Dorong Minat Baca Siswa Melalui Perpustakaan Ramah Anak

0
52
Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco dan Pendiri Taman Bacaan Pelangi Nila Tanzil, saat berinteraksi langsung mengetes kemampuan membaca siswa kelas 1 SDI Butata, Photo dok: Prioritas

Nagekeo.prioritas.co.id – Didampingi Nila Tanzil, Pendiri Yayasan Taman Baca Pelangi, Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do, NTT, duduk bersila di lantai beralaskan karpet ruangan Perpustakaan Ramah Anak, SDI Butata, Desa Rendu Wawo, Kecamatan Aesesa Selatan.

Di dalam ruangan berukuran kurang lebih 4×5 M2 itu terdapat beberapa meja seukuran anak-anak yang ditata berjejer. Terdapat tiga sampai empat siswa tampak duduk mengitari meja yang sudah dipenuhi buku-buku bacaan. Perwakilan 2 siswa dari masing-masing kelas diminta melakukan simulasi membaca buku di perpustakaan di hadapan Bupati.

“Saya sudah selesai baca 5 buku, senang sekali ada banyak buku disini (perpustakaan). Aku mau baca buku, karena aku pintar,” ungkap Gabriel salah satu siswa di hadapan Bupati Don Bosco dan Nila Tansil.

Siang itu Kamis (15/11/2023) usai meresmikan Perpustakaan Ramah Anak SDI Butata, Bupati berkesempatan berinteraksi langsung dengan siswa-siswi, khususnya kelas awal guna mengetahui tingkat kemampuan literasi membaca mereka.

Ratusan buku bacaan yang didominasi buku cerita tersusun rapi di rak-rak penyimpanan buku. Ruangan yang didominasi cat hijau ini dihiasi berbagai interior dan lukisan. Ini bertujuan agar siswa bisa betah berlama-lama di ruangan. Dengan suara lantang, Gabriel mulai membaca.

Gabriel merupakan satu diantara anak di Kabupaten Nagekeo, NTT, yang memiliki minat baca tinggi. Sayangnya, keterbatasan akses buku bacaan anak yang sesuai untuk usianya menjadi salah satu penghambat untuk menikmati hobi membacanya tersebut.

Menurut Ibunya Angelina Owa, minimnya buku bacaan menjadikan Gabriel hanya membaca tulisan yang ada disekitar, seperti tulisan bungkus makanan, papan informasi, ataupun tulisan-tulisan di baju.

“Sebelum perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di sekolah ini diresmikan, dia selalu ikut saya ke perpustakaan, mau baca tapi saya bilang setelah acara peresmian baru bisa baca,” ucap Angelina Owa yang juga merupakan guru kelas 4 di SD Inpres Butata ini.

Bagi Gabriel dan teman-temannya, peresmian perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di sekolah mereka sudah ditunggu sejak lama. Mereka sangat antusias ingin membaca buku-buku bergambar yang ada di perpustakaan baru sekolah mereka.

Akses buku bacaan anak menjadi salah satu penyebab tingkat literasi anak yang rendah di Indonesia. Menurut Survey Inovasi Pembelajaran dan Pendidikan Indonesia (SIPPI) yang dilakukan oleh INOVASI pada 2017, 68% buku anak yang tersedia di sekolah-sekolah dasar adalah buku pelajaran. Anak tidak dapat belajar membaca tanpa adanya bahan bacaan. Bahan bacaan yang paling efektif untuk anak adalah buku-buku cerita yang menarik dan berjenjang sesuai dengan kemampuan membaca anak.

Hadirnya Taman Bacaan Pelangi melalui konsep perpustakaan ramah anak dengan buku-buku berkualitas yang berjenjang dan sesuai untuk anak-anak usia 7-12 tahun menjadi solusi peningkatan literasi anak di Kabupaten Nagekeo pada khususnya, dan di wilayah Indonesia Timur.

Bangun 250 Perpustakaan Ramah Anak

Bersama Pemerintah Daerah Nagekeo, Taman Bacaan Pelangi mengadakan serangkaian acara peresmian 20 perpustakaan ramah anak baru di 20 Sekolah Dasar di Kabupaten Nagekeo pada 7 November 2023 hingga 18 November 2023.

Dengan diresmikannya ke-20 perpustakaan baru ini menjadikan total ada 109 perpustakaan ramah anak yang telah berhasil didirikan oleh Taman Bacaan Pelangi bersama dengan Kabupaten Nagekeo dan Room to Read di Kabupaten Nagekeo, NTT, dan menandai telah didirikannya 250 perpustakaan ramah anak oleh Taman Bacaan Pelangi untuk Indonesia.

Menurut Bupati Nagekeo, Literasi dasar merupakan salah satu fokus Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam peningkatan sumber daya manusia di daerah ini.

“Atas nama masyarakat di Nagekeo, kami mengapresiasi komitmen dari Taman Bacaan Pelangi yang berupaya membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan literasi anak-anak dan menumbuhkan minat baca anak-anak di wilayah kami” ujar Bupati.

Menurut rapor pendidikan Kabupaten Nagekeo, kompetensi membaca teks sastra pada siswa SD mengalami peningkatan sebesar 7,8% dimana pada 2021 hanya 46%, sedangkan pada 2023 mencapai 54%.

Meski demikian, rekapan secara keseluruhan pada rapor pendidikan Kabupaten Nagekeo terkait kemampuan literasi sekolah dasar masih masuk dalam kategori capaian rendah. Lebih lanjut, berdasarkan hasil Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) pada 2016, sebanyak 63%-73% siswa-siswi di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi memiliki kemampuan membaca yang kurang. Survey tersebut juga mengungkapkan data bahwa sebanyak 47% dari siswa kelas 4 Sekolah Dasar di Indonesia masih belum bisa membaca.

Pendiri Taman Baca Pelangi, Nilla Tanzil mengatakan kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap anak di Indonesia. Anak yang belum lancar membaca akan terus mengalami ketertinggalan di sekolah dibandingkan teman-temannya yang sudah lancar membaca.

Menurut Nila Tanzil, salah satu cara agar anak termotivasi untuk bisa lancar membaca, diperlukan buku bacaan yang sesuai. Untuk itulah Taman Bacaan Pelangi menyediakan berbagai buku cerita anak yang menarik dan sudah dijenjangkan sesuai kemampuan membaca mereka.

“Kami percaya buku-buku yang kami sediakan di perpustakaan sekolah ini akan disukai oleh anak-anak dan bisa meningkatkan kemampuan membaca anak dan menumbuhkan minat baca anak-anak di setiap sekolah” ujarnya.

Taman Bacaan Pelangi melalui perpustakaan ramah anak terus berkomitmen mendukung Kabupaten Nagekeo dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa sekolah dasar dengan menyediakan buku-buku berkualitas untuk siswa di perpustakaan ramah anak.

Di sepanjang tahun 2023, Taman Bacaan pelangi telah meresmikan 40 perpustakaan ramah anak di 40 sekolah yang berbeda di Kabupaten Nagekeo. Setiap perpustakaan dilengkapi dengan buku-buku cerita anak berkualitas dengan gambar yang menarik sehingga mampu mendorong kebiasaan membaca siswa.

“Penataan ruang perpustakaan ramah dengan anak sehingga siswa dengan nyaman dan memudahkan siswa menemukan buku yang ingin dibaca sesuai dengan kemampuan membaca mereka” katanya.

Para guru maupun kepala sekolah dan pustakawan kata Nilla Tanzil juga telah diberikan pelatihan tentang sistem pengelolaan perpustakaan ramah anak dan program literasi yang dapat dilakukan di perpustakaan.

Lebih lanjut Dia menyampaikan apresiasinya atas dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo atas program perpustakaan ramah anak. Nila berharap berharap perpustakaan ramah anak di sekolah-sekolah dasar ini dapat digunakan semaksimal mungkin baik oleh siswa, guru, maupun orang tua.

“Orang tua diperbolehkan meminjam buku cerita dengan harapan mereka dapat membacakan buku kepada anaknya sebelum tidur setiap malam. Kebiasaan membaca dapat tumbuh melalui rutinitas membaca yang dilakukan di sekolah dan di rumah” pungkasnya.

Taman Bacaan Pelangi fokus pada menumbuhkan minat baca siswa dengan rentang umur 7-12 atau usia sekolah dasar. Pendirian perpustakaan ramah anak di sekolah-sekolah dasar di Kabupaten Nagekeo, NTT, berdampak baik pada proyeksi daerah tahun ke depan, dan tentunya mampu mendukung minat baca anak-anak di Nagekeo seperti Gabriel.

Tentang Taman Bacaan Pelangi

Taman Bacaan Pelangi adalah yayasan sosial yang bergerak di bidang pendidikan. Salah satu fokus utama Taman Bacaan Pelangi yaitu peningkatan literasi anak-anak di Indonesia.

Didirikan pada 2009, Taman Bacaan Pelangi hingga saat ini telah mendirikan dan mengelola 250 perpustakaan ramah anak yang tersebar di 19 pulau di Indonesia, memberikan pelatihan kepada lebih dari 6.000 guru-guru di daerah, menyediakan lebih dari 300.000 buku cerita anak-anak, serta memberikan akses buku bacaan kepada lebih dari 46.000 anak-anak di daerah terpencil terutama di wilayah Indonesia Timur.

TB Pelangi mendapatkan penghargaan “Anugerah Nugra Jasadarma Pustaloka 2013” dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Program Taman Bacaan Pelangi antara lain pendirian perpustakaan sekolah, pelatihan guru, beasiswa sekolah untuk siswi-siswi sekolah menengah, pelatihan orang tua, dan sebagainya. (Arjuna)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here