Mandailing Natal.prioritas.co.id – Amelia Putri Azizah, baru-baru ini menamatkan kuliahnya dari perguruan tinggi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan dengan meraih prestasi membanggakan, wisudawan terbaik (Cumlaude) dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,70.
Prestasi tersebut membawakan Amelia menjalani wisuda dua kali. Wisuda pertama di kampus Polbangtan Medan, lalu wisuda kedua langsung oleh Menteri Pertanian RI di Jakarta. Dapat diketahui Polbangtan merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian RI.
Amelia dalam skripsinya mengangkat penelitian tentang perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi, PT SMGP (Sorik Marapi Geothermal Power) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi keberdayaan petani melalui program CSR PT Sorik Marapi Geothermal Power di Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal”
Kepada wartawan, selasa (22/10/2024) Amelia menjelaskan, penelitian tersebut ia lakukan selama tiga bulan, dari bulan Maret hingga bulan Juni. Fokus penelitiannya untuk melihat dampak dan keberdayaan masyarakat.
“Dalam penelitian ini saya ingin melihat dan mengetahui dampak keberdayaan masyarakat apakah sudah sesuai dengan konsep pemberdayaan atau belum. Ini fokus penelitiannya,” kata Amel, sapaan akrab Amelia Putri Azizah.
Ada tujuh kelompok masyarakat penerima manfaat dari PT SMGP di dua desa di Kecamatan Lembah Sorik Marapi yang ia teliti, yaitu Desa Purba Lamo dan Desa Purba Baru. Tujuh kelompok tersebut yakni: kelompok Semoga Berkembang (pengembangan ternak sapi), kelompok Nauli (UMKM produksi keripik), kelompok PNNB (budidaya ikan lele), kelompok Tunas Harapan (pengembangan ternak sapi) kelompok Putra Aek Singolot (budidaya cabai), kelompok Tunas Harapan (budidaya lele), dan kelompok Purba Baru Jaya (budidaya cabai)
“Jumlah pengurus dan anggota dalam tujuh kelompok ini sebanyak 117 orang,” katanya.
Amelia menjelaskan, hasil penelitian yang ia lakukan dapat disimpulkan bahwa masyarakat di dua desa tersebut mendapatkan program pemberdayaan dari community development dan community relation PT SMGP.
“Masyarakat merasakan dampak dan manfaat setelah adanya program pemberdayaan yang dilakukan PT SMGP. Masyarakat sekarang mulai mandiri secara ekonomi, yang mana sebelumnya mereka bergantung pada bantuan langsung dari pihak perusahaan,” ujar Amel.
Di sisi lain, Amelia menjelaskan konsep pemberdayaan yang dilakukan SMGP kepada kelompok adalah kesetaraan, tidak bersifat menggurui, tetapi saling koordinasi, bertukar pendapat, open minded, semua permasalahan dan tantangan usaha didiskusikan bersama. Kemudian konsep keswadayaan, di mana program yang dijalankan itu berdasarkan kajian dan pemetaan yang sesuai kebutuhan masyarakat pengurus dan anggota kelompok. Lalu sistem Participatory rural Appraisal yaitu: pendekatan yang lebih partisipatif di mana masyarakat terlibat secara aktif dalam proses penilaian dan pengambil keputusan.
“Dilaksanakan berdasarkan pohon prioritas yaitu semua anggota terlibat aktif memberikan pendapat lalu diputuskan program dan usaha apa yang akan mereka jalankan, sedangkan SMGP sifatnya sebagai fasilitator dan memberikan pendampingan mulai dari awal hingga produksi dan marketingnya,” ungkapnya.
Konsep kemandirian yang diberikan SMGP ini, kata Amel, mengedukasi masyarakat agar bisa mandiri dalam mengelola usaha produksi yang dijalankan, sehingga tidak lagi ketergantungan kepada perusahaan.
“Dahulu masyarakat berharap bantuan tunai, sekarang mereka sudah mulai mandiri karena usaha mereka mulai produksi dan masuk ke pasar, perusahaan juga membantu pemasarannya. Ini konsep yang sustainability, artinya apabila perusahaan tidak beroperasi lagi, masyarakat sudah punya skill untuk mengembangkan usahanya,” ujarnya.
Ada beberapa tantangan yang dihadapi baik perusahaan maupun masyarakat dalam penelitian ini.
“Perusahaan mengalami tantangan seperti pola pikir masyarakat yang masih kurang maksimal menerima teknologi baru dalam pengembangan usahanya, kelompok masih terbiasa dengan kebiasaan lama. Di sisi lain kelompok masyarakat mengharapkan penyuluhan dan pendampingan semakin ditingkatkan dan kelompok dan materi program ini ditambah. Selain itu peran pemerintah daerah dalam mendorong program pemberdayaan masyarakat di WKP PT SMGP masih kurang, akibatnya produk yang dilahirkan kelompok masyarakat masih mengalami kendala baik di tingkat produksi maupun pemasaran,” jelasnya.
Kepala Teknik Panas Bumi (KTPB) PT SMGP, Ali Sahid melalui koordinator community development, Ngalim mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih Amelia Putri Azizah.
“Selamat atas prestasi Amelia yang telah mengangkat penelitian tentang program pemberdayaan masyarakat PT SMGP. Selama penelitiannya Amelia Putri langsung temui kelompok masyarakat dan melakukan wawancara langsung. Hasil penelitian ini sebagai motivasi bagi kami juga bagi masyarakat yang berdampingan dengan perusahaan, sehingga SMGP dapat tumbuh dan berkembang bersama masyarakat secara sustainable,” ungkap Ali Sahid melalui Ngalim. (Putra/Rel)