Diknas Sumsel Bakal di Demo Terkait Dugaan Pungli Jual Seragam dan Buku

0
0

Palembang.prioritas.co.id – Selain menjual pakaian seragam sekolah buat siswa baru dan jual buku MPLS, SMA Negeri 16 Palembang di dugaan juga melakukan pungli ke Siswa-siswa tiap bulan.

Keluhan orang tua siswa di SMA Negeri 16 Palembang kian santer, berbagai pengeluaran uang buat sekolah harus di laksanakan sesuai keinginan sekolah yang terkesan di wajibkan.

Sebelumnya orang tua siswa mengeluhkan pembelian berbagai seragam termasuk dasi dan topi melalui sekolah kerja sama dengan penjahit King Sulaiman, berdasarkan formukir yang di berikan sekolah kepada orang tua atau siswa 2 juta lebih.

Pengakuan terbaru orang tua siswa yang tidak mau di sebutkan namanya saat hari pertama anaknya masuk sekolah mengikuti MPLS di wajibkan membeli buku MPLS sebesar Rp 60.000.

Semua murid baru di wajibkan bayar uang buku MPLS Rp 60.000, bukunyq tipis, buku tentang sekolah dan kegiatan MPLS, sampel depan ada photo kepala sekolah Ema Nurnisyah Putri.

Aku terkejut sekolah terkesan semua mau di jadikan duit, buku MPLS, baju seragam dan stelan jas termasuk dasi dan topi belum lagi duit tiap yang sudah sudah 150.000, tak tau sekarang berapa.

‘Teman saya anaknya yang sudah tamat dan masih sekolah cerita tiap bulan harus bayar 150.000 kepada wali kelas, tapi tidak di beri bukti pembaran, dia cerita buat komite, tapi uangnya guru yang yang nagih dan terima bukan komite,”ujarnya.

150.000 wajib di bayar tiap bulan, kalau sekarang belum ada penjelasan termasuk uang pembangunan, kami orang tua tidak mampu kalau harus bayar ini itu berat betul kecuali orang kaya, yang sekolah di situ tidak semuanya orang mampu.

“Jadi serba salah sekolah negeri tapi pengeluaran duit banyak betul, lebih mahal dari swasta, apalagi harus beli stelan jas 1.000.000, SMA swasta yang hebat dan bagus saja banyak tidak pakai jas, “keluh sumber.

Akibat banyak keluhan sudah beredar selebaran dinas pendidikan Sumsel akan di demo senin,(22/07) terkait permasalahan tersebut termasuk kinerja kepsek Nurnisyah Putri dan wakil humas Iskandar.

Terkait masalah seragam sekolah wakil kepala sekolah bidang humas Iskandar mengku sekolah hanya memfasilitasi permintaan orang tua siswa.

Itu di sampaikan orang tua saat rapat dengan komite dan sekolah, namun saat di tanya berapa orang tua yang setuju dan berapa persen lskandar tidak bisa menjawab

Iskandar juga mengaku pelaksana seragam sekolah bukan sekolah tapi komite, namum saat di tanya kenapa humas yang sibuk dan marah saat pengukuran baju di liput padahal bukan kegiatan sekolah.

Bahkan kenapa tidak mengarahkan media wawancara dengan pelaksana kegiatan dari komite dan kenapa humas mengklarifikasi kegiatan itu Iskandar kembali terdiam tidak bisa menjawab.

Termasuk Iskandar apa maksudnya memerintahkan satpam menahan pers usai wawancara dengan beliau agar tidak pergi meninggalkan sekolah dengan alasan urusan belum selesai kembali beliau terdiam.

Hal sebaliknya di sampaikan ketua komite Rian Gumay yang mmengaku tidak mengetahui soal penjualan dan pengukuran seragam sekolah termasuk penjahit dari King Sulaiman.

“Soal seragam sekolah saya tidak tau termasuk penjahitnya dari mana, kalau konveksi mungkin saya juga bisa ikut, “ujarnya saat di komfirmasi. (Iskandar Mirza)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here