Banten – Dalam peringatan HUT TNI ke-72, Presiden Jokowi sama sekali tidak menyinggung masalah impor 5.000 senjata illegal, yang menjadi polemik belakangan ini. Bahkan, kontroversi itu sempat membuat hubungan antara Menkopolhukam Wiranto dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, meruncing.
Atas kisruh senjata ini, Presiden Jokowi sampai memanggil Menkopolhukam Wiranto yang turut mengahdirkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam Rapat Kabinet di Isana Negara, pada 2 Oktober 2017 lalu.
Presiden Jokowi dengan tegas mengingatkan seluruh pembantunya untuk focus bekerja sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Ia meminta agar para pimpinan lembaga dan kementeriannya tidak ada perselisihan yang dapat memicu pergesekan antar lembaga. Jokowi menegaskan bahwa dirinya sebagai Prseiden RI, adalah Kepala Negara, Pemimpin Pemerintahan dan Panglima Tertinggi AD, AL, dan AU..
Akan tetapi dalam HUT TNI ke-72, Presiden Jokowi tak sedikitpun menyinggung polemik 5,000 senjata. Pidato Jokowi lebih fokus pada loyalitas TNI terhadap negara. “Politik tentara adalah politik negara, loyalitas TNI adalah loyalitas negara. Dan, saya yakin sangat relevan sampai sekarang,” pidato Presiden Jokowi dalam peringatan HUT TNI ke-72, pada Kamis (5/10), di Pelabuhan Indah Kita, Cilegon, Banten.
Selain itu, Jokowi menyoroti masalah ancaman yang akan merongrong ideologi negara, Pancasila. Terhadap ancaman yang berpotensi memecah belah bangsa, Jokowi mengingatkan seluruh prajurit TNI dan rakyat Indonesia senatiasa wasapada karena ancaman bisa sewaktu-waktu muncul baik dari dalam maupun luar.
Seperti diketahui, dalam acara silaturahmi Panglima TNI bersama Purnawirawan TNI, di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, pada Jumat (24/9) lalu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan ada institusi lain yang bukan militer mendatangkan 5.000 pucuk senjata. Panglima TNI menyebut informasi itu diterima dari laporan inteligen.
Namun, belakangan pernyataan Gatot Nurmantyo ini menjadi polemic setelah tersiar di ruang public. Rupanya, apa yang disampaiikannya diinternal TNI itu, ada yang merekam dan mengungahnya di media sosial hingga akhirnya viral dan menjadi pembicaraan hangat dikalangan masyarakat.