Palembang, Prioritas.co.id – Setelah heboh kematian santri di pesantren akibat di aniayah pimpinan pesantren Gontor Ponorogo datang ke Palembang.
Tujuan rombongan pondok Pesantren Modern Darusalah Gontor ziarah ke makam Albar Mahdi di Tpu Selayur kecamatan Kalidoni Palembang dan berkunjung ke rumah duka.
Rombongan berjumlah tujuh belas (17) di pimpin Kyai H.Akrim Mariyat dan Kyai H. Amal Fatullah tiba di makan bada ashar jum,at, (10/09) menggunakan sekitar tujuh (7) kendaraan dengan di kawal polisi, termasuk saat ziarah.
Tiba di tpu rombongan pesantren Gontor sempat berjumpah dengan orang tua korban Rusdi setelah berbincang sejenak kemudian langsung berdoa di makam almarhum sehari sebelumnya di bongkar polisi guna otopsi.
Di depan makam yang masih kelihatan bekas galian dan taburan bunga kedua Kyai pimpinan pesantren Gontor bergantian berdoa dekat orang tua korban Rusdi.
“Kejadian ini musibah, almarhum.santri sama juga dengan anak kami, beliau tewas di aniayah saat menempuh pendidikan insyaallah mati sahit, “ujar Kyai H.Akrim Mariyat.
Namun sat di tanya pimpinan pesantren Gontor tidak transaparan berbohong dan tidak perduli soal kematian Albar Mahdi sebelum viral dan berita Kyai H.Akrim.Mariyat langsung pergi menghindar langsung menuju kendaran.
Kasus kematian Albar Mahdi menjadi heboh sejak orang tuanya mengadu ke pengacara Hotman Paris Hutapea dan menjadi viral, ibu korban Soimah mengatakan anaknya Albar Mahdi tewas di duga korban penganiayaan (22/08).
Namun pihak pesantren Gontor mengaku korban tewas karena terjatuh, padahal saat tiba di Palembang keluarga korban melihat kepala anaknya masih mengeluarkan darah segar.
Keluarga korban sempat minta penjelasan ke pesantren Gontor terkait kematian anaknya namun tidak ada tanggapan, setelah viral jadi berita hangat baru pihak pimpinan pesantren Gontor minta maaf dan mengakui korban tewas karena di aniayah sesama santri yang sekarang sudah di keluarkan.
Kasus kematian Albar Mahdi sekarang sudah di tangani polres Ponorogo sekitar 18 oramg di periksa dan beberapa barang bukti telah di sita. (lskandar Mirza)
