Prioritas.co.id.Pringsewu – KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) mengungkapkan bahwa saat ini banyak kelompok yang terus merongrong jamiyah dan jamaah Nahdlatul Ulama melalui berbagai cara. Kelompok baru ini terus melakukan propaganda agar warga NU yang menjadi mayoritas di Indonesia, menjauh baik dari organisasinya maupun ulama atau kiainya.
Ia mengibaratkan Nahdlatul Ulama seperti kolam besar yang diisi oleh banyak ikan yang terus diambil ikannya untuk dipindahkan ke kolam baru oleh orang lain.
“Banyak kelompok baru yang sedang membuat kolam namun tak punya ikan. Sehingga mereka mancing dan mengobok-obok kolam lain, berusaha untuk mengambil ikan dari kolamnya NU,” ungkapnya pada peringatan Isra’ Mi’raj (Rajabiyyah) yang dilaksanakan oleh Jamaah Pengajian Desa Ambarawa di Masjid Raudlatul Muslimin, Ambarawa, Pringsewu, Lampung, Sabtu (9/3).
Inilah yang menurutnya harus disadari warga NU agar tetap berpegang teguh pada jam’iyyah NU dengan terus melestarikan amaliah amaliah Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyyah yang telah diwariskan oleh para wali.
Gus Muwafiq menilai konsep berislam di Indonesia selama inilah yang benar-benar dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Walaupun terpaut jarak dan waktu dengan zaman Rasulullah, praktek beragama di Indonesia selama ini mampu mewujudkan makna beragama dari Rasulullah SAW.
Berislam dan berindonesia yang merupakan hasil ijtihad para ulama ini tegasnya harus terus dipertahankan. Menurutnya Indonesia mampu menyerap konsep beragama dan bernegara dengan sangat baik. Kearifan budaya mampu berpadu dengan nilai-nilai agama Islam sehingga mampu bersinergi dan membawa kesejukan bagi masyarakat.
Kalau ada saat ini kelompok yang bermoto “kembali kepada Qur’an dan Hadits” maka Gus Muwafiq menilai pantas. Karena kelompok ini memang sudah meninggalkan dan tidak memahami dua dasar dalam beragama ini.
“Maka belajarlah agama dari para ulama yang jelas silsilah keilmuannya. Jangan belajar dari ‘Syeikh’ Google. Banyak orang yang saat ini lupa kedudukan dengan langsung belajar pada Qur’an dan Hadits. Kita harus belajar dari para ulama yang jelas silsilah keilmuannya,” ungkapnya tentang maraknya fenomena belajar agama melalui internet dan media sosial.
Ribuan jamaah dari seluruh penjuru Kabupaten Pringsewu yang hadir benar-benar “terhipnotis” oleh Kiai dari Sleman Yogyakarta ini. Dengan keilmuan agama yang dalam serta pemahaman sejarah yang dimiliki Gus Muwafiq, para jamaah tidak bergeming dari tempatnya, mendengarkan paparan materi yang disampaikan hampir 2,5 jam ini.
Dengan bahasa yang mudah dipahami berbagai level elemen masyarakat, Gus Muwafiq mampu menjelaskan dengan gamblang serta mampu mengurai benang kusut berbagai permasalahan yang saat ini dihadapi oleh masyarakat.
“Ini baru benar-benar mengaji. Membuka mata dan hati kita akan kebenaran dengan cara yang sejuk. Gus Muwafiq mampu memberi contoh yang tepat dan mudah dipahami sehingga menjadikan kita paham persoalan yang terjadi. Saya puas ngaji bersama beliau,” ungkap Mahfud, jamaah yang hadir dari Kecamatan Sukoharjo.
Hadir pada acara tersebut, Wakil Bupati Pringsewu H Fauzi, Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, Rais Syuriyah PCNU Pringsewu KH Ridwan Syu’aib, Ketua MUI Kabupaten Pringsewu KH Hambali, serta pengasuh pondok pesantren, tokoh masyarakat dan pengurus NU di Kabupaten Pringsewu. (M. Faizin /wagiman)