Warga Jud 1 Berharap Adanya Jembatan Penghubung Agar Keluar Dari Status Desa Terisolir

0
139

Prioritas co.id.muba – Pemerintah Desa Jud 1 (SP3) bersama hampir 200-san Kepala Keluarga yang bermukim di Desa tersebut sejak tahun 2013 sangat menginginkan adanya jembatan penghubung Desa Jud 1 dengan Jud 2 melintasi Sungai Musi. Keberadaan jembatan penghubung tersebut akan menjadi sangat penting karena akan membebaskan Desa Jud 1 dari status Desa Terisolir.

Pemerintah desa Jud 1 mengaku tidak bisa menampik jika desa tersebut disebut sebagai desa terisolir.
Posisinya yang berada di seberang Sungai Musi tepatnya di seberang Desa Jud 2 sering luput dari perhatian. Akses dari Desa Jud 1 menuju dunia luar atau Desa tetangga harus dilewati melalui transportasi air berupa perahu ketek.
Belum adanya fasilitas berupa jembatan penghubung antara Desa Jud 1 dengan lingkungan sekitar telah menjadikan perahu ketek menjadi satu satunya pilihan untuk menyeberangi aliran Sungai Musi.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Desa dan masyarakat transmigrasi tersebut agar pentingnya pembangunan jembatan penghubung Jud 1 dengan Jud 2 mendapat perhatian pemerintah. Karena pembangunan jembatan penghubung akan membebaskan Desa Jud 1 dari Desa terisolir berdiri sejajar dengan desa-desa lainnya di Muba.

Kepala Desa Jud 1, Bustamir mengakui jika Desa tersebut sering luput dari perhatian. Desa Jud 1 biasanya akan menjadi pusat perhatian ketika musim banjir karena memang menjadi pelanggan banjir.

“Desa Jud 1 seolah-olah menjadi daerah terasing karena berada diseberang Musi. Jika mau keluar masyarakat harus menyeberang dengan perahu ketek, karena itu sudah selayaknya pemerintah membangun jembatan penghubung dengan desa seberang agar kami tidak merasa terasing dan terisolir,”kata Bustamir pada media, Jumat (11/12/2020).

Jembatan penghubung tersebut akan memudahkan masyarakat Jud 1 berinteraksi dengan warga desa lainnya dalam wilayah kecamatan Sanga Desa.

” Jembatan tersebut juga akan membuka keterisoliran trans SP 1 dan SP2 yang masuk desa Air Balui,” kata kades.

Amat salah satu warga yang karena sejumlah urusan harus bolak balik nyeberang memakai jasa perahu ketek mengatakan kondisi tersebut sudah lama mereka jalani. Adanya jembatan penghubung merupakan mimpi masyarakat SP 1, SP2 dan Jud 1 yang disebut juga dengan SP 3.

“Ini sudah lama sekali pak dari jaman dulu cak inilah, entah sampai kapan keluhan dan mimpi kami diwujudkan pemerintah. Harapan kami juga tidak terlalu muluk, jika tidak mampu membangun jembatan besu, jembatan gantungpun jadilah,” tutupnya (mitra desa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here