Eli Apresiasi PKK Desa dan Kecamatan Hutabargot yang Produksi Batik Ecoprint

0
32
Ketua TP PPK Madina Ny Eli Mahrani saat mencek produksi kain batik ecoprint yang berada di Desa Huta Bargot Dolok, Kecamatan Huta Bargot.

Mandailing Natal.prioritas.co.id – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Mandailing Natal, Ny. Eli Maharani bersama rombongan pada Sabtu (11/11/203) berkesempatan mengunjungi rumah produksi kain batik ecoprint yang berada di Desa Huta Bargot Dolok, Kecamatan Huta Bargot.

Kunjungan itu dilakukan setelah Eli mendengar informasi mengenai rumah produksi yang digerakkan oleh pemerintah kecamatan, desa dan PKK di wilayah tersebut.

Sebagai informasi, batik ecoprint merupakan salah satu jenis batik yang diproduksi menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanin atau warna daun, akar, atau batang yang diaplikasikan pada kain, setelah itu kain tersebut direbus (sumber: batik prabuseno).

Eli yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) itu mengapresiasi bentuk kerajinan yang baru dimulai sebulan belakangan itu.

“Sangat kreatif, saya apresiasi pemerintahan kecamatan, desa dan juga PKK atas inovasi batik ecoprint ini. Apalagi penggeraknya saya dengar dari Ibu PKK. Semoga menjadi contoh bagi desa dan kecamatan lainnya,” ujar Eli.

“Kita sangat mendukung kerajinan dan karya seperti ini. Ke depannya akan kita pantau dan kita dorong perkembangannya. Saya juga akan sampaikan kepada Bapak (Bupati) mengenai hal ini. Semoga dengan atensi kita bersama, program ini bisa sukses dan menjadi produk unggulan di kemudian hari,” pungkas Eli.

Dalam kesempatan tersebut Eli juga membeli beberapa helai kain sebagai bentuk dukungan terhadap kerajinan yang dana operasional serta pelatihannya itu dialokasikan dari Dana Desa.

“Ini saya beli beberapa helai juga, nantinya mau dijahit buat baju untuk bapak (Bupati), saya dan keluarga,” cetus Eli.

Ketika diwawancarai, Camat Miswar Husin menyebutkan bahwa tenaga terampil diundang untuk melatih kaum ibu selama beberapa waktu.

“Baru tahap awal sih, ini tindak lanjut dari pelatihan yang kita adakan sebelumnya. Dananya bersumber dari dana desa,” ungkap Miswar.

“Bisa dibilang, ini baru tahap eksplorasi sumber daya, baik bahan maupun motif dan jenis kainnya. Saat ini baru ada 3 jenis kain yakni kain sutra, katin premis dan dobby. Lalu untuk bahan untuk motif batiknya berupa dedaunan tumbuhan itu diperoleh dari lingkungan sekitar,” pungkas Miswar. (putra)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here