Mandailing Natal.prioritas.co.id – H. Muhammad Idris Batubara, seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Madina menilai figur pemimpin atau kepala daerah yang tepat memimpin Kabupaten Madina tidak tergantung pada pengalamannya sebagai birokrasi di pemerintahan, namun pemimpin yang diinginkan masyarakat adalah mampu menguasai permasalahan daerah lalu punya solusi untuk menuntaskan persoalan kerakyatan yang tujuannya mencapai kesejahteraan masyarakat.
“Figur pemimpin yang layak menjadi bupati adalah individu yang memiliki kombinasi karakter, kemampuan, dan komitmen yang kuat untuk memajukan daerahnya serta memenuhi kebutuhan masyarakat. Bukan diukur dari pengalaman dia menjadi birokrasi, puluhan tahun sebagai pegawai negeri sipil atau pernah menjadi pejabat tinggi. Itu bukan tolak ukur. Dan perlu dipahami bahwa kepala daerah berbeda dengan birokrat atau pejabat pemerintah. Kepala daerah pemimpin politik di daerah yang menentukan arah kebijakan pembangunan bersama dengan legislatif, sedangkan pejabat di pemerintahan pelaksana administrasi yang menjalankan kebijakan pemimpin atau kepala daerah.
“Dan mengurusi rakyat ini tidak mudah, belum tentu seorang pejabat tinggi di pemerintah pusat lebih hebat dari seorang lurah dalam hal mengurusi rakyat. Persoalan yang dialami masyarakat Madina sangat kompleks, pelayanan kesehatan yang masih jauh dari harapan, bidang pendidikan yang masih memprihatinkan, ekonomi masyarakat yang mengalami penurunan, lapangan kerja yang sangat sulit. Belum lagi soal pembangunan infrastruktur jalan dan kawasan permukiman,” kata Idris Batubara kepada wartawan, Jumat (1/11/2024)
Oleh karena itu, bekas Camat Panyabungan ini mengajak masyarakat lebih teliti dalam menentukan pilihannya kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati pada Pilkada Madina 2024.
“Kabupaten Madina ini sudah jauh tertinggal dari daerah lain, oleh sebab itu yang diinginkan masyarakat saat ini adalah kepala daerah yang mampu membawa percepatan pembangunan, mampu menjemput anggaran ke pusat lalu dibawa ke Madina. Tentu ini persoalan kekuatan jaringan di pusat, kekuatan lobby ke kabinet Presiden Prabowo Subianto.
“Sebagian masyarakat saya kira sudah bisa melihat di antara paslon nomor urut 1, Harun-Icwan dan nomor urut 2 Saipullah-Atika, siapa di antara mereka yang punya akses lebih mudah ke pemerintah pusat, punya akses mudah masuk ke orang-orang terdekat pak Presiden. Saya kira ini bisa jadi pertimbangan bagi masyarakat pemilih, sehingga Bupati dan Wakil Bupati Madina nanti jatuh kepada figur yang tidak banyak retorika dan banyak janji saja melainkan yang bertindak cepat untuk mengejar ketertinggalan pembangunan di daerah kita,” kata M. Idris Batubara.
Berdasarkan kajian permasalahan Madina saat ini, Menurut Idris, pasangan calon bupati dan wakil bupati Madina tahun 2024 yang lebih tepat untuk dipilih adalah nomor urut 1, Harun Mustafa Nasution-Muhammad Ichwan Husein.
“Saya punya penilaian bahwa pasangan Harun-Ichwan yang mampu menjawab permasalahan kerakyatan dan permasalahan pembangunan Mandailing Natal lima tahun ke depan. Mudah diterima masyarakat pemilih akar rumput,” ucap Idris. (Putra)