Tanjungpinang,prioritas.co.id – Perkembangan teknologi digital mendorong pertumbuhan media baru berbasis internet online dan sebagian cetak bertransformasi menjadi media online. Namun, tidak semua media baru survive karena tingkat kompetisi yang tinggi, kurangnya modal dan rendahnya kapasitas SDM dalam manajemen bisnis maupun kompetensi jurnalistik, Senin (31/07/2023).
Berkenaan dengan hal diatas, kemarin Dewan Pers sudah melaksanakan agenda kegiatan peningkatan kapasitas media dekat Hotel Aston Kota Tanjungpinang jalan Adi Sucipto KM 11 tepat pada pukul 12.30 sampai 16.30 Wib. Dalam kesempatan tersebut, turut mengundang lima puluh delapan media di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Pantauan awak media baru-baru ini, ada tiga narasumber yang didatangkan yakni Atmaji Sapto Anggoro selaku Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers membawakan topik pendataan perusahaan pers dan pengembangan ekosistem media yang sehat. Selanjutnya, Subagja Hamara dari CEO Harapan Rakyat membahas model bisnis media di era digital.
Terakhir, Tenaga ahli Dewan Pers, Winarto yang memaparkan press release dan media sosial sebagai sumber berita serta Maulana Pokja Dewan Pers sebagai moderator. Di awal pembukaan Anggoro menegaskan ternyata sebanyak 10,7 persen media online berada di Kepri, besar kemungkinan pertumbuhan media online karena daerah ini merupakan tanah kelahiran banyak sastrawan.
” Iya, Raja Ali Haji dari penulis Gurindam 12 yang terkenal sampai saat ini dinilai salah satu sosok yang menginspirasi munculnya media di Kepri. Sebab, sastrawan dengan wartawan identik. Terlebih lagi, ada juga budayawan, sastrawan serta sejarawan lainnya di era masa kini seperti Rida K Liamsi (RDK), Teja Alhab dan lain-lainnya, ” Ujar Anggoro berbicara di hadapan puluhan peserta disana belum lama ini.
” Sumber utama penghasilan media online atau situs berita adalah iklan dan supaya mendapatkan bisnis ini, media online harus kerja keras dan terus berusaha, persaingan meraih iklan sangat ketat. Bukan cuma harus bersaing dengan dua situs raksasa Facebook dan Google, media juga harus bersaing dengan influencer di media sosial untuk merebut iklan, ” Ungkap Subagja dalam memberikan bahan materinya di sesi kedua sambil membuka peluang tanya jawab. (Alek)