Coba Melawan, Seorang Residivis Curanmor Tewas di Dor Polisi 

0
132
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Suryadi saat menggelar konfrensi pers di RS Bhayangkara Palembang.

Prioritas.co.id, Palembang – Seorang residivis pelaku kasus pencurian sepeda motor (Curanmor) berinisial S (35) meregang nyawa usai dilumpuhkan polisi dengan timah panas saat akan ditangkap.

S, warga Pal 7, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir ini terpaksa dilumpuhkan anggota Unit ll Opsnal Ditreskrimum Polda Sumsel karena berusaha melarikan diri dan melawan serta dinilai membahayakan keselamatan petugas, karena saat itu pelaku berusaha melawan petugas dengan menggunakan senjata api saat akan ditangkap.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriyadi mengatakan, pelaku ditangkap pada 16 Juli 2019 sekitar jam 20.30 Wib di tempat persembunyiannya di seputaran Kertapati Palembang. Namun, saat disergap polisi, pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor menuju arah Indralaya Kabupaten OI.

“Saat dikejar petugas, pelaku terjatuh setelah sebelumnya diberikan tembakan peringatan, namun tidak dihiraukan. Walaupun, sudah jatuh dan kena tembak saat akan ditangkap, tersangka masih mengarahkan pistolnya ke petugas,” kata Supriyadi yang didampingi Direskrimum, Kombes Yusvan Alviani saat menggelar konfrensi pers di ruang jenazah RS. Bhayangkara Polda Sumsel di Palembang, Rabu (17/7).

Suryadi mengatakan jika tersangka termasuk residivis dan dinilai sadis saat beraksi karena tidak segan melukai korbannya. Sementara, telah ada dua laporan ke polisi, namun akan dikembangkan termasuk di Polsek.

“Ada lima kejadian yang melibatkan tersangka S. S pernah ditangkap dengan kasus yang sama yakni curanmor,” kata Yusvan Alviani menambahkan.

Dalam aksinya, lanjut Yusvan, modus tersangka menggunakan kunci liter T dan senjata api rakitan saat beraksi. “Tersangka meninggal saat di perjalanan menuju rumah sakit untuk pengobatan,” kata Supriyadi.

Y (34), istri S saat dikonfirmasi wartawan mengatakan tidak mengetahui kasus yang melibatkan suaminya hingga meninggal usai ditembak polisi.

“Kami dihubungi lewat telpon di suruh datang ke sini. Suami saya kerja kuli di pasar Jakabaring, anak kami tiga tinggal di Pemulutan,” kata Y yang terlihat sedih. Y mengaku datang ke RS Bhayangkara ditemani keluarga hendak menjemput jenazah suaminya agar secepatnya dikebumikan. (Is)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here