Hj Iriani Ibnu Tuntaskan Sehari Administrasi Kependudukan dan BPJS Bayi Jihan Ramadani

0
122

Prioritas.co.id, Sungaiselan – Ketua TP PKK Bangka Tengah (Bateng), Hj Iriani Melita Ibnu saleh kaget kenapa Jihan Ramadani berumur 50 hari ini tidak lahir ke Bidan Desa Tanjung Pura milik Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng). Orang tuanya, Amri (29) mengaku melahirkan ke Puskesmas Penagan milik Pemerintah Kabupaten Bangka karena berada tidak jauh dari Orang tua istrinya, Misrah (26).

Hj Iriani Melita Ibnu Saleh mengatakan Pemerintahan Kabupaten Bateng melalui Dinas Kesehatan telah berkomitmen untuk melayani semua persalinan ibu hamil dengan baik di Desa. Makanya, setiap Desa se Bateng memiliki Bidan Desanya masing-masing yang tinggal di Poskesdes.

“Fasilitas melahirkan di Poskesdes juga lengkap. Jikapun terindikasi tidak normal saat hamil, biasanya ketika hendak melahirkan di rujuk ke Rumah sakit,” katanya.

“Bidan Desapun akan mendampinginya,” tambah Hj Iriani kepada Prioritas.co.id Kamis (18/7) di kediaman kakek Jihan Desa Tanjung pura.

Setelah melahirkan, kata Hj Iriani biasanya Bayi akan di cek kondisi fisiknya seperti apa, termasuk alat kelamin semua dicek.

“Sekecil apapun permasalahan penyakit pada bayi pasti kita tindaklanjuti hingga tuntas,” ulasnya.

Hj Iriani mengaku kaget mendengar pengakuan Orang tua Bayi, bahwa saat hamil dibawa ke rumah orang tuanya di Penagan Kabupaten Bangka hingga melahirkannya di Puskesmas Penagan bukan Puskesmas yang ada di Bateng.

“Saya tanya ke Bidan Desanya tadi. Katanya tidak lahiran di Poskesdes Desa Tanjung Pura, tapi di Puskesmas Penagan Kabupaten Bangka. Pas saya kroscek ke orang tuanya, ternyata benar tidak lahiran di fasilitas kesehatan milik kita. Makanya kasus Jihan ini luput dari perhatian pihak Medis atau Dinkes Bateng,” ungkapnya.

Kendati demikian, Hj Iriani tetap menghimbau kepada Bidan Desa agar selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Tanjung pura untuk mendata dan memantau masyarakat yang hamil.

“Kepada Ibu hamil juga diharapkan proaktif, percayakan ke bidan desa setempat untuk menanganinya,” pungkas dia.

Sementara itu, Amri (29) mengakui bahwa anaknya lahir di Puskesmas Penagan Kabupaten Bangka bukan di Bidan Desa Tanjung Pura Kabupaten Bangka Tengah.

“Ini anak saya yang ketiga. Anak pertama dan kedua juga lahir nya di sana,” kata Amri kepada Prioritas.co.id.

Amri mengatakan baru mengetahui anaknya lahir tanpa lubang anus sejak usianya 37 hari. Setelah lahir tanggal 28 mei 2019 kemarin, ia bersama istri tidak menyadari bahwa bayinya tersebut tanpa anus.

“Kami tidak tahu selama ini bayi kami ini tidak ada anusnya. Pihak Puskesmas Penagan juga tidak mengasih tahu bahwa kondisi anak kami lahir tanpa anus selama ini,” ungkapnya.

Setelah mengetahui Bayinya lahir tanpa anus, Amri baru mengurus BPJS Kesehatan anaknya tersebut ke Kantor BPJS Kesehatan. Namun katanya di tolak, karena Kartu Keluarga (KK) baru di urus bersamaan membuat akta kelahiran oleh Pemerintahan Desa Tanjung pura.

“Selama ini kami tinggal di Penagan memang makanya anak saya pertama dan kedua lahir disana. Kemarin saya urus KK sama BPJS di Bateng karena saya sudah tinggal di Tanjung Pura,” katanya.

Kemarin Amri mengaku panik hendak berbuat apa, sehingga dibantu beberapa rekan media mencarikan solusi.

“Alhamdulillah ada rekan media mencarikan solusi memberi informasi ke Bupati Bateng, Ibnu saleh. Langsung direspon, sekarang ada Ibu Bupatinya, Hj Iriani melita datang mengunjungi kami,” ulasnya terharu.

Ia berterimakasih sekali atas perhatian yang diberikan Bupati Bateng dan Istrinya kemasyarakat kecil.

“Terimakasih sekali Pak Bupati, Ibu Bupati. Mudah-mudahan Bateng selalu sejahtera dibidang kesehatan,”ulasnya.

“Terimakasih juga atas pembuatan Kartu Keluarga, akte kelahiran, BPJS Kesehatan tuntas sehari,” pungkasnya.

Terpisah Kades Tanjung Pura, Yulianto mengaku terjadi miskomunikasi. Ia baru dapat informasi bayi bernama Jihan tidak memiliki lubang anus baru beberapa hari belakang.

“Selama ini tidak ada informasi jihan anaknya pak Amri itu sakit tidak ada anusnya. Jaraknya lumayan lama, selama 37 hari tidak ada anus baru di ketahui,”katanya.

Selain itu, kata Yulianto bahwa Amri ini sering pulang pergi ke Penagan Kabupaten Bangka tempat mertuanya jarang terlihat di Tanjung Pura ini.

“Anak ke 1 dan 2 itu juga lahir di Penagan semua. Makanya kami sulit memantaunya, sebab kemarin mereka juga tinggalnya di Penagan bukan di Tanjung Pura,” katanya.

Menurut Yulianto, hal ini menjadi pelajaran bersama. Ia juga akan menegaskan warganya untuk selalu memiliki BPJS Kesehatan dan mengurus administrasi kependudukan dengan baik.

“Jangan jiwa kependudukan di penagan lalu orangnya di tanjung pura. Begitupun sebaliknya, jiwa administrasi kependudukan di Tanjung pura lalu orangnya di penagan. Kedepan akan di pertegas warga yang seperti ini. Maunya tinggal dimana, tanjung pura atau penagan sehingga tidak terjadi miskomunikasi seperti ini lagi kedepannya,” tegas dia.

Terkait adanya kunjungan ini, ia berterimakasih kepada Ibu Bupati Bateng telah memperhatikan rakyat.

“Terimakasih ibu Bupati sudah memperhatikan rakyat kami langsung. Ini jadi pelajaran kami kedepam untuk bekerja lebih baik lagi, “pungkasnya (Roni)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here