Nagekeo, Prioritas. co. id— Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do meminta, masyarakat dan para pelaku wisata di desa wisata agar mampu menghidupkan kembali tradisi budaya warisan nenek moyang.
Hal itu disampaikan Bupati Don Bosco saat membuka kegiatan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata kepada 50 peserta di Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo pada Kamis 9 Juni 2022.
Bupati berharap, para pelaku wisata dan dan masyarakat di desa mampu membawa wisawatan lebih khusus tourist asing untuk bisa berbaur bersama masyarakat.
Pasalnya, wisawatan asing saat ini lebih cenderung mengunjungi suatu destinasi wisata sekaligus mengetahui serta merasakan apa yang menjadi kebiasaan masyarakat lokal.
“Wisawatan itu ingin terlibat dalam aktivitas sehari-hari kita, wisawatan sekarang itu mau mengalami, wisawatan asing tidak lagi datang dengan rombongan besar mereka datang dengan rombongan kecil atau perorangan dan mau menginap dengan kita” katanya.
Oleh sebab itu, pelaku wisata diharapkan menghidupkan kembali ritus dan tradisi budaya warisan leluhur dengan menerapkan kalender budaya secara baik seperti berburu, berkuda, tinju adat, hingga mencari ikan dengan cara tradisional.
“Harus mampu membawa wisatawan untuk mengalami seperti Ngoka (mencari ikan dengan cara tradisional) kita mencari ikan dalam jebakan air menggunakan tuba dan itu bagian dari cerita dan mereka (wisatawan read-) mau mengalami, ini sesuatu yang menarik” katanya.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana mempromosikan potensi wisata melalui cerita (story telling) sebab, selain tradisi budaya, produk lokal dan lain sebagainya, sesuatu yang paling diburu oleh wisatawan asing adalah soal cerita.
Meski pada umumnya pola hidup masyarakat Nagekeo lebih banyak mengikuti trend modernisasi, akan tetapi guna menarik wisatawan untuk bisa betah dan tertarik mengunjungi desa wisata, Don Bosco menyarankan agar para pelaku wisata di desa, mempertahankan kekhasan asli daerah masing-masing.
One Village One Product
Sudah menjadi suatu tuntutan bagi pelaku wisata di satu destinati wisata adalah menyiapkan produk khas baik itu berupa souvenir, tenun ikat hingga kuliner. Sebab, wisatawan yang datang bukan hanya menikmati keindahan alam desa wisata, akan tetapi sekaligus produk lokal di dalamnya.
Aktifitas kepariwisataan tidak lepas dari kuliner soalnya, hampir setiap wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah selalu mencicipi kuliner lokal ataupun membeli oleh-oleh untuk keluarga.
Oleh sebab itu, Bupati berharap, setiap Desa wisata diharapkan mampu menghasilkan produk unggulan yang bersumber dari potensi lokal minimal satu desa satu produk. “One Village One Product, itu konsep yang akan dikembangkan di desa” pesan Bupati.
Di wilayah Kecamatan Mauponggo misalnya, Don Bosco menyarankan agar olahan masakan lokal Muku Ghe’u (masakan pisang yang dicampur dengan daging) dapat dikreasikan menjadi satu brand Pasta Pisang.
Don Bosco berharap, dengan adanya pelatihan pengelolaan desa wisata ini destinasi desa wisata masing-masing menjadi magnet yang kuat untuk mengundang wisatawan asing serta lokal.
Untuk diketahui, kegiatan Pelatihan pengelolaan Desa wisata ini diikuti oleh 50 peserta dari 19 desa Wisata yang tersebar di 7 Kecamatan di Kabupaten Nagekeo ini dibagi dalam dua (2) sesi yaitu Pelatihan di desa Ululoga dan kunjungan lapangan di Pantai Wisata Enagera, Desa Wolotelu, Kecamatan Mauponggo.
Dalam pelatihan ini Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo menghadirkan dia (2) Narasumber dari Destination Management Organiztation (DMO) Flores yang berkedudukan di Ende, Flores yakni Sevnita Saptrya Titus dan Alfonsius Sumarno Patu. (Arjuna)