Bupati Nagekeo : Optimalisasi Lahan Tidur dengan Menanam Tanaman Produktif

0
79
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do didampingi Kadis LH Remigius Jago, Sekretaris DLH Primus Nuwa saat meninjau lokasi PJA di Malakupe, Photo dok: Ixta.

Nagekeo, Prioritas.co.id – Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do mendorong masyarakat untuk bisa mengoptimalkan areal lahan tidur (lahan tidak produktif) dengan menanam tanaman produktif.

Hal ini disampaikan Bupati Don Bosco saat meninjau lokasi Pengerjaan Parit Jebakan Air bertempat di Malakupe Desa Ngeggedhawe Kecamatan Aesesa pada Jumat (02/09/2022).

“Musim penghujan sudah dekat pemanfaatan lahan kosong bisa ditanam dengan tanaman bambu dan juga tanaman produktif lainnya seperti Jambu Mete, Mangga, Jeruk dan tanaman hortikultura seperti kacang hijau, singkong, dan lain-lain” ungkap Don Bosco memberi saran kepada masyarakat.

Dalam upaya optimalisasi potensi lahan tidur, Pemkab Nagekeo melakukan berbagai terobosan diantaranya gerakan 3 K atau Kebun, Kandang dan Kolam yang dimulai dari pekarangan rumah.

Selain itu, Pemerintah juga bermitra dengan sejumlah lembaga swasta seperti Yayasan MTM untuk tanaman pangan dan holtikultura dan Yayasan Bambu Lestari. “Untuk anakan Bambu nanti bisa bermitra dengan Yayasan Bambu Lestari (YBL) mulai dari proses pembibitan” ungkapnya.

Bupati mengatakan, penanaman anakan bambu dan tanaman produktif lainnya juga merupakan bagian dari upaya pengendalian terhadap kerusakan dan pencemaran Lingkungan demi terwujudnya kelestarian dan konservasi lingkungan hidup.

Di sisi lain, guna mendukung program optimalisasi lahan tidak produktif, Pemerintah Kabupaten Nagekeo juga mengalokasikan anggaran melalui dinas teknis membangun fasilitas pendukung. Salah satunya adalah Pembangunan Parit Jebakan Air (PJA) dari Dinas Lingkungan Hidup.

Pada kesempatan itu, Bupati yang akrab disapa Dokter Don ini mengapresiasi upaya pekerjaan Parit Jebakan Air (PJA) dan berharap untuk dilanjutkan hingga tuntas dikerjakan.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nagekeo Remigius Jago mengatakan melalui Program Konservasi Lahan, Air dan Hutan dengan Kegiatan Penggalian Parit Jebakan Air ( PJA) yang dilakukan tersebut sebagai upaya pengendalian terhadap kerusakan dan pencemaran Lingkungan.

Selain Jebakan Air penanaman pohon yang bersifat multifungsi sehingga fungsi secara ekologi tetap berjalan dan secara ekonomi berguna dalam menunjang pendapatan masyarakat.

“Dalam program konservasi ini minimal memperhatikan dua kepentingan, yakni ekonomi dan ekologi yang harus berjalan seiring dan seimbang. Jika kepentingan ekologi diabaikan dan lebih mengutamakan kepentingan ekonomi maka dampak negatif yang akan terjadi dikemudian hari akan meluluhlantahkan kehidupan ekonomi itu sendiri” jelas Remigius.

Penggalian Parit Jebakan Air ini bertujuan untuk engurangi laju aliran permukaan (surface run off flow) dalam rangka mengendalikan banjir dan erosi tanah, menambah atau meningkatkan persediaan air tanah yg berdampak pada peningkatan debit air pada sumber-sumber mata air.

Selain itu, Kadis asal Mauponggo ini mengatakan PJA manfaatnya juga dapat meningkatkan kelembaban tanah yang berdampak pada kesuburan dan sekaligus mengurangi laju kebakaran hutan/lahan.

Dijelaskan Remigius jumlah seluruh ada 360 PJA. Akan 3 tujuan tersebut di atas diharapkan kepada semua masyarakat untuk menyadari dan memahami bahwa PJA ini sangat berguna terutama mayarakat yang memiliki lahan potensi ataupun lahan tidur.

Setelah kegiatan PJA ini dilanjutkan dengan penanaman pohon yang berfungsi multifungsi pada musim hujan yaitu pada bulan- bulan yang mempunyai huruf R sehingga menjamin kehidupan tanaman tersebut.

“Jenis tanaman yang akan ditanam yaitu Jambu Mete dan Mangga melalui Program Bank Pohon yang disiapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup. Program BANK POHON ini untuk menyediakan tanaman-tanaman konservasi yang akan dibagikan kepada masyarakat secara gratis”

Remigius juga mengatakan ke depan Dinas Lingkungan Hidup berkoordinasi dengan BAPPELITBANGDA melakukan penghijauan tanaman multifungsi pada lahan masyarakat yang selama ini dibiarkan tanpa tanaman sehingga dampak buruknya terjadi kebakaran yang terus menerus setiap masuk musim kemarau.

“Ke depannya kita siapkan Eksa mini untuk penggalian PJA pada lahan yang sering terjadi kebakaran supaya bermanfaat bagi kehidupan ekonomi sekaligus menciptakan iklim mikro sehingga dapat meredam bahaya kebakaran tersebut” pungkas Dia. (Arjuna)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here