Dinas Pendidikan Madina Prioritaskan Pembangunan dan Rehab Sekolah di Daerah Terpencil

0
200
Plt Kepala Dinas Pendidikan Madina, Dollar Hafriyanto.

Mandailing Natal, Prioritas.co.id – Untuk mengejar ketertinggalan Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) memprioritaskan pembangunan sekolah di daerah terpencil seperti rehab sekolah, pembangunan ruang baru.

Salah satunya pembangunan satu unit ruangan kelas baru untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) di Dusun Lubuk Sihim pada tahun 2023 mendatang. Hal ini dilakukan Dinas Pendidikan untuk memudahkan siswa yang bermukim di Tor Pulo Desa Muara Batang Angkola, Kecamatan Siabu, Madina mendapat pendidikan

Plt Kepala Dinas Pendidikan Madina, Dollar Hafriyanto yang dikonfirmasi wartawan, Selasa (1/11), menyampaikan, ditahun 2023 mendatang pemerintah daerah akan memprioritaskan pembangunan setiap sekolah yang mengalami kerusakan di kabupaten itu.

Prioritas pembangunan bagi Ruang Kelas Baru (RKB) di daerah terpencil serta rehab untuk sekolah yang mengalami kerusakan serius dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pendidikan di daerah itu.

“Salah satunya di tahun 2023 kita akan mengupayakan pembangunan satu RKB di Dusun Lubuk Sihim biar anak-anak kita dengan mudah mendapatkan pendidikan disana. Selain di daerah terpencil kita juga akan prioritaskan pembangunan (rehab) pada sekolah yang mengalami kerusakan,” ujarnya.

Sekedar diketahui, setiap harinya ratusan siswa dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) dan Tingkatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang berada di dua dusun yang ada di perbukitan Tor Pulo harus berjibaku menuruni bukit terjal, berlumpur hingga sampai ke sekolah tercinta mereka di Desa Muara Batang Angkola.

Para siswa yang bermukim diperbukitan Tor Pulo itu yakni Dusun Lubuk Sihim dan Aek Tombang itu harus berangkat subuh melintasi hutan. Menenteng sepatu dan tas, nanti dipasang setelah sampai induk desa. Berjam-jam berjalan. Sesekali bertemu gerombolan monyet liar, babi hutan, atau binatang buas lain.

Enam kilometer diremang subuh agar tak terlambat SDN 043 Muara Batang Angkola. Tanpa ditemani oleh orang tua. Siswa kelas 1 SD hingga SMP itu menggunakan lampu teplok dan senter melewati dingin dan gelapnya malam.

Tak itu saja, sesampainya di tepi sungai Batang Gadis mereka harus menyeberangi sungai dengan “Getak” (rakit tradisional) ke seberang. Tak jarang juga para siswa itu harus menyeberangi sungai apabila sungai sedang surut. (putra)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here