Nagekeo, Prioritas.co.id – Yayasan Plan Indonesia yang bekerja sama dengan Dinas BPMD/P3A Kabupaten Nagekeo menggelar Workshop Mekanisme perlindungan perempuan dan anak di Hotel Sinar Kasih, Mbay, pada Jumat (16/12).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do.
Sebagai lembaga pengembangan masyarakat yang berpusat pada anak dan kaum muda, Yayasan Plan International Indonesia fokus memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.
Yayasan Plan International Indonesia mendorong upaya perlindungan dan partisipasi anak lewat berbagai program yang diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Yayasan Plan International Indonesia bersama pemerintah telah menginisisasi pembentukan lembaga Kelompok Perlindungan Perempuan dan Anak Desa (KP2AD) dan Forum Anak Desa (FORADES) di 44 desa dampingan.
Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kerjasama semua stakeholder yang memiliki peran dan tugas terkait upaya perlindungan dar penanganan terhadap kasus yang menimpa anak dan perempuan.
Tujuan lainya adalah guna meningkatkan pemahaman dan kerjasama semua stakeholder terkait mekanisme pelaporan, rujukan dan SOP penanganan yang sensitif gender
Sigit Wacono Child selaku Protection and Safeguarding Yayasan Plan Indonesia menjelaskan bahwa angka kekerasan terhadap perempuan dan anak terus meningkat baik secara Nasional maupun di Kabupaten Nagekeo.
Sigit mengatakan bahwa persoalan kekerasan anak dan perempuan menjadi masalah serius yang harus segera ditangani baik Pemerintah Pusat maupun daerah.
“Saya kira ini selaras dengan apa yang menjadi tujuan negara mendapatkan bonus demografi di tahun 2045, tuntunan jaman semakin besar mari kita mulai dari sekarang anak anak dilindungi dari sekarang,” tuturnya.
Menurut Sigit, kehadiran Plan Indonesia sejak tahun 2011 di Nagekeo telah banyak melakukan terobosan dengan aneka program terkait perlindungan perempuan dan anak.
Ke depan, sebagai Mitra Pemerintah, Sigit mengatakan Plan akan terus berkomitmen membangun kerjasama dalam menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Nagekeo.
“Terima kasih Pemda apresiasi kita berkolaborasi cukup lama dari 2011, proses panjang kolaborasi ini akan kita perkuat,” ungkapnya.
Don Bosco berharap kepada peserta Workshop untuk bisa mengimplementasikan pelatihan tersebut ketika berada di tengah masyarakat. Peka dengan persoalan perempuan dan anak yang terjadi di wilayah masing-masing.
“Saya berharap yang hadir harus menempatkan diri sebagai agen perubahan ada beban besar kita yang harus kita selesaikan secara sistematis. Harus ada diskusi untuk anak dan perempuan di desa harus bisa speak out kalau dilecehkan mereka harus melapor,” tegas Don Bosco.
“Saya berharap forum ini bisa bawa kita pada satu level baru, ini kerja yang melibatkan banyak pihak, kerja yang akan tidak pernah akan selesai, tidak ada habisnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Don Bosco menekankan peran serta semua pihak di mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat terutama tokoh perempuan mulai dari kelompok paling kecil (Dasawisma) di Kampung.
“Mereka (Dasawisma) harus menyuarakan kaumnya harus bisa tampil, mereka berbicara sehingga anak perempuan kita desa melihat kita bisa mereka menjadi inspirasi,” pinta Don Bosco.
Pantauan Prioritas hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas BPMD/P3A Kabupaten Nagekeo Sales Ujang Dekrasano, Kepala Dinas Perijinan Maria Adriana Angelina Seke Wea, Camat Boawae Vitalis Bay dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Nagekeo. Sementara peserta yang hadir terdiri dari Kepala Desa yang merupakan Desa binaan Plan, anggota KPAD, BMD dan pendamping desa. (Arjuna)