Priritas.co.id, Tual – Warga Gereja Protestan Maluku (GPM) Tenggara Raya Kota Tual bersama beberapa Komunitas Perempuan dan Organisasi Kemahasiswaan menggelar aksi solidaritas terhadap korban kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Kepulauan Kei.
Aksi Solidaritas yang diprakasai oleh GPM Kota Tual melibatkan Komunitas Perempuam Bangsa Kota Tual, HMI, PMII, maupun Kohasi dipusatkan di lapangan Lodar El Kota Tual.
Dikonfirmasi Pendeta (Pdt) A.K. Nikiyuluw Ingratubun yang juga selaku Ketua Panitia menyampaikan katong sedang mengungkapkan rasa solidaritas bersama dengan korban kekerasan hingga berujung kematian pada kejadian kemarin di daerah ini yang korbannya seorang perempuan Kei, selain itu juga rasa keprihatinan terhadap kondisi yang terjadi.
Kata Pdt, “Menjadi pertanyaan utama bagi kami, mengapa ini harus terjadi di daerah ini, padahal daerah ini (kepulauan Kei) mengenal bahasa bahwa perempuan Kei itu bernilai”.
Oleh karena itu, kami mencoba menggiatkan dan menyadarkan kita semua di daerah ini, bahwa “kami ada kami mau bersuara bahwa perempuan itu mempunyai nilai, punya kemampuan untuk ditransaksikan sebagai daya kehidupan, dan mematikan perempuan sama saja mematikan daya di negri ini”, jelas Pdt.
Diungkapkan, sebelum aksi solidaritas di Lodar El oleh kami, aksi jalanan oleh ade-ade mahasiswa di jalan yang berhasil membuat suatu transaksi nilai yang luar biasa, dan jika ada yang paham orang-orang yang paham hukum harusnya melihat dan membungkus mereka.
Aksi dijalan oleh organisasi mahasiswa dan komunitas, sebetulnya disadari mereka ini mewakili komunitas yang berbicara banyak untuk kepentingan perempuan di tanah ini, sehingga kami warga GPM Tenggara Raya merangkul mereka bersama-sama pada aksi solidaritas saat ini.
“Perlu disesali bahwa ketika banyak orang berbicara cinta dan peduli tanah daerah ini, mereka yang kadangkala mewakili kita untuk berbicara, namun mereka tidak pernah dan mendengarnya serta hadir bersama-sama dengan kami”, utarnya.
Ditegaskan, sudah waktunya kita berbicara dan ini merupakan giat awal, serta Lapangan Lodar-el dipilih sebagai pusat aksi solidaritas karena tempat tempat ini sendiri merupakan salah satu pusat adat di Tual.
Lanjutnya, walaupun banyak orang yang belum hadir untuk bersama-sama menyuarakan hentikan kekerasan terhadap perempuan, namun paling tidak ini upaya untuk menyadarkan bahwa kita sama-sama butuh sesuatu untuk tindak lanjuti persoalan perempuan di daerah ini.
Ditempat yang sama Pdt juga mengapresiasi pihak penegak hukum sebagai pengayom dan pelindung masyarakat terutama perempuan, dimana mau bekerja keras untuk menemukan kebenaran peristiwa kekerasan perempuan yang terjadi di daerah ini.
Pantauan media, aksi solidaritas yang dipusatkan dilapangan Lodar El Kota Tual diisi dengan berbagai nyanyian bahasa Kei, puisi, tarian Kei, aksi teatrikal mahasiswa, dan di akhiri dengan penyalaan lilin oleh seluruh peserta yang hadir.
Hadir dalan aksi tersebut, Ketua DPRD Kota Tual, Raja Tual, Dan Lanal Tual, Kapolsek Dullah Selatan, Warga GPM, Komunitas Perempuan, Organisasi Kemahasiswaan, Pelajar Tual, serta masyarakat. (sidaknews.com)