartawan lokal, nasional dan internasional terpilih. Diharapkan pemberitaannya kemudian menghasilkan dorongan peningkatan perjalanan wisata ke Yogyakarta.
Edwin Ismedi, selaku Ketua JITM 2019 mengatakan bahwa sudah ada 121 buyers dari luar negeri yang ikut. ” Paling banyak dari Malaysia ada 41 buyers. Selain itu, para buyers berasal 23 negara seperti dari Nederland, Singapore, Prancis, Australia, Jerman, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, India, UEA, Rusia, Polandia, Spanyol, Italia, Timur Tengah, Myanmar, dan lain-lain,” terangnya ketika jumpa Wartawan di Sahid Jaya Hotel & Convention Yogyakarta, Senin (24/6/2019).
Sedangkan, untuk seller (penjualnya), Edwin mengatakan ada sekitar 56 seller, yaitu 31 hotel 31 yang merupakan anggota PHRI, 24 agen perjalanan yang merupakan anggota ASITA), bahkan RS Sardjito. Ia pun berharap mudah-mudahan tahun depan JITM akan dilakukan lagi dengan ide-ide kreatif karena tahun lalu saja, angka transaksi potensialnya diangka 30 milyar. “Lebih dari 50 persen, para seller mengungkapkan transaksinya. Tahun 2019 ini, target transaksi naik 100 persen menjadi 60 milyar karena ada YIA sehingga ada dua bandara di Yogyakarta ini,” terangnya.
Dia juga mengatakan dalam JITM 2019 akan mempromosikan Yogyakarta Internasional Airport (YIA) kepada para buyers dari luar negeri. “Kita juga akan mempromosikan YIA karena sudah beroperasi. Harapannya, penerbangan nasional akan lebih banyak masuk ke Jogja dan maskapai negara lain akan segera masuk ke Yogyakarta,” katanya.
Pertemuan bisnis buyers dan sellers (table top) nanti akan dilakukan pada tanggal 2 Juli 2019 dengan sebelumnya pada tanggal 1 Juli 2019 akan dilakukan welcome dinner di area Candi Prambanan dengan hiburan sendratari Legenda Roro Jonggrang. Tanggal 3 Juli 2019 akan dilakukan Posttour ke Borobudur yang dikombinasikan dengan Lava Tour, lalu tanggal 4 Juli 2019 akan digelar Farewell Dinner di Benteng Vredeburg sebagai penutup.
Sedangkan, Udhi Sudiyanto, Ketua Asita (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies) mendukung JITM 2019 karena membranding pariwisata Yogyakarta harus terus-menerus dan berkesinambungan. “Jogja memang harus diakui sebagai destinasi wisata, tapi dengan wilayahnya kecil, Jogja tidak bisa berdiri sendiri dalam memasarkan Jogja itu sendiri sehingga harus terkait dengan Joglosemar,” ujarnya.
“Untuk itu, Jogja harus berdampingan dengan daerah-daerah lain. Kita berkepentingan agar wisatawan lebih lama tinggal di Yogyakarta dengan menawarkan paket wisata,” imbuhnya.
Untuk itu, ia menyebut tugas pemerintah harus menyediakan koneksi dengan dunia luar, salah satunya melalui JITM 2019 ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran, Dispar DIY, Marlina Handayani mengatakan JITM 2019 di Yogyakarta ini murni mengangkat tourisme. “Kalau dibandingkan JITM di provinsi lain, Jogja pelaksanaannya yang betul-betul murni tourisme. Kita sangat selektif dalam memilih buyers. Mana yang lebih potensial,” tuturnya.
Ia juga mengatakan tujuan diselenggarakan JITM ini semata-mata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di DIY. “Kita akan meningkatkan jumlah buyers agar semakin memperkenalkan potensi pariwisata yang selama ini semakin meningkat, serta tersebar di 4 kabupaten dan 1 kota,” ucapnya.
Nantinya rombongan juga akan melakukan field trip seperti ke Borobudur. “Apa salahnya kita memakai salah satu titik yang sudah populer. Untuk handicraft, kita akan mengunjungi Kotagede,” tutupnya. (kps)