Prioritas.co.id, Bantul – Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Kegiatan Layanan dukungan Psikososial Gugus Tugas Sosial Kemasyarakatan dalam rangka menyiapkan masyarakat untuk menghadapi pola kehidupan new normal.
Dalam menjalani kegiatannya, Dinas Sosial menggandeng beberapa pihak, diantaranya Akademisi, dan petugas kesehatan. Kepala Seksi Bantuan Fakir Miskin Dampak dan Bencana Dinsos Bantul, Dra Lestari MM menyebutkan acara ini dilaksanakan serempak di seluruh DIY.
“Acara ini digelar secara serempak di DIY, oleh Dinas Sosial DIY, dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam menghadapi pola kehidupan new normal,” katanya, Sabtu (27/6/2020) saat menggelar sosialisasi new normal di Aula Kantor Desa Srimartani, Piyungan, Bantul.
Lestari berharap, melalui acara sosialisasi ini, peserta yang hadir hari ini bisa menyampaikan kepada masyarakat setempat. “Apa yang disampaikan nanti bisa disampaikan kepada masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, mewakili Akademisi dari Sekolah Tinggi Psikologi (STIPSI) Yogyakarta, M.R.A Puspitasari sebagai Psikolog menyampaikan manajemen perubahan dalam new normal. “Seperti tidak boleh ke Mall, dan tidak boleh kumpul-kumpul, nah ini kan suatu perubahan, dibutuhkan manajemen perubahan dalam new normal ini,” katanya.
Selain itu, Wakil Ketua II STIPSI Yogyakarta ini juga menjelaskan bagaimana cara mengatasi kecemasan yang timbul didalam diri masyarakat. “Kita harus menyadari terlebih dahulu tentang ketakutan apa yang ada di otak, dan perlu diidentifikasikan seberapa akut kecemasan itu sendiri,” paparnya.
Ditambahkan Ita, apabila kecemasan tersebut sudah akut, dibutuhkan sharing dengan orang terdekat, dan tetap beraktivitas dengan protokol kesehatan yang berlaku. Disamping mengatasi kecemasan, permasalahan yang sering muncul adalah masih banyaknya orang-orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan. “Makanya dibutuhkan komunikasi di semua lini pada perubahan perilaku menghadapi new normal, dibutuhkan bahasa yang berbeda disetiap sosialisasi, tergantung siapa respondennya,” katanya.
Setelah komunikasi, dibutuhkan konsistensi dari orangtua yang mendidik anaknya. “Bapak, Ibu di rumah juga harus melarang anaknya untuk keluar rumah, jangan cuma Satpol PP saja yang melakukan patroli,” imbuhnya. Selanjutnya dibutuhkan sinergi dari semua pihak, dan menciptakan ruang keluarga yang aman dan nyaman. (kps)