Prioritas.co.id.Mauponggo – CV Gatra Mandiri perusahaan yang beralamat di Jalan Gatot Subroto, Bajawa, Kabupaten Ngada, tengah menggarap paket pekerjaan jalan Mauponggo – Ngera – Puuwada di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Paket pekerjaan tersebut dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Tugas Pembantuan tahun anggaran 2022 senilai Rp 13.129.894.000,00 melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Nagekeo.
CV Gatra Mandiri keluar sebagai pemenang tender terbuka yang dilakukan oleh Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Kabupaten Nagekeo dengan penawaran senilai Rp. 12.050.000.000,00.
Dalam pelaksanaannya, CV milik pengusaha An Wijaya itu tidak hanya mengerjakan pekerjaan yang tertuang dalam kontraktual, akan tetapi membantu menormalisasi kali Lowoledho yang berlokasi di Desa Keliwatulewa.
Normalisasi dilakukan berhubung kondisi kali Lowoledho mengalami pendangkalan sehingga aliran air mengalir tidak melalui jalur kali akan tetapi bisa meluap hingga ke areal persawahan dan pemukiman masyarakat.
“Pengerukan itu benar, atas permintaan masyarakat dan saya sampaikan permintaan masyarakat melalui surat ke Pak Bupati sekaligus meminta dibuatkan bronjong.” jelas Penjabat Kepala Desa Keliwatulewa Susana Lako saat dikonfirmasi Sabtu (14/01/2023) di Mauponggo.
Susana juga membantah bahwa masyarakat sekitar memprotes aktifitas pengerukan sedimentasi di kali Lowoledho. “Itu kan atas permintaan masyarakat, masa mau protes lagi, sejauh ini tidak ada” ucapnya.
Camat Mauponggo Leonardus Loda menjelaskan bahwa sebelum dilakukan penggalian kondisi bantaran kali dan jembatan Lowoledho memprihatinkan. Karena itu atas usulan masyarakat melalui Desa, pihak Kecamatan mengirim surat permohonan normalisasi ke Bupati.
“Itu atas laporan Bencana karena material menumpuk di jembatan, selanjutnya secara teknis nanti dengan Bencana Alam. Tapi itu kan sudah lama ko.., kenapa baru dipermasalahkan sekarang” tanya Leo Loda bingung.
Selanjutnya, menanggapi permintaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), DPRD merespon cepat dengan turun langsung ke lokasi.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Nagekeo Agustinus Pone, selain untuk mengembalikan jalur aliran air, pengerukan sedimentasi juga melindungi bantaran kali dari erosi yang terjadi ketika banjir.
Penggalian sedimentasi yang menumpuk juga kata Agustinus bertujuan melindungi penyangga tiang jembatan Lowoledho yang mulai tergerus erosi.
“Kita sudah lakukan pendekatan dengan masyarakat. Tidak ada anggaran, itu mereka (CV Gatra Mandiri red-) hanya membantu saja menggali karena ada sedimen yang menumpuk” jelasnya.
Secara teknis, kata Dia, material berupa pasir dan batu kecil, dikeruk dan diangkut keluar, sementara batu besar di pinggirkan yang nantinya akan dipakai untuk membangun bronjong. “Untuk kajian lingkungan nanti dengan Lingkungan Hidup” saran Agustinus.
Sayangnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Remigius Jago belum berhasil dikonfirmasi.
*Pembangunan Jalan Tetap Berlanjut*
Meski dimintai masyarakat membatu normalisasi kali, akan tetapi pekerjaan itu tidak mengganggu pekerjaan utama pembangunan jalan Mauponggo-Puuwada sebagaimana yang tertuang dalam kontrak.
Pantauan Prioritas pada Sabtu (14/01/2023) aktivitas pekerjaan jalan sepanjang 4, 2 kilometer tersebut terus berjalan meski sudah melewati tahun anggaran. Selain hotmix ada pekerjaan minor lain yang seperti, deker, tembok penyokong, saluran dan bahu jalan.
Alvin, perwakilan dari PT Indotec Tiga Putra perusahaan yang mengawasi jalannya proyek pembangunan jalan tersebut memastikan bahwa aktivitas penggalian kali tidak masuk dalam kontrak. “Dipastikan tidak masuk dalam kontrak dan tidak ada hubungannya dengan kontrak kerja” katanya.
Ia juga mengatakan kalau material yang digunakan untuk pekerjaan infrastruktur minor seperti saluran dan tembok juga bukan diambil dari hasil galian sedimentasi di kali Lowoledho.
“Tidak Om, itu material semua bawa dari Bajawa” tegasnya.
Terpisah Fransiskus Jado, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang menangani proyek tersebut menerangkan hingga saat ini, progres fisiknya sudah mencapai 90 persen, karena sudah melewati tahun anggaran makan penyedia jasa dikasi kesempatan sampai tanggal 31 Januari 2023.
“Cuaca paling sering penyebab pekerjaan tidak maksimal, kemudian kendala ringan adalah Lataston Lapis Pondasi (HRS) dikerjakan malam hari karena aktifitas lalulintas” jelasnya.
Sementara itu, Direktur CV Gatra Mandiri An Wijaya saat ditemui di lokasi memastikan bahwa pekerjaan akan bisa diselesaikan sebelum melewati waktu tambahan yang diberi. “Kami pekerjaan infrastruktur sudah lama selesai, ini tinggal Hotmix, minggu depan sudah bisa hotmix dan bisa dipastikan selesai sebelum 31 Januari” pungkasnya. (Arjuna)