Fakta-Fakta Unik Tentang Patrick, Wartawan Tribun News yang Dilaporkan Ketua Suku, No 9 Tak Disangka!

0
1620

Patris Meo Djawa ketika masih aktif di organisasi GMNI, Photo dok: Prioritas.co.id.

Nagekeo.prioritas.co.id – Nama Patrianus Meo Djawa, wartawan Tribunnews di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur dalam sepekan terakhir mendadak viral di jagat maya publik Nagekeo setelah dilaporkan oleh Ketua Suku Nataia, Patrisius Seo ke Polisi.

Pria berdarah campuran dengan Ayah dari Nasawewe, Kecamatan Keo Tengah dan Ibu dari So’a Kabupaten Ngada ini dilaporkan ke Polisi oleh Ketua Suku Nataia atas dugaan pemberitaan yang dinilai fitnah, mencemarkan nama baik hingga berita hoax.

Pasca dilaporkan, polemik tersebut mendadak menjadi buah bibir masyarakat. Ada yang menginginkan agar dia diproses dan Polisi menindaklanjuti laporan, ada pula yang meminta agar polisi menghentikan laporan sebab itu adalah produk jurnalis yang sedianya diselesaikan Dewan Pers.

Lantas siapa sebenarnya Patrick Meo Djawa hingga persoalannya begitu menyita perhatian publik. Berikut Fakta-fakta yang berhasil dirangkum Prioritas dari berbagai sumber.

1. Aktivis GMNI.

Jauh sebelum menjadi wartawan, Patrick Djawa mengenyam pendidikan di STKIP Nusa Bunga Floresta mengambil jurusan Sastra Inggris. Selama berada di bangku kuliah pria kelahiran So’a 35 tahun silam ini aktif di berbagai organisasi terkhusus organisasi pergerakan. Tahun 2012, dia menjadi ketua GMNI Cabang Nagekeo pertama sekaligus menjadi pendiri GMNI Nagekeo bersama 6 orang rekan aktivis.

2. Nyekar Makam Bung Karno

Tahun 2013, Patrick menjadi satu – satunya Kader GMNI Cabang Nagekeo yang diberangkatkan ke Blitar, Provinsi Jawa Timur. Selain menghadiri Kongres GMNI se Indonesia, pengagum ajaran Bung Karno itu menjadi satu – satunya Kader GMNI asal Nagekeo yang diutus dalam ziarah “nyekar makam” Bung Karno.

3. Dipukul Pol PP Gegara Advokasi Masalah Waduk Lambo

Di samping menjalani rutinitas kampus dan aktif berorganisasi, Patris juga aktif menulis di beberapa media online secara Freelance. Ketekunan dan kepiawaiannya dalam menulis berita mulai tampak ketika dia resmi bergabung di Sergapntt, salah satu media online di bawah naungan PT Grafika Pena Turetoro yang bermarkas di Naikoten, Kupang.

Selama bergabung di Sergap wartawan yang dikenal memiliki naluri investigasi ini kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan akibat pemberitaan yang Dia tulis. Mulai dari dibentak narasumber di rumah pemimpin perusahaan yang beralamat di Enek karena menulis kasus penyelundupan BBM, kasus praktek perdukunan hingga pernah dipukul oleh salah satu oknum Pol PP saat investigasi dugaan pelanggaran HAM pembangunan waduk Lambo di Rendu.

4. Pernah Dilaporkan ke Polisi Karena Menulis Kasus Selingkuh

Kiprah Patrick sebagai wartawan investigasi bermula ketika dirinya masih bergabung dengan Sergap.id. Pria yang suka mencabut – cabut rambutnya itu pernah dilaporkan ke Polisi karena kerap menulis dugaan perselingkuhan terutama para ASN di lingkup Pemkab Nagekeo termasuk kasus perselingkuhan oknum anggota Polisi. Kasus perselingkuhan terakhir yang ditulisnya adalah Kasus perselingkuhan oknum anggota Polisi di Polres Nagekeo dengan Ibu Rumah Tangga asal Marapokot.

5. Membongkar Beberapa Kasus Besar di Nagekeo

Acap kali mendapatkan tekanan publik kala masih bergabung di Sergap, Patris memilih hengkang dan mendaftar di media Fakta hukum. Salah satu kasus yang pernah dibongkar Patris adalah dugaan penyalahgunaan keuangan Puskesmas Danga meski pada akhirnya para pihak mengembalikan kerugian negara. Waktu itu, Dia bersama salah satu rekannya melakukan investigasi berlapis bahkan hingga berbulan – bulan lamanya hingga menemukan banyak bukti. Kapolsek Urban Aesesa AKP Ahmad kala itu sempat mengumpulkan bahan dan keterangan (Pulbaket).

6. Mendapat Penghargaan Counter Berita Terbaik Tapi Menolak

Sebelum bersitegang dengan Kapolres Nagekeo saat ini, pengagum ilmuwan Nikola Tesla ini pernah menerima penghargaan dari Kapolres Nagekeo dalam sebuah ajang pemberitaan yang dilakukan oleh Polisi dalam kategori Counter Berita Terbaik. Namun, penghargaan itu dianggapnya sebagai penghinaan karena dirinya merasa tak pernah meng-counter karya jurnalistik media lain.

7. Kerap Bersitegang Dengan Polisi

Setidaknya, Patrick Djawa telah tiga kali kerap bersitegang dengan Polisi selama menjadi Aktivis dan wartawan salah satunya saat dirinya disomasi oleh PT Surya Agung Kencana dan dilaporkan oleh Kapolsek Aesesa dalam kasus tewasnya dua Pasutri asal Rendu.

8. Terlahir Secara Prematur dan Diritualkan

Patrick Djawa terlahir secara Prematur. Ibundanya berujar Patrick dilahirkan saat usia Kandungan baru genap 7 bulan. Bahkan saat usianya telah 5 tahun, dirinya belum bisa berjalan. Awalnya bidan Desa di Kampung halamannya Tarawali, Soa, menduga Patrik kecil mengidap penyakit yang mirip dengan Stephen Hawking Fisikawan Inggris.

Mengalami kesulitan berbicara, orang tua Patrick harus melakukan ritual agar Patrick bisa mempu berbicara seperti Balita pada lain pada umumnya. Ritual dilakukan dengan merobek daun pisang yang diletakkan dalam mulut disertai dengan bacaan mantra.
“Mungkin kami robek terlalu banyak,” ujar Ibunda Patrick beberapa waktu lalu.

9. Kebal Ilmu Santet Hingga Bisa Berkomunikasi dengan Mahluk Gaib

Patrik Djawa terkenal sebagai sosok yang humoris. Namun, pada waktu tertentu, dirinya terlihat diam membisu. Menurut orang sekampungnya, saat seperti itu dia disebut sedang berkomunikasi dengan Mahluk gaib. Akan tetapi, Petrik menjawab santai ” Ah jangan terlalu percaya kata orang” ujarnya.

Di saat saat seperti itu dia mengaku, apabila ada aura jahat yang mengelilingi seseorang dia akan sangat mudah marah terhadap orang tersebut.

Sementara, soal kebal ilmu Santet, dirinya juga tidak mengetahui apa yang ada dalam dirinya. “Memang memang ada di saya punya tangan, hanya tidak tau tujuannya untuk apa” ungkap Dia.

Meski disebut kebal santet, akan tetapi dirinya tidak kebal hukum. Buktinya, laporan Ketua Suku Nataia tetap diproses Polisi. (Arjuna)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here