Prioritas.co.id.muba – Menjadi tersangka dalam Kasus Tindak Pidana Narkoba dan terancam hukuman berat bukan lah suatu alasan bagi pasangan Fikri (31) bersama pujaan hatinya Eny Susanti untuk menunaikan janji cinta dalam ikatan pernikahan suci yang mereka bina bersama.
Pasangan ini akhirnya mengikat janji suci setelah membacakan ijab kabul didepan penghulu. Dan merekapun resmi sebagai suami istri dan siap menempuh babak baru dalam menjalani mahligai rumah tangga. Pernikahan mereka dilaksanakan dengan sangat sederhana, meski diliputi suasana haru, dan dijaga ketat aparat kepolisian, prosesi pernikahannya berjalan dengan lancar di Masjid Al Muntaha, Komplek Mapolres Muba. Kamis (24/09/2020).
Dihadiri Keluarga terdekat kedua mempelai, Fikri sang mempelai pria terlihat berusaha menampakkan raut wajah gembira. Karena impian untuk mempersunting dara manis yang sekian lama merajut kasih bersama dirinya akhirnya terlaksana. Sejenak, terlihat ia berusaha melupakan status tersangka dengan ancaman hukuman yang tidak ringan yang disandangnya. Meskipun digelar secara sederhana di Masjid Mapolres, Ia tetap terlihat berusaha mensyukuri nya.
Meski sudah resmi menjadi pasangan suami istri, namun keinginannya untuk tinggal bersama istri harus ditunda. Karena Fikri harus menjalani masa hukumannya terlebih dahulu. Setelah usai acara akad nikah, Fikri langsung kembali menghuni Sel tahanan Mapolres Muba.
“Bahagia sekali pak, walaupun saya menikah dengan kondisi seperti ini. Hal ini tetap saya syukuri sebagai karunia Allah kepada saya,” kata Fikri yang tetap berusaha terlihat gembira menyambut pernikahannya.
Kasubbag Humas Polres Muba, Iptu Nazaruddin Bahar, SE, M.Si mewakili Kapolres Muba AKBP Erlin Tangjaya, SH, S.iK mengatakan pihak Polres sudah memberi izin proses akad nikah tersebut.
“Pihak keluarga sebelumnya sudah mengajukan agar Fikri diberikan izin untuk melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya. Setelah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, Alhamdulillah pernikahan tersebut dapat dilaksanakan di Masjid Mapolres” kata Nazar.
Ditambahkan Nazar, izin tersebut merupakan hak normatif berlandaskan kemanusiaan. Polisi dan semua pihak tetap menghormati hak – hak para tahanan.(Dani).
