Digelar 16 November, Festival Taman Toga 2022 Dimeriahkan Artis Ibukota Jihan Audy

0
189

Prioritas.co.id.muba – Festival Taman Toga yang akan digelar 16 November 2022 bakal dimeriahkan oleh bintang tamu Jihan Audy. Artis asal Ibukota tersebut akan memberikan hiburan gratis dilokasi acara yang bertempat di Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dalam acara peresmian Legenda Sriwijaya yang bakal diresmikan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Muba, M Fariz SSTP mengatakan, Festival Taman Toga 2022 akan diisi dengan pagelaran bazar aneka buah, Toga, kuliner dan pagelaran seni budaya yang diselaraskan dengan peresmian Legenda Sriwijaya yang baru saja diselesaikan pembangunannya.

“Rencananya acara tersebut akan diresmikan oleh Gubernur Sumsel bersama PJ Bupati Muba. Undangan konfirmasi kehadiran sudah kita sampaikan kepada Pak Gubernur dan kita berharap semoga beliau berkenan hadir dan meresmikan acara tersebut,” kata M Fariz, Selasa (9/11/2022).

Untuk diketahui, Taman Toga Agro wisata merupakan salah satu destinasi wisata alam yang hadir dengan berbagai fitur unik dengan luasan sekitar 25 hektar di Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman Kabupaten Muba. Di areal tersebut terdapat Bumi Perkemahan yang dilengkapi berbagai sarana out bon untuk berbagai kegiatan. Disana juga terdapat areal pemancingan dengan berbagai jenis ikan untuk memenuhi dahaga mancing mania. Dan yang pastinya ditaman toga terdapat ribuan jenis tanaman baik tanaman obat, bunga maupun buah buahan yang sekaligus menjadi areal pembibitan dan budidaya tanaman tersebut.

Penempatan gazebo dan area kuliner dalam nuansa alam yang artistik telah menempatkan taman toga sebagai pilihan wisata masyarakat Sumsel bahkan luar daerah dalam menikmati suasana liburan. Tersedianya panggung permanen serta fasilitas tenda kursi yang mampu menampung ribuan pengunjung juga telah menjadikan taman toga sebagai salah lokasi pilihan acara resepsi, baik pernikahan maupun ulang tahun termasuk kegiatan pemerintahan maupun partai politik.
Sejumlah kegiatan yang digelar di taman toga tentunya memberi kesan berbeda bagi masyarakat, hal ini juga tak terlepas dari adanya literatur sejarah budaya lokal berupa relief sejarah yang memuat asal muasal masyarakat Mangun Jaya yang terpajang disekeling taman wisata tersebut

Tahun lalu, management Taman Toga juga menghadirkan cerita rakyat legenda tanah Pasundan dengan menempatkan patung Nyi Roro Kidul hingga Nyi Blorong lengkap dengan berbagai tatanan menggambarkan kehidupan masa silam dalam relief yang tergabung dalam cerita legenda Sriwijaya yang bakal diresmikan pada 16 November mendatang. Selain relief juga tersedia kursi penganten yang cukup unik, dimana penganten akan menjadi raja dan ratu menduduki singgasana Nyi Roro Kidul dengan aura mistis dan sakral sebagai penanda melepas masa lajang.

Selanjutnya juga terdapat relief yang mengisahkan Cerita legenda asal mula penduduk Kelurahan Mangun Jaya. Dimana penamaan Mangun Jaya berasal dari kata yang dulunya bernama ‘MANYAYE’. Seperti diceritakan pembina Taman Toga, Abusari Burhan SH M.Si, merupakan penduduk asli yang nenek moyang nya terdampar didaerah tersebut ratusan tahun yang silam yang dikenal dengan seperahu papan. Peristiwa yang merupakan sebuah tragedi yang terjadi ditengah kerajaan yang saat itu bernama IQIQ sebagai penguasa pada masa tersebut. Dan dimana tempat keluarga seperahu papan terdampar disitulah keturunan seperahu papan menjadikan tempat tersebut tempat bermukim.

Berdasarkan cerita legenda yang dikisahkan secara turun temurun, kata Abusari, Saat itu kerajaan dipimpin seorang Raja bergelar Remanting Koneng sementara penduduk yang tersisa hanya seperahu papan yang hidup berpindah pindah menggunakan perahu papan tampa. Berbagai upaya mempertahankan hidup pun dilakukan, meski hanya sebatas perahu mereka tetap bertahan hidup terbawa arus sungai mengikuti arus sebuah sungai yang bernama Sungai Keruh. Sungai tersebut bermuara ke Sungai Punjung dan akhirnya sampai di Sungai Musi, hal ini dilakukan tanpa mendayung dengan hanya mengikuti aliran sungai. Akhirnya perahu tersebut kandas terdampar pada sebuah tepian Sungai Musi yang terletak dihilir Desa Muara Punjung saat ini, persisnya disebelah ilir jembatan Musi Mangun Jaya sekarang ini.

Konon menurut Abusari hal ini terjadi akibat kutukan orang sakti bernama Tuan Burung Jauh. Orang sakti tersebut bermukim di daerah ulu Sungai Keruh dengan menuju daerah Kecamatan Plakat Tinggi. Dimana Sungai Keruh itu sendiri merupakan anak Sungai Punjung yang terletak diseberang Desa Muara Punjung sekarang. Setelah sekian lama, MANYAYE pun menjadi daerah pemukiman baru yang semakin ramai, dan terus berkembang. Hingga akhirnya daerah yang menginduk ke Desa Muara Punjung tersebut dimekarkan menjadi Desa Bangun Jaya yang akhirnya menjadi Kelurahan Mangun Jaya dibawah administrasi pemerintahan Kecamatan Babat Toman.

“Lepas dari Desa Muara Punjung, MANYAYE akhirnya menjadi desa tersendiri yang bernama Bangun Jaya. Sejalan dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah penduduk juga keinginan penguasa pada zaman orde baru akhirnya menjelma menjadi Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman,” papar Abusari, yang saat menjabat wakil ketua komisi II DPRD Sumsel tersebut.

keberadaan Taman Toga dan Kebun Agrowisata saat ini , menurut dia, dibina dan dikelola keluarganya yang merupakan keturunan orang seperahu papan yang terdampar dari kerajaan dalam cerita legenda asal muasal penduduk Mangun Jaya. Dilokasi ini ada patung Nyi Blorong dikawal sepasang Buaya dan ular Cobra, kemudian Patung Nyi Roro Kidul yang terlihat horor dengan pengawal Naga Emas dan Harimau kumbang. Dalam wujud lain, juga terlihat patung Putri Duyung separuh manusia dan separuh ikan yang dikelilingi dayangl dayang Nyi Roro Kidul. Dan melengkapi cerita Nyi Roro Kidul, sang ratu pantai selatan terlihat tengah mengendarai kereta Kencananya. Nyi Roro Kidul seakan hadir ditengah Taman Toga, menunggangi kereta kencana yang ditarik dua kuda. Sementara pemandangan dibelakangnya dihiasi pemandangan lautan luas. Suasana tersebut terasa sangat artistik didukung dengan penataan relief yang sangat indah.

“Pengunjung bakal merasa berada ditengah gulungan ombak yang angker dimana terlihat pemandangan kapal yang sedang karam. Dan kami beritahukan juga disini kami membangun istana Nyi Roro Kidul dengan dua kursi untuk acara weeding. Dilokasi ini juga ada patung Prabu Siliwangi dengan relief 9 Harimau,serta ada kursi berbentuk tangan manusia beratapkan jamur, patung kupu kupu dan lambang Love yang semua ini kami rangkai sebagai bentuk kecintaan kami dengan sejarah,” tutupnya. (Dani)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here