Antisipasi Rawan Pangan Pasca Tutup Air, Pemkab Nagekeo Siapkan Mesin Pompa Hingga Sukses TJPS

0
323
Rapat Paripurna DPRD Nagekeo, Photo dok: Prioritas.

Nagekeo Prioritas.co.id – Anggota DPRD Nagekeo asal fraksi Nasdem Thomas Mega Maso meminta Pemerintah Kabupaten Nagekeo untuk mencari solusi mengantisipasi pasokan air di irigasi Mbay pasca penutupan air tanggal 15 Mei 2023 mendatang.

Pasalnya, berdasarkan hasil penulusuran Dia secara langsung di lapangan, sudah bisa dipastikan per tanggal 15 Mei masih banyak lahan sawah petani yang masih membutuhkan pasokan air. Itu karena, mayoritas padi yang ditanam petani periode Februari-Maret baik yang berada di irigasi Malawitu maupun irigasi Mbay, diserang hama putih dan penggerek batang yang mengakibatkan pertumbuhannya terhambat.

Sawah irigasi Mbay, lokasi KM 1.5 Kiri Desa Aeramo.

Salah satu tawaran yang diusulkan oleh ketua Fraksi Nasdem ini adalah meminta Pemerintah Kabupaten Nagekeo berkoordinasi dengan BWS Wilayah NTT memperpanjang waktu penutupan air minimal 15 hari setelah tanggal 15 Mei, sehingga tanaman padi yang pertumbuhannya terhambat dapat diselamatkan.

“Beberapa hari terakhir kami dihadapkan dengan petani yang minta sikap lembaga DPRD untuk membantu mereka supaya bisa ditambahkan 15 hari lagi minimal sampai akhir Mei” ungkap Mega Maso pada sidang paripurna DPRD Kabupaten Nagekeo dalam rangka pembahasan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Nagekeo tahun 2022 Kamis 27 April 2023 kemarin.

Penutupan air yang dilakukan secara periodik ini mengingat saat ini Pemerintah Kabupaten Nagekeo mendapatkan dana yang bersumber dari bantuan Bank Dunia senilai Rp 75 Miliar yang diperuntukkan merehab total saluran irigasi Mbay mulai dari Bendungan Sutami.

Selain terserang hama penyakit, keterlambatan juga diakibatkan banyak petani yang terlambat menanam meski waktu buka air sudah dilakukan sejak awal Januari.

Lebih lanjut Ia meminta Pemerintah segera melakukan koordinasi mengantisipasi potensi rawan pangan yang akan terjadi tahun ini pasca penutupan air. “Kami meminta Pemerintah untuk segera menyikapi antisipasi rawan pangan” pintanya.

Senada dengan anggota DPRD, Ketua P3A KM 1 6 Kanan Desa Aeramo, Anselmus Djogo mengatakan bahwa melihat dengan situasi dan kondisi saat ini, tidak menutup kemungkinan banyak petani yang gagal panen.

Oleh sebab itu Dia berharap, Pemerintah melalui Dinas Pertanian segera melakukan identifikasi melihat secara langsung kondisi lapangan, guna mengambil langkah tepat mengatasi persoalan-persoalan yang mungkin terjadi.

“Harapan kita Pemerintah segera turun mengidentifikasi mencari solusi. Ini untuk mengantisipasi rawan pangan dan naiknya harga beras apalagi kali ini tutup airnya serentak di tiga sekunder” ujar Dia.

Mengantisipasi hal itu terjadi, Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do mengatakan bahwa Pemkab Nagekeo melalui Dinas terkait menyiapkan fasilitas mesin pompa air lengkap dengan mesin bor membantu petani apabila padinya masih membutuhkan pasokan air setelah dilakukan penutupan.

Bupati meminta Dinas Pertanian untuk bisa menghitung secara detail berapa luasan lahan sawah yang setelah tanggal 15 Mei nanti masih membutuhkan pasokan air.
“Dari TNI juga kita mendapatkan bantuan pompa, mereka (TNI) memobilisasi mesin pompa untuk membantu petani yang masih membutuhkan pasokan air. Kita akan berusaha di sisa waktu yang ada untuk memaksimalkan fasilitas membantu petani” ungkap Don Bosco.

Menurut Bupati, proses pekerjaan saluran irigasi mutlak dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan tidak ada pilihan lain. Di samping usia bendungan yang memang sudah waktunya direhab, kesuksesan pekerjaan ini menentukan alokasi anggaran ke depannya di wilayah Mbay kiri.

Kemudian mengantisipasi potensi rawan pangan tahun ini, Bupati menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Nagekeo komitmen mendukung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang digalakkan Pemerintah Provinsi NTT.

Selain itu juga, para petani khususnya di wilayah irigasi Mbay setelah musim panen ini, diharapkan dapat memanfaatkan lahan untuk budidaya tanaman holtikultura pengganti di luar padi. Pemerintah melalui Dinas Pertanian kata Don Bosco akan membantu petani melalui subsidi benih maupun pupuk.

Kepala Dinas Pertanian Oliva Mogi mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan koordinasi baik itu dengan BWS, PPK maupun rekanan yang menggarap proyek rehabilitasi saluran.

Sejauh ini, Dinas Pertanian melalui PPL yang tersebar di irigasi Mbay maupun irigasi desa kata Olivia sudah melakukan identifikasi terhadap lahan petani yang diprediksi masih membutuhkan pasokan air setelah jadwal penutupan.

“Kami dinas pertanian melalui PPL sudah melakukan identifikasi terkait lahan yang masih membutuhkan air yang nantinya akan kita bantu menggunakan mesin pompa” ungkap Olivia.

Selain Dinas Pertanian dan bantuan TNI, fasilitas mesin pompa dan mesin bor juga tengah disiapkan oleh Dinas PUPR yang mana mesin tersebut selain membantu pasokan air untuk tanaman padi, nantinya akan dimanfaatkan membantu petani yang akan menanam komoditas lain pasca tutup air. (Arjuna)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here