Kejayaan Gambo Muba Dinilai Hanya Sebatas Nama

0
690

Prioritas.co.id.muba – Masa kejayaan gambo atau gambir di desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, sepertinya hanya sebatas nama. Meski gambo melalui produk batik jumputan namanya semakin mendunia, lahan gambo, petani gambo termasuk pabrik pengolahan gambo jumlahnya kian menyusut beralih ke bidang lain untuk menjamin kelangsungan hidup keluarga masyarakat desa Toman.

Ditemui dikediamannya di Desa Toman Pal 2, Babat Toman – Sei Angit, Rabu (10/3/2021) H Tollah seorang mantan pengusaha Gambo yang pernah jaya pada 20-30 tahun lalu tersebut mengatakan tidak ada data pasti yang memberi tahukan sejak kapan Desa Toman menjadi sentra gambir atau disebut “gambo” oleh masyarakat lokal di Sumsel. Keberadaan kebun gambir di Desa Toman diperkirakan sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, sebelum masa Pemerintahan Belanda.

“Produksi getah gambir menjadi andalan masyarakat Babat Toman sebelum hadirnya perkebunan karet dan usaha lain yang dianggap lebih menjanjikan,” kata H Tollah mengingat masa masa kejayaan gambo yang terancam tinggal cerita.

Meski hampir seluruh rambutnya terlihat memutih diusia senja yang nyaris mendekati kepala delapan ini terlihat masih segar, ia terlihat sedih menceritakan perkebunan gambir banyak ditinggalkan masyarakat di Babat Toman karena hasilnya semakin kecil. Ia mengaku tak habis pikir dari dulu gambo terkenal dan menjadi barang mahal akan tetapi kenapa petani gambo masih hidup pas-pasan.

“ Saya juga mendengar gambo namanya sudah mendunia, tapi kalau dibilang untuk ekspor saya rasa masih jauh. Kalau dulu Kebun gambo di desa Toman ratusan hektar luasnya sekarang yang masih tersisa paling banyak 40-50 hektar yang dikelola belasan petani gambo. Yang masih bertahan menjadi petani gambir di Babat Toman, sebagian besar di Desa Toman, dan sebagian kecil di Desa Babat. Dan kalau kamu tanya punya saya, itu tinggal cerita. Kebun sudah tak ada, kalau bekas pabrik masih ada,”ujarnya.

Ketersediaan lahan, kata dia merupakan kendala utama pengembangan tanaman gambo. Satu periode tanaman gambo paling lama hanya bisa bertahan selama 10 tahun dan kemudian harus pindah ke lahan baru karena gambo tidak akan berkembang dilahan bekas kebun gambo itu sendiri.

Terkait pengembangan batik jumputan lanjut dia sedikit memberi solusi pembuangan limbah perasan gilingan getah gambo. Limbah perasan tersebut dibeli oleh pengusaha batik jumputan sebagai bahan pewarna kain dengan sekitar seribu rupiah satu liter.

“Ketika batik jumputan getah gambo dikembangkan ini menjadi solusi pengelolaan limbah yang dulu merupakan masalah bagi kami. Meski belum memberi nilai ekonomis yang signifikan setidaknya ini merupakan sebuah solusi,” imbuhnya.

Sementara harga jual gambo itu sendiri menurut dia harganya kisaran Rp20-25 ribu per jaras. Satu jaras terdiri lima ikatan getah gambir, yang setiap ikatan terdiri lima keping getah gambir dengan bobot sekitar 3,5 ons yang diperkirakan tiga jaras beratnya sekitar satu kilogram. Dibandingkan masa keemasan gambo harga satu jaras gambo mencapai Rp45-50 ribu.

“Nah kalau saat itu hidup kami sejahtera gambo bisa dikatakan menjadi lambang kejayaan masyarakat Toman. Sekarang ini jelas hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga Rp20-25 ribu per jaras atau Rp60-75 ribu per kilogram,” tukasnya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Muba melalui Sekretaris Dinas Drs Nwardi Endang M.Si mengatakan Pemkab Muba memberikan perhatian khusus terhadap kelangsungan hidup petani Gambo didesa Toman. Sejumlah bantuan dan pelatihan diberikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan pengrajin gambo. Apalagi sejak batik gambo menjadi ikon Muba dan berkiprah ditingkat nasional.

” Sebenarnya saya baru 3 bulan di dinas ini, tapi saya bisa pastikan banyak bantuan maupun program yang dibuat Pemkab Muba untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pengrajin gambo. Kami bahkan memberi bidang khusus yang menangani permasalahan gambo, kami juga punya rumah gambo yang berlokasi tak jauh dari perumahan Selarai Indah, ” kata mantan Camat Batang Hari Leko tersebut diruangkerjanya, Rabu (10/3/2021) saya menerima kedatangan awak media. (Dani)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here