Tenun Ikat Nagekeo Makin Memikat, Siap Go Internasional

0
273
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do saat memantau langsung kegiatan pelatihan mewarnai benang secara kimia kelompok Tenun ikat di Dhereisa, photo dok: Prioritas.co.id.

Nagekeo, Prioritas.co.id – Guna meningkatkan kualitas dan nilai jual produk tenun ikat serta meningkatkan keterampilan para penenun, Dinas Koperasi Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Kabupaten Nagekeo bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) melaksanakan pelatihan mewarnai benang secara kimia.

Kepala Dinas Koperindag dan UMKM Nagekeo Maria Kristildys Simporosa Djawaria menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan sejak selama 4 hari sejak selasa 07 Juni sampai dengan Jumat 10 juni 2022 ini melibatkan 25 orang pengrajin tenun ikat di desa Dhereisa, Kecamatan Boawae.

“Pelatihan ini diharapkan mampu mengasah keterampilan para pengrajin tenun ikat untuk menghasilkan produk tenunan yang berkualitas dan masuk pasar Nasional bahkan Internasional” ungkap Djawaria saat dihubungi Prioritas per telepon pada Sabtu 11 Juni.

Para peserta, kata Dia, dibimbing dan dilatih oleh Bartel Theo Mita tutor sekaligus pemateri dari pengrajin Pencelupan Kimia Kabupaten Ngada. Dalam pelatihan ini peserta dapat memahami dan mengetahui bahan-bahan pewarnaan kimia secara baik menggunakan bahan-bahan pewarnaan dalam melakukan pencelupan benang secara kimia serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.

Menurut Djawaria, selain mengasah kemampuan para penenun, kegiatan pelatihan tersebut juga dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas produk tenun yang dihasilkan. Pasalnya, selama ini para pengrajin tenun ikat hanya menggunakan pewarna yang berbahan Wantex dengan kualitas rendah.

“Selama ini yang mereka tenun itu menggunakan Wantex itu kualitasnya tidak begitu bagus dan itu diakui dan dirasakan sendiri oleh mereka (para penenun). Menurut pengamatan kami mereka sangat antusias dan butuh pendampingan selanjutnya” ungkap Djawaria.

Mantan Sekretaris Dewan Kabupaten Nagekeo ini berjanji Dinas Koperindag/UMKM bersama Dekranasda akan tetap melakukan pendampingan lanjutan bukan hanya kelompok Tenun di Dhereisa akan tetapi juga dengan kelompok Tenun lainnya.

Tidak hanya pendampingan berkaitan dengan teknik menenun, Djawaria mengatakan, pihaknya juga turut mendampingi serta menginventaris pengrajin Tenun ikat baik itu secara komunal maupun individu yang akan mengurus hal paten.

Kemudian, lanjut Djawaria, Dinas Koperindag bersama Dekranasda yang adalah mitra Pemerintah juga akan mengidentifikasi produk Tenun ikat yang dihasilkan untuk selanjutnya dipasarkan baik ke tingkat Provinsi maupun Nasional.

“Harapan yang bisa kami sampaikan kepada para pengrajin, adalah jadikan tenun ikat ini menjadi pekerjaan pokok bukan pekerjaan sampingan. Kualitasnya dijaga dalam arti kerapatan harus diperhatikan dan jangan lupa gunakan benang yang berkualitas” pesannya.

Tingkatkan Motivasi Penenun

Rosadalima Ugha salah satu peserta mengungkapkan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Koperindag dan Dekranasda atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

Mewakili Kelompok Mane Roma, Rosadalima mengaku bangga berkesempatan mengikuti kegiatan Pelatihan mewarnai benang secara kimia itu. Bagi Rosadalima, hasil produknya selama ini dirasa kurang memuaskan, sebab kain tenunan yang diproduksi sebelumnya tidak begitu laris di pasaran bahkan ada sebagian yang hanya sebatas digunakan sendiri oleh penenun.

“Tuhan menggerakkan hati lewat Bapak Bupati berpartisipasi bersama Dinas Koperindag untuk mendatangkan instruktur yang memberikan ilmu ya g sangat berguna bagi kami. Ke depan dengan pelatihan ini lebih meningkatkan semangat kami untuk menghidupkan ekonomi keluarga kami dan masyarakat di sini” ungkapnya.

Dia berharap, baik Pemerintah, masyarakat umum maupun wisatawan para pencinta tenun ikat agar ke depan apabila melintas di Jalur tengah Aemali-Danga agar senantiasa menyempatkan diri untuk mampir melihat hasil karya mereka.

Harus Naik Level

Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do dalam sambutan berharap, kegiatan tersebut bisa menghasilkan suatu output yang positif ke depan terhadap perkembangan kemajuan UMKM di desa Dhereisa khusus di bidang tenun ikat. “Saya berharap kita bisa sambung, harus jalani terus ini. Semoga ibu-ibu yang belum bergabung bisa diajak, supaya Dhereisa ini tenun ikatnya bisa naik level” ungkap Bupati.

Bupati Don Bosco meyakini, bermodalkan keterampilan yang dimiliki oleh peserta dan juga kemauan untuk mengembangkan tenun ikat dengan baik secara continue (berkelanjutan), niscaya Dhereisa tidak hanya sebagai daerah yang hanya sebagai tempat numpang lewat, akan tetapi menjadi lokasi persinggahan bagi orang-orang dan juga wisawatan.

“Ini pesan saya supaya pelatihan kita ini ada manfaatnya, Dhereisa ini akan menjadi ikon, tulang punggung tenun ikat kita di Nagekeo. Daerah ini sepanjang jalan ke depan akan menjadi tempat persinggahan orang-orang ke para pengrajin” tuturnya.

Bupati juga berharap Dekranasda Nagekeo terus melakukan dampingan dan juga menginventaris serta mengidentifikasi baik itu terhadap kelompok tenun ikat maupun produk yang dihasilkan. Sebab, ke depan kata Don Bosco, pengrajin tenun ikat harus mampu bersaing dan berkompetisi menghasilkan suatu produk yang layak masuk pasar regional, nasional bahkan mancanegara.

“Saya berharap Dekranasda ke depan terus melakukan dampingan, mendata pekerjaan ini, mengidentifikasi terutama soal kualitas, kerapatan dan motif sesuai kebutuhan pasar” pesan Don Bosco. (Arjuna)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here