Samarinda,prioritas.co.id – Musim kemarau yang diperkirakan mencapai puncaknya Oktober nanti, sedikitnya 17.500 sambungan rumah berpotensi kesulitan mendapat pasokan rutin air bersih.
Menindaklanjuti hal ini Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Samarinda tengah melakukan strategi menghadapi ancaman krisis air baku.
Upaya pertama, Perumdam Tirta Kencana Samarinda akan mengeruk intake. Pengerukan harus dilakukan karena di lokasi sekitar intake telah terjadi kekeringan.
“Misalnya Intake Bengkuring, Intake Lempake, dan Intake Loa Kulu. Ini kami antisipasi dengan mengeruk area intake agar bisa mengambil air lebih banyak,” kata Direktur Teknik PDAM Samarinda, Ali Rachman AS dalam keterangannya, Sabtu (5/8/2023).
Selain itu, pihaknya telah membentuk tim yang bertugas menyalurkan bantuan air bersih melalui mobil tangki ke wilayah-wilayah yang instalasi pengolahan airnya sudah tidak beroperasi.
“Biasanya yang mati duluan kawasan IPA Pulau Atas dan IPA Palaran. Umumnya setelah intrusi air laut ke Sungai Mahakam,” ucapnya.
Ali melanjutkan, distribusi bantuan air bersih diberikan secara cuma-cuma. Namun apakah nantinya berbayar, dia menyebut akan diatur dalam surat keputusan.
“Nanti kami siapkan untuk distribusi dari IPA-IPA yang airnya tersedia, misalnya IPA Cendana,” sambungnya.
Langkah lainnya, bersurat ke Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kaltim mengenai peminjaman IPA mobile.
“Ini bisa dipakai ke beberapa titik yang membutuhkan,” sambungnya. Pihaknya juga akan kembali mengecek sumur bor yang pernah dibangun di beberapa wilayah. Seperti Pampang, Palaran, Pulau Atas, dan Bantuas. “Meski kecil, tapi ada saja airnya,” ucapnya.
Ali mengungkapkan, jika kemarau berlangsung panjang, maka Perumdam Tirta Kencana Samarinda terpaksa memberlakukan penggiliran distribusi air di beberapa wilayah.
“Ini antisipasi jika potensi jangka panjang, Menurutnya hal tersebut merupakan antisipasi jangka panjang, secara keseluruhan, persediaan dan produksi air baku di Samarinda masih normal. Meski demikian, dia mengimbau masyarakat untuk menampung air dan menghemat pemakaian. (dedy)